Tax Amnesty Disahkan, Volume Transaksi SUN Melesat

foto : istimewa

Pasardana.id - Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin kembali mengalami peningkatan, yaitu senilai Rp18,86 triliun dari 36 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan. Volume perdagangan Surat Utang Negara seri acuan yang dilaporkan senilai Rp10,86 triliun. 

Analis fixed income PT MNC Securities, I Made ADi Saputra mengatakan, disahkannya undang -undang tax amnesty di DPR Selasa lalu membuat gairah bertransaksi di SUN.

Obligasi Negara seri FR0073 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp3,53 triliun dari 77 kali transaksi dengan harga rata - rata pada level 109,50% dan tingkat imbal hasilnya sebesar 7,66%.

Sedangkan Sukuk Negara Ritel seri SR007 menjadi Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp821,68 miliar dari 17 kali transaksi dengan harga rata - rata pada level 101,68% dengan tingkat imbal hasil sebesar 7,19%.

Dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,09 triliun dari 38 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan III Adira Finance Tahap III Tahun 2016 Seri B (ADMF03BCN3) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp262 miliar dari 3 kali transaksi.
Obligasi korporasi dengan peringkat "idAAA" dan akan jatuh tempo pada 2 Maret 2019 tersebut diperdagangkan pada harga rata - rata 100,17% dengan tingkat imbal hasil sebesar 9,42%.

Sementara itu, nilai tukar rupiah pada perdagangan kemarin kembali ditutup dengan panguatan pada level 13157,00 per dollar Amerika, menguat sebesar 31,00 pts (0,24%) dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya.
Bergerak pada kisaran 13131,00 hingga 13219,00 per dollar Amerika, nilai tukar rupiah bergerak cukup berfluktuasi dengan kecenderungan mengalami penguatan terhadap dollar Amerika sepanjang sesi perdagangan.
Selain rupiah, hampir keseluruhan mata uang regional mengalami penguatan terhadap dollar Amerika, dengan penguatan terbesar didapati pada Won Korea Selatan (KRW) dan diikuti oleh Ringgit Malaysia (MYR).
Adapun mata uang regional yang mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika adalah Peso Philippina (PHP).