3 Tipe Metode Investasi bag. 2

foto : ilustrasi (ist)

Mari mencoba mengalokasikan uang secara nyata.

Disini, ambil lagi sebagai contoh Bapak A dan Bapak B yang muncul di artikel sebelumnya, mari kita pikirkan bagaimana dan seperti apa distibusi asset yang akan dilakukan oleh kedua orang ini. Masing - masing target hasil diterangkan di penjelasan halaman sebelumnya, maka hasilnya sebagai berikut:

  • Bapak A (Tipe investasi pembangun dana)
    Modal investasi:Rp. 260.000.000
    Jumlah akumulasi investasi tiap bulan :Rp. 3.000.000
    Target hasil :6.4%=tipe investasi yang dikelola secara aktif
  • Bapak B (Tipe investasi dengan pemanfaatan asset/pensiunan)
    Modal investasi:Rp. 2.000.000.000
    Target hasil :4.7%=Tipe standar

Jika kita sesuaikan dengan grafik rupiah di halaman sebelumnya, maka masing-masing modal investasi Mr.A dan Mr.B yang sebaiknya dialokasikan adalah seperti yang tertera dibawah ini :

portfolio mr. A

  • Portofolio Mr.A
    :Rp. 26.000.000 Saham dalam negeri (10%)
    :Rp 0 Obligasi dalam negeri (0%)
    Saham Negara maju (30%): Rp. 78.000.000
    Obligasi Negara maju (20%): Rp. 52.000.000
    Saham Negara berkembang (30%): Rp. 78.000.000
    Obligasi Negara berkembang(10%): Rp. 26.000.000
    Total Rp. 260.000.000

portfolio mr. B

  • Portofolio Mr.B
    :Rp. 4.000.000 Saham dalam negeri (20%)
    :Rp. 0 Obligasi dalam negeri (0%)
    Saham Negara maju (20%): Rp. 400.000.000
    Obligasi Negara maju (30%): Rp. 600.000.000
    Saham Negara berkembang (10%): Rp. 2.000.000
    Obligasi Negara berkembang (20%): Rp. 400.000.000
    Total Rp. 2.000.000.000
    Sama seperti Bapak A dan Bapak B, anda-pun silahkan segera memikirkan distribusi (pembagian) uang seperti apa yang baiknya dilakukan?!

Bagaimana sebaiknya melakukan pembagian pada akumulasi investasi?

Satu hal lagi, mari kita bicara mengenai akumulasi investasi.

Dalam investasi dana, akan ada perbedaan yang besar pada hasil, berkaitan dengan apakah anda melakukan investasi additional (tambahan) atau tidak dan juga sambil melihat panjangnya masa investasi. Bahkan, meskipun di awal saat memulai investasi anda tidak ada uang sampai dengan beberapa ratus juta pun, anda masih bisa melakukan investasi dengan system berkelanjutan dalam akumulasi investasi yaitu sedikit demi sedikit perbulannya, misalnya Rp 1.000.000.

Mengenai akumulasi investasi tiap bulannya, rasio distribusi dana pada dasarnya sesuai dengan apa yang sudah diperlihatkan di lembar ke-2. Namun, tolong perhatikan point-point dibawah ini !

Jika anda banyak mendaftar di beberapa jenis reksadana, dengan minimal top-up adalah Rp. 1.000.000 misalnya. Saat berinvestasi sambil menjaga alokasi asset seperti yang sudah ditampilkan di halaman ke-2, idealnya adalah memutar uang asset dengan akumulasi investasi setiap bulannya sebesar Rp.1.000.000x5(atau x4), dengan begitu anda memerlukan dana surpluss (berlebih) sebesar Rp. 4.000.000 - Rp. 5.000.000 lebih perbulannya. Nyatanya adalah orang yang bisa memutar uang dari pendapatan perbulannya dengan investasi itu tidak banyak.

Seperti halnya Mr.A dan Mr.B dengan tipe investasi yang dikelola secara aktif, apabila anda mengalami hal seperti diatas, meskipun saya mengkombinasikan (menggabungkan) portofolio dengan 5 jenis investasi, saya hanya ada uang Rp. 3.000.000 yang bisa diputar dengan akumulasi investasi perbulannya lalu apa yang sebaiknya anda lakukan?

Oleh karena itu, mari saya perkenalkan dengan beberapa metode yang akan memenuhi kebutuhan anda dari dana akumulasi investasi yang terbatas nilainya tanpa merusak balance dari portofolio.

Mencari produk dengan investasi akumulasi yang bisa dengan dana kurang dari Rp. 1.000.000
Baru-baru ini di Jepang ada internet securities yang menyediakan course agar bisa melakukan top-up dibawah Rp. 1.000.000 (10,000yen) yaitu disebut dengan Dana minimal investasi reksadana di Jepang umumnya minimal top-up atau pembelian selanjutnya adalah 10,000 yen. Jumlahnya belum banyak tetapi akan lebih efektif jika anda mencari perusahaan sekuritas yang menawarkan service seperti ini. Dengan metode ini, keuntungannya adalah sekali anda mendaftar maka otomatis dana akan terakumulasi setiap bulannya di hari yang telah ditentukan.

Membeli bergantian 2 bulan 1kali.
Sebagai contohnya, dengan kalkulasi akumulasi Rp. 2.000.000 perbulannya, jika anda mengkombinasikan portofolio dalam 4 jenis, maka ada metode yaitu dengan membeli secara bergantian seperti Rp. 1.000.000, masing-masing untuk obligasi dalam negeri dan saham dalam negeri di bulan Januari, di bulan Februari Rp. 1.000.000 untuk obligasi Negara berkembang dan obligasi Negara maju atau di bulan Maret obligasi dalam negeri dan saham dalam negeri dan lain sebagainya. Jika begini, point yang tidak bisa disetting dengan akumulasi otomatis adalah point yang sulit tetapi anda masih bisa melakukan akumulasi dengan mempertahankan balance sebanyak mungkin.

Membeli kelas semua asset investasi dengan pace 1x satu tahun atau 1 kali dalam setengah tahun.
Bagi orang yang merasa membeli setiap 2 bulan itu merepotkan! maka ada juga metode dengan membelinya sesuai cycle yang sudah ditetapkan sebelumnya oleh anda seperti 1 tahun atau setengah tahun dan anda mengumpulkan budget akumulasi investasi beberapa bulan.

Dengan metode yang manapun, selama dana yang akan diputar dengan akumulasi investasi perbulannya dibatasi, maka dengan megalokasikan dana dengan bebas pun tidaklah menjadi masalah. Setelah melewati beberapa saat waktu dari saat memulai manajemen investasi, tentu sekali lagi baiknya anda bisa me-review balance keseluruhannya. Mengenai point ini, lain kali akan saya bicarakan, mungkin selanjutnya setelah ini saya akan menjelaskan metode memilih investasi reksadana. Silahkan nantikan!.

Selanjutnya: Memilih Reksa Dana