ANALIS MARKET (25/2/2020) : IHSG Berpeluang Bergerak Melemah

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan hari Senin 24/02/2020 kemarin, IHSG ditutup melemah 75 poin atau 1,28% menjadi 5.807. Sektor agrikultur, aneka industri, properti, infrastruktur, barang konsumsi, keuangan, industri dasar, perdagangan, dan pertambangan bergerak negatif dan menjadi kontributor terbesar pada penurunan IHSG kemarin. Investor asing membukukan penjualan bersih sebesar 505 miliar rupiah.

Adapun cerita hari ini akan kita mulai dari;

1.SIAGA 1

Virus Corona kembali beraksi, membuat kekhawatiran serta ketidakpastian global meningkat dengan cepat. Wabah Corona terus melangkah lebih jauh dengan menyebar di wilayah luar China. Italia setidaknya telah melaporkan 6 kematian yang terjadi. WHO mengatakan bahwa kasus baru yang terjadi membuat situasi dan kondisi sangat memprihatinkan saat ini. Tidak hanya di Italia, namun Iran, Afghanistan, Bahrain, dan Kuwait, semuanya melaporkan kasus pertamanya terkait dengan wabah virus corona. Pasar Eropa mengalami penurunan terbesar sejak Juni 2016, S&P 500 juga mengalami penurunan terdalam sejak February 2018, dan imbal hasil US Treasury 10y juga turun ke level terendah sejak 2016. WHO kembali mengatakan bahwa obat percobaan yang dilakukan oleh Gilead Sciences Inc mungkin merupakan satu satunya harapan saat ini. Hingga per hari ini, korban meninggal diseluruh dunia sudah sebanyak 2.624, dengan total kasus sebanyak 79.440. Dari italia sudah melaporkan lebih dari 200 kasus, dan setidaknya ada 6 kematian yang terjadi. Kematian juga terjadi setidaknya 12 orang di Iran. Beralih ke Korea Selatan, kasus yang terinfeksi sudah lebih dari 600 orang dengan 6 diantaranya juga mengalami kematian. Hal inilah yang membuat dunia khawatir bahwa wabah virus korona belum berakhir, dan justru malah semakin kuat yang membuat pertumbuhan ekonomi global mengalami pelemahan, yang dimana berpotensi melambatkan aktifitas ekonomi. WHO juga memberikan peringatan bahwa Negara Negara harus mempersiapkan potensi pandemi, namun saat ini penyakit corona belum sampai ke tahap itu.

2.PRESIDENT XI MEMBERIKAN PERINGATAN

Presiden Xi Jinping mengeluarkan peringatan terkait dengan acara confrensi press pada hari Minggu yang dihadiri oleh lebih dari 170.000 pejabat Pemerintah dan Partai yang berkuasa. Ini adalah kedua kalinya dalam 3 hari, Presiden Xi dan Ketua Partai Komunis mengatakan bahwa ada bahaya wabah di dekat Ibu Kota Pemerintah China. Keamanan dan stabilitas Ibu Kota memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keseluruhan pekerjaan Partai dan Negara. Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional secara resmi telah menerima proposal untuk menunda pertemuan yang diperkirakan akan dimulai pada pekan depan di Aula Besar Rakyat. Pernyataan Xi pada hari minggu kemarin sebagai bagian dari pengarahan yang lebih luas tentang upaya Pemerintah untuk memerangi wabah, yang dimana Presiden Xi menggambarkan bahwa wabah ini merupakan sisi kehidupan yang paling sulit sejak Partai Komunis berkuasa selama 70 tahun yang lalu. Presiden Xi terus berusaha mendesak para pejabat untuk bekerja semampu mereka untuk mencegah dan mengendalikan epidemi.

3.ODOL BUKAN UNTUK SIKAT GIGI

Kebijakan pelarangan penyebrangan bagi kendaraan atau truk dengan kelebihan muatan dan over dimensi (ODOL) yang rencananya akan diberlakukan mulai 1 Mei 2020 menjadi pokok pembicaraan bagi pelaku bisnis. Kami melihat hal tersebut berdampak pada biaya operasional yang dinilai akan meningkat, sehingga berdampak pada harga produk di tangan konsumen. Saat ini banyak pelaku usaha yang menyiasatinya dengan mengoptimalkan muatan hingga overload. Dari sisi keamanan dan keselamatan sebenarnya cukup rentan. Idealnya truk tidak overload dan biaya logistik dapat ditekan, sehingga hal tersebut mempengaruhi biaya logistik mulai dari kuantitas dan kualitas infrastruktur konektivitas. Selama ini infrastruktur yang dibangun belum memberikan dampak besar terhadap penurunan biaya logistik. Hal itu membuat harga produk yang sebelumnya dikirim menggunakan kendaraan yang mengaplikasikan ODOL, menjadi lebih mahal ketika ketentuan pelarangan ODOL diberlakukan.

4.BANK INDONESIA

Bank Indonesia mencermati dampak pertumbuhan ekonomi Indonesia tekait dengan penyebaran virus corona. Epidemi tersebut tentunya akan menggangu perekonomian dalam negeri karena akan menghambat dari sisi volume perdagangan, dan harga komoditas dunia, serta pergerakan aliran modal ke dalam negeri. Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2020 hanya bertengger di level 4,9% atau lebih rendah dari periode sama tahun lalu yaitu 5,07%.

“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak melemah dan ditradingkan pada level 5.744 – 5.850,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Selasa (25/2/2020).