ANALIS MARKET (22/6/2021) : Sentimen Eksternal Berpotensi Jadi Katalis Pergerakan Indeks Hari Ini

Pasardana.id – Riset harian Samuel Aset Manajemen (SAM) menyebutkan, Indeks saham di Amerika Serikat tercatat ditutup menguat pada perdagangan hari Senin (21/6).
Indeks Dow Jones ditutup menguat 1.76%, S&P 500 ditutup menguat 1.40% begitupun NASDAQ menguat 0.79%.
Di Eropa, indeks acuan Euro Stoxx tercatat menguat 0.70% dan FTSE juga menguat 0.64%.
Dari dalam negeri, IHSG ditutup melemah 0.18% pada perdagangan Senin (21/6) kemarin.
Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS tercatat berada pada level Rp 14.427,5.
Sedangkan dari komoditas, minyak WTI dan Brent kompak melemah masing-masing sebesar 0.25% dan 0.12%.
Sementara itu, Nikkei diperdagangan Selasa (22/6) pagi ini, dibuka naik 2.33% dan indeks KOSPI dibuka menguat 0.67%. Di sisi lain, indeks futures US kompak menguat, dengan Dow Jones menguat 0.04%, S&P menguat 0.06% dan Nasdaq menguat 0.05%
Lebih lanjut analis SAM juga menyebutkan beberapa sentiment yang layak dicermati pelaku pasar, antara lain;
1.Dari perkembangan pandemi, Presiden AS Joe Biden menunda tanggal pengiriman 80 juta dosis vaksin virus corona yang akan disumbangkan oleh AS, karena rintangan logistik dan jutaan suntikan oleh AstraZeneca masih dalam tinjauan keamanan. Gedung Putih pada hari Senin mengumumkan daftar negara yang akan menerima 55 juta dosis, termasuk India, Pakistan, Taiwan, Filipina dan Vietnam, setelah sebelumnya merinci tahap pertama 25 juta. Secara total, tiga perempat dari 80 juta akan dikirim melalui Covax, tim yang berupaya dalam pengadaan vaksin yang didukung Organisasi Kesehatan Dunia.
2.Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan akan memperpanjang pemberian insentif berupa diskon pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) pada kendaraan bermotor berkapasitas hingga 1.500 cc ditanggung pemerintah (DTP) dan pajak pertambahan nilai (PPN) pada rumah DTP. Ia mengatakan, pemerintah saat ini memfokuskan APBN pada upaya pemulihan ekonomi dan menangani pandemi Covid-19. Sehingga, perpanjangan dua insentif pajak tersebut dinilai akan berdampak positif pada membaiknya konsumsi masyarakat, yang pada akhirnya berdampak pada sektor otomotif dan properti.
3.Realisasi penerimaan pajak hingga akhir Mei 2021 akhirnya kembali membukukan pertumbuhan positif setelah sejak Januari 2020 terus mengalami kontraksi, bahkan hingga mencapai 19,71% (yoy) pada akhir Desember 2020. Sampai akhir bulan lalu, penerimaan pajak tercatat Rp 459,6 triliun atau tumbuh 3,4% dibandingkan periode sama 2020. Di sisi lain, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati melaporkan, realisasi defisit APBN hingga akhir Mei 2021 sebesar Rp 219,3 triliun atau 1,32% terhadap produk domestik bruto (PDB). Defisit tersebut tumbuh 22,24% jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 179,4 triliun atau 1,16% dari PDB.
“Beragam kondisi tersebut diatas berpotensi jadi katalis pergerakan indeks hari ini,” sebut analis SAM dalam riset yang dirilis Selasa (22/6/2021).
Melalui tulisan ini, kami kembali menyerukan kepada seluruh mitra investasi untuk selalu menjaga kesehatan, mengikuti semua protokol kesehatan, menjaga jarak sosial dan fisik, serta seoptimal mungkin untuk melakukan aktivitas dari rumah. Semoga kita berhasil.