Memilih Produk Reksa Dana bag.1

foto : ilustrasi (ist)

Berhentilah menjadi orang yang gampang terpengaruh oleh lembaga keuangan!
Pada saat membeli Reksa Dana, pelajari 3 Poin berikut;

Pelajaran 3; Morning Star Flow Practice Money Plan

Banyak orang mempunyai kecenderungan membeli Reksa Dana yang ditawarkan/rekomendasikan oleh perusahaan sekuritas dikarenakan mereka tidak mengerti Reksa Dana seperti apa yang akan dibeli?

Namun hal ini cukup beresiko. Setiap produk yang dijual oleh lembaga keuangan, tidak selalu menjadi produk yang terbaik untuk kita. Jika tidak jeli maka kita akan termakan umpan didalamnya, agar hal seperti ini tidak terjadi, pada kesempatan kali ini dengan menguasai keterampilan yang akan kita pelajari, kita dapat menilai produk yang baik atau tidak.

Tips memilih Reksa Dana yaitu perhatikan 3 hal ini!

Saat ini, Reksa Dana di Jepang saja setidaknya terdapat 4000 produk. Dengan jumlah produk yang begitu banyak, banyak orang yang bingung bagaimana cara memilih yang mana yang baik.

Pada dasarnya, meningkatkan aset Reksa Dana secara konsisten bukanlah hal mudah karena diperlukan kemampuan verbal sang marketing maupun artikel/penjelasan mengenai daya Tarik Reksa Dana.

Namun sebenarnya, ada kunci sederhana yang harus kita kuasai. Selama kita menguasai kunci tersebut, memilih Reksa Dana bukanlah hal yang sulit. Dalam ulasan kali ini, hal yang harus diingat adalah selalu memperhatikan 3 poin pada saat memilih Reksa Dana. Dimana 3 poin tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Cost
  2.  Risk dan Return
  3. Transisi dan Besaran Modal Investasi

Untuk menemukan yang mana yang baik didalam beberapa pilihan produk, sangat penting untuk membandingkan produk berdasarkan dari sudut pandang 3 poin. Yang pertama perbandingan dari sisi Cost, kemudian Risk dan Return, dan yang terakhir Transisi dan Besaran Modal Investasi. Dengan melakukan perbandingan dari berbagai sisi, sehingga kita dapat mengetahui yang mana yang lebih baik.

Berdasarkan 3 poin diatas, berikut penjelasan detail betapa pentingnya memilih Reksa Dana yang sesuai dengan kebutuhan.

COST adalah poin perbandingan yang tidak dapat dihindari

Pada saat memprediksikan kualitas invest di masa mendatang, banyak perhatian orang tersita oleh history Fund Manager, tingkat Risk, performa investasi di periode lalu, dan sebagainya. Tentu saja hal tersebut sangatlah penting, tetapi bagaimanapun juga itu adalah hasil periode lalu. Seberapa teliti pun kita memprediksikan, performa di periode lalu tidak dapat menjamin performa di masa mendatang.

Berbeda dengan prediksi performa dan Risk, pada saat membeli Reksa Dana, kita sebaiknya mengetahui berapa Cost yang dihabiskan tiap tahun. Besaran jumlah Cost nantinya akan berdampak cukup besar pada besaran sisa keuntungan investasi yang akan kita peroleh, sehingga kita tidak boleh mengabaikan hal tersebut. Jadi sebenarnya apa itu Cost?

Cost pada Reksa Dana, dibagi menjadi 2 jenis. Yang pertama adalah Cost pada saat membeli Reksa Dana (Subscription fee), dan yang kedua adalah Cost yang dibayarkan tiap tahunnya setelah membeli Reksa Dana (Biaya Manajemen Investasi, annual fee). Semakin lama periode investasi, jumlah Biaya Manajemen Investasi akan membawa dampak cukup besar pada performa, sehingga pada saat membandingkan produk Reksa Dana, sebaiknya perhatikan juga dari segi Biaya Manajemen Investasi atau annual fee yang dibayarkan tiap tahunnya.

Mencari produk Investasi yang lebih menjanjikan dengan Risk dan Return!

Pertimbangan dalam pemilihan Reksa Dana adalah?pilihlah Risk yang lebih rendah jika dengan tingkat Return sama, atau pilihlah Return yang lebih tinggi jika dengan tingkat Risk sama?. Misalnya jika terdapat 2 Reksa Dana dengan tingkat Return yang naik 8% per tahun, yang pertama dengan tingkat Risk sebesar 10%, dan yang kedua dengan tingkat Risk 8%, maka kita akan tahu yang mana yang sebaiknya kita pilih.

Namun kenyataannya, tidaklah semudah itu. Karena angka dari tiap Risk dan Return pada Reksa Dana yang kita bandingkan akan berbeda-beda.

Maka dari itu, untuk memudahkan dalam membandingkan ragam Reksa Dana, mari kita coba buat dengan pembagian angka Return dibagi dengan angka Risk. Dari hasil ini akan keluar angka yang disebut (Sharpe Ratio), menunjukkan seberapa efisien kah Reksa Dana yang dapat di investasi kan, dimana semakin tinggi angka, maka tingkat efiensi investasi (menjanjikan) makin besar pula.

Jika Sharpe ratio kita hitung, sebut saja reksa dana Iroha vs Nihohe, <Iroha>= 0.80, <Nihohe>= 0.75. jika kedua angka ini kita bandingkan,<Iroha>mempunyai tingkat Efisiensi Investasi yang lebih baik(lihat gambar dibawah). Misalnya, Return 8%, Risk 10%<Iroha>dan Return 6%, Risk8%<Nihohe>, yang mana yang mempunyai Efisiensi Investasi yang lebih baik?

(Note)Risk Free rate adalah hasil pada Investasi Komoditi (Jaminan Modal) yang tidak mempunyai Risk. Saat artikel ini ditulis, pada Maret 2013, karena Risk Free Rate kurang dari 0.5 %, maka tidak dimasukkan dalam perhitungan sederhana diatas.sharpe ratio

(Note)Risk Free rate adalah hasil pada Investasi Komoditi (Jaminan Modal) yang tidak mempunyai Risk. Saat artikel ini ditulis, pada Maret 2013, karena Risk Free Rate kurang dari 0.5 %, maka tidak dimasukkan dalam perhitungan sederhana diatas.

Yang terpenting dalam pemilihan Reksa Dana, tidak hanya melulu terbatas pada baiknya indikasi Return, namun juga pertimbangan dalam memilih produk yang memiliki keseimbangan yang baik antara Risk dan Return. Untuk itu kita harus mengingat poin ini

Mempelajari Tingkat Kestabilan Investasi dengan Transisi dan Besaran Modal Investasi

Bagi Fund Manager yang berinvestasi di Reksa Dana, berapa besar skala dana yang dapat di investasikan adalah menjadi poin yang amat penting. Jika skalanya terlalu kecil, maka Fund Manager tidak dapat membeli saham kembali dan hasilnya performa investasi akan sulit untuk naik. Skala investasi dengan tingkat kestabilan yang baik adalah paling sedikit di skala 100 juta yen atau sekitar 11, 5 milyar rupiah (kurs 1Yen=115 Rupiah). Jika dengan Reksa dana dengan jumlah jenis produk yang banyak (Saham Domestik) misalnya, paling tidak membutuhkan skala produk dengan nilai sekitar 1 Milyar yen atau sekitar hampir 1,2 Trilyun rupiah.

Kemudian, perhatikan pula tempo/ritme/pace uang yang terkumpul dari para investor (maupun dari pembatalan kontrak). Jika modal terkumpul dengan lancar/tanpa kendala berarti, Fund Manager dapat berinvestasi dengan Reksa Dana dengan stabil, dan sebaliknya, jika banyak para investor yang membatalkan kontrak, Fund Manager harus menyiapkan uang untuk membeli kembali unit yang dimiliki oleh investor , dan tidak dapat berinvestasi sesuai yang telah direncanakan.

Sebagai tambahan, dengan banyak modal yang terkumpul dalam satu waktu, bukan berarti kita dapat berinvestasi sesuai dengan rencana yang diinginkan. Alasan utamanya adalah Cost. Jika skala modal bertambah, maka uang yang diinvetasikan untuk 1 saham oleh Funding Manager juga ikut bertambah, sehingga kemungkinan untuk tidak dapat membeli saham pun terkadang sering muncul. Pada saat memutar uang dalam jumlah besar, jika nilai saham tersebut meningkat, nilai tiap satuan saham yang kita beli pun ikut naik, dan akan ditambahkan ke dalam Cost pembelian semua saham.

Berdasarkan alasan tersebut, pada saat memillih reksa dana, pada poin Bab 3, kita perlu memahami lebih dalam mengenai seberapa besar skala modal investasi, signifikasi naik turunnya modal keluar masuk.

Selanjutnya: Memilih Produk Reksa Dana bag.2