ANALIS MARKET (20/2/2020) : IHSG Memiliki Peluang Bergerak Menguat

foto : ilustrasi (ist)
foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan hari Rabu 19/02/2020, IHSG ditutup menguat 41 poin atau 0,71% menjadi 5.928. Sektor aneka industri, industri dasar, keuangan, dan barang konsumsi bergerak positif dan menjadi kontributor terbesar pada kenaikan IHSG kemarin. Investor asing membukukan pembelian bersih sebesar 105 miliar rupiah.

Adapun cerita hari ini akan kita mulai dari;

1.RISALAH THE FED

Pejabat The Fed menyatakan keyakinan pada pertemuan terbaru mereka terkait dengan situasi dan kondisi perekonomian Amerika dan memperkirakan tingkat suku bunga kemungkinan tidak akan berubah untuk sementara waktu. Namun ekspektasi tetap ada, sejauh kami melihat tahun ini ada potensi setidaknya The Fed akan menurunkan tingkat suku bunga setidaknya 1x lagi tahun ini. Menurut The Fed, mereka mencatat bahwa prospek ekonomi telah menjadi lebih kuat dibandingkan dengan bulan December lalu. Mereka mengharapkan pertumbuhan ekonomi terus berlanjut pada kecepatan yang moderat, didukung oleh situasi dan kondisi moneter serta keuangan yang akomodatif. Selain itu situasi dan kondisi saat ini, mereka melihat ketidakpastian telah berkurang, dan sudah menunjukkan tanda tanda stabilisasi dalam pertumbuhan global. Meskipun demikian, memang harus diakui bahwa ketidakpastian masih akan terus menghantui, termasuk kehadiran dari virus corona. Sejauh ini para pejabat The Fed akan terus mengumpulkan informasi lebih lanjut mengenai prospek ekonomi. Namun mereka melihat bahwa sejauh ini kebijakan The Fed sendiri sudah tepat. Selain itu yang terpenting adalah mereka akan tetap flexible apabila situasi dan kondisi yang masuk berubah. Saat ini dana cadangan dari Bank Sentral masih memadai dan berada di posisi $1.66 T, masih diatas level $1.5T.

2.LAGI LAGI PESAN DARI GEORGIEVA

Pada akhirnya IMF menyatakan bahwa Virus Corona saat ini merupakan sumber dari ketidakpastian perekonomian yang paling tinggi dihadapi dunia saat ini. Situasi dan kondisi saat ini berpotensi untuk menggagalkan pertumbuhan ekonomi global yang dimana sebelumnya sudah berada di dalam tekanan dari perang dagang dan proses Brexit. Ini adalah situasi dan kondisi nyata tentang bagaimana pemulihan ekonomi telah berjalan dengan rapuh karena peristiwa yang tidak terduga. Virus ini telah memperlambat pertumbuhan ekonomi China tahun ini dan seberapa cepat perekonomian pulih itu semua tergantung dari para upaya pemimpin dunia untuk bisa menahan penyebaran dengan cepat. Jika gangguan dari virus telah berakhir dengan cepat, kami berharap ekonomi China akan segera bangkit kembali, karena pertumbuhan GDP China akan mengalami penurunan yang cukup dalam pada kuartal pertama tahun ini. IMF juga mengingatkan bahwa wabah yang berlangsung saat ini akan memiliki implikasi yang sangat signifikan bagi perekonomian China dan Global. Dampak global akan diperkuat melalui terganggunya rantai pasokan yang lebih susbtansial dan penurunan kepercayaan investor jika wabah ini terus berlangsung dan menyebar keluar China. Sejauh ini kontribusi China terhadap perekonomian dunia sebesar 19%, berbeda dengan China pada tahun 2000 yang dimana hanya berkontribusi sebesar 8%. Sehingga dampaknya saat ini akan lebih berasa terhadap pertumbuhan ekonomi global.

3.PREDIKSI MORGAN STANLEY

Morgan Stanley memperkirakan perekonomian China melambat karena wabah virus corona pada tahun ini dan terganggunya aktivitas manufaktur di China ketika otoritas menutup beberapa kota yang terkena wabah virus corona, Morgan Stanley memprediksi Pertumbuhan ekonomi China di kuartal pertama kemungkinan akan turun menjadi 3,5% jika penyebaran virus Corona membuat produksi manufaktur tidak segera kembali ke level normal dan memperkirakan produksi manufaktur China kemungkinan hanya maksimal hingga 80% dari level biasanya hingga akhir bulan Februari ini dan baru normal sepenuhnya pada akhir Maret. Kami melihat hal ini berpotensi untuk terjadi, karena sejauh ini kami melihat bahwa pertumbuhan China pada kuartal pertama tahun ini memang akan mengalami penurunan yang cukup dalam. Namun bukan berarti akan terjadi penurunan yang signifikan dalam rentang 1 tahun. Karena Pemerintah China sendiri telah berjanji untuk tetap berusaha memenuhi pertumbuhan ekonomi yang telah dijanjikan sebelumnya. Sebagai informasi, pertumbuhan China tahun lalu merupakan yang paling lambat dalam kurun waktu 3 decade. Economist Intelligence Unit mengatakan situasi dan kondisi yang tidak pasti dapat meningkat dengan cepat apabila wabah virus corona tidak terkendali hingga akhir Maret. Selain itu banyak perusahaan kecil yang menyatakan bahwa mereka tidak akan mampu bertahan untuk melewati kuartal pertama tahun ini ditengah situasi dan kondisi saat ini yang tengah terjadi. Meskipun Pemerintah China berjanji untuk bertahan dan mengejar pertumbuhan ekonomi yang dijanjikan, namun tampaknya akan sulit untuk diwujudkan ditengah situasi dan kondisi saat ini.

“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak menguat dan ditradingkan pada level 5.879-5.969,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Kamis (20/2/2020).