ANALIS MARKET (17/02/2021) : IHSG Berpotensi Terkonsolidasi Cenderung Tertekan

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Reliance Sekuritas menyebutkan, diperdagangan kemarin (16/2), Bursa Asia ditutup mayoritas menguat meskipun bursa Tiongkok masih libur tahun baru imlek. Indeks TOPIX (+0.57%) dan Indeks Nikkei (+1.28%) ditutup naik melewati level psikologis 30000. Refleksi perdagangan menggerakkan aset yang terkait dengan pertumbuhan ekonomi dan harga komoditas.

Adapun IHSG ditutup menguat (+0.35%) dengan naik 22.07 poin ke level 6292.37 dengan saham-saham di sector Keuangan (+0.83%) dan Pertanian (+0.78%) menjadi pendorong penguatan IHSG hingga akhir sesi perdagangan. Meskipun demikian, IHSG bergerak seakan terkonsolidasi menguat dengan saham-saham sektor property (-0.85%) dan Aneka Industri (-0.60%) menekan. Investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih sebesar Rp378.97 miliar dengan saham ICBP, BMRI dan ASII yang menjadi top net sell value.

Investor menanti hasil pertemuan Bank Indonesia pekan ini untuk melihat kebijakan dan prospek suku bunga hingga pertumbuhan pinjaman.

Sementara dari pasar komoditas, harga CPO yang kembali kuat diatas 3500 menjadi optimisme investor pada saham-saham produsen CPO pada perdagangan hari ini.

Di sisi lain, Bursa Eropa membuka perdagangan kemarin (16/2) dengan terkonsolidasi. Indeks Eurostoxx (-0.21%), FTSE (-0.11%), DAX (-0.32%) dan CAC40 (+0.0%) bergerak mixed setelah mengalami kenaikan terpanjang sejak tahun 2003 pada ekuitas global.

Harga Batubara (-2.16%) turun terkoreksi seiring memanasnya tensi geopolitik Australian dan China.

Harga Minyak mentah Brent bertahan mendekati level tertinggi 13 bulan setelah suhu beku melumpuhkan system tenaga di Texas dan mengganggu produksi minyak mentah. Tembaga naik ke level tertinggi sejak 2012 dan timah memperpanjang lonjakannya karena optimisme tentang penurunan risiko akibat pandemi covid-19 yang mulai melambat.

Selanjutnya investor akan menanti hasil pertemuan Menteri keuangan kawasan euro yang akan membahas situasi dan prospek ekonomi hingga risalah Komite Pasar Terbuka Federal dari pertemuan dibulan Januari serta angka penjualan ritel AS yang akan menjadi salah satu trigger pemulihan ekonomi.

Adapun Indeks saham Jepang membuka perdagangan Rabu (17/2) ini dengan terkoreksi setelah alami penguatan yang signifikan sejak pekan lalu. Indeks Nikkei (-0.85%) dan TOPIX (-0.23%) turun mengiringi indeks berjangka AS karena investor mempertimbangkan bagaimana kenaikan imbal hasil obligasi akan berdampak pada aset berisiko.

Harga minyak bertahan sekitar $ 60 per barel di New York karena krisis energi yang semakin dalam akibat cuaca dingin yang membekukan perairan sebagian wilayah di AS melumpuhkan industri perminyakan. Hampir 5 juta orang di seluruh AS jatuh ke dalam kegelapan karena rumah dan bisnis kehilangan energy.

Sektor komoditas logam, tembaga naik ke level tertinggi sejak 2012 dan nikel (+1.28%) memperpanjang penguatan.

“Secara sentiment, IHSG berpotensi terkonsolidasi cenderung tertekan,” sebut analis Reliance Sekuritas dalam riset yang dirilis Rabu (17/02/2021).