ANALIS MARKET (17/7/2025): Indikator RSI Hampir Memasuki Wilayah Overbought
Pasardana.id - Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, Wall Street ditutup menguat pada hari Rabu (16/7/25) dengan Nasdaq Composite mencapai rekor baru di 20.730,49, naik 0,25%.
Dow Jones Industrial Average naik 231,49 poin atau 0,53% menjadi 44.254,78 dan S&P 500 terapresiasi 0,32%.
Penguatan terjadi meskipun pasar panik di tengah hari menyusul laporan Bloomberg bahwa Presiden AS Donald Trump berencana memecat Ketua Federal Reserve Jerome Powell.
Dolar AS sempat melemah, imbal hasil obligasi naik, dan harga emas melonjak, tetapi situasi kembali stabil setelah Trump membantah laporan tersebut, meskipun ia terus mengkritik Powell dengan keras.
-Pasar tetap sensitif terhadap isu independensi The Fed. Kekhawatiran ini juga mendorong indeks volatilitas CBOE ke level tertingginya dalam lebih dari tiga minggu sebelum akhirnya melemah.
-Di sisi korporasi, musim pendapatan kuartal kedua telah dimulai. Goldman Sachs melaporkan lonjakan laba sebesar 22% dan sahamnya naik 0,9%. Bank of America dan Morgan Stanley juga mencatatkan kenaikan laba, tetapi saham mereka masing-masing turun 0,3% dan 1,3%. Johnson & Johnson melonjak 6,2% setelah menurunkan estimasi biaya terkait tarif dan menaikkan prospek penjualan serta laba setahun penuh. Sementara itu, saham semikonduktor melemah menyusul reli sebelumnya yang dipicu oleh berita bahwa Nvidia diizinkan menjual chip H2O ke Tiongkok. Indeks semikonduktor turun 0,4% dari level tertingginya dalam setahun.
SENTIMEN PASAR: Kekhawatiran atas posisi Powell memicu volatilitas pasar yang tajam sebelum mereda. Investor tetap berhati-hati terhadap risiko geopolitik dan arah kebijakan moneter, dengan sentimen terpecah antara data inflasi yang meningkat dan tekanan politik terhadap The Fed. Manajer investasi menilai bahwa data inflasi saat ini masih dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti penurunan persediaan dan penyesuaian harga akibat tarif. Raphael Bostic dari The Fed Atlanta menyatakan bahwa tekanan inflasi dapat meningkat akibat kenaikan tarif impor dan menekankan bahwa The Fed tidak akan memangkas suku bunga tanpa kejelasan lebih lanjut.
TARIF UPDATE: Presiden Trump mengumumkan tarif baru sebesar 19% untuk barang-barang dari Indonesia sebagai bagian dari perjanjian perdagangan bilateral yang berlaku efektif 1 Agustus. Selain itu, Trump mengonfirmasi tarif 200% untuk impor farmasi yang akan diberlakukan akhir bulan ini. Sebelumnya, ia telah mengenakan tarif 25% untuk impor mobil dari Jepang, sehingga total tarif otomotif menjadi 27,5%. Hal ini menjadi perhatian serius bagi Jepang, karena industri otomotif merupakan pilar utama perekonomiannya. Gedung Putih menyatakan bahwa batas waktu 1 Agustus untuk semua tarif baru tidak akan diubah.
PENDAPATAN TETAP & MATA UANG: Imbal hasil obligasi pemerintah AS turun seiring meredanya ketegangan. Imbal hasil obligasi 10 tahun turun 3,6 bps menjadi 4,453%, 30 tahun turun 1 bps menjadi 5,0083%, dan 2 tahun turun 6,7 bps menjadi 3,892%. Dolar AS melemah setelah kekhawatiran terhadap Powell mereda. Indeks dolar turun 0,3% menjadi 98,29. Euro menguat 0,34% menjadi USD 1,1639 dan yen menguat 0,71% menjadi 147,81. Pound juga menguat 0,28% menjadi USD 1,3416 setelah inflasi konsumen Inggris mencapai level tertinggi dalam lebih dari setahun.
PASAR EROPA & ASIA: Indeks MSCI Global naik 0,09% menjadi 921,11. Namun, indeks STOXX 600 pan-Eropa turun 0,57% dipimpin oleh pelemahan di sektor semikonduktor. Di Asia, kekhawatiran meningkat setelah Trump memberi tahu Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba bahwa tarif 25% akan berlaku untuk impor Jepang mulai 1 Agustus. Sebuah survei Reuters menunjukkan bahwa 71% perusahaan Jepang mendesak pemerintah untuk menyusun anggaran tambahan untuk meredam dampak tarif dan kenaikan harga. Jepang diperkirakan akan menghadapi tekanan fiskal tambahan karena pengeluaran baru akan dipantau secara ketat, sementara imbal hasil obligasi jangka panjang mulai meningkat tajam.
-Perusahaan-perusahaan Jepang juga menyerukan stimulus dalam bentuk deregulasi, pemotongan pajak penjualan, dan subsidi untuk rumah tangga dan bisnis. Perdana Menteri Ishiba mengusulkan bantuan tunai, sementara oposisi menyerukan penghapusan pajak penjualan. Dalam survei tersebut, hanya 14% yang setuju untuk mendanai stimulus dengan penerbitan obligasi pemerintah.
KOMODITAS: Harga emas sempat melonjak 1,6% tetapi berakhir naik 0,78% menjadi USD 3.348,20 per ons setelah Trump membantah rencana memecat Powell.
-Minyak WTI AS turun 0,21% menjadi USD 66,38 per barel dan BRENT turun 0,28% menjadi USD 68,52. Penurunan tersebut didorong oleh meningkatnya persediaan bahan bakar AS dan kekhawatiran tentang dampak ekonomi dari kebijakan tarif, meskipun terdapat tanda-tanda penguatan permintaan.
AGENDA EKONOMI HARI INI:
-Data penjualan ritel AS (Juni)
-Rilis Beige Book Federal Reserve
-Laporan Klaim Pengangguran Awal Mingguan
-Laporan inflasi final Zona Euro
-Pidato pejabat ECB dan The Fed (Bostic, Williams)
INDONESIA: Bank Indonesia secara tak terduga memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 5,25% sebagai respons terhadap perlambatan pertumbuhan kredit perbankan, yang turun menjadi 7,77% pada Juni 2025, terendah sejak Juni 2023. Inflasi yang terkendali dan nilai tukar rupiah yang stabil menjadi alasan di balik pelonggaran kebijakan tersebut. BI juga bertujuan untuk mendorong pertumbuhan UMKM, yang sangat sensitif terhadap suku bunga. Selain itu, BI mendorong perbankan untuk mengalihkan dana yang tersimpan di SBI ke kredit guna memperkuat intermediasi dan pemulihan ekonomi.
-Setelah 10 tahun negosiasi, Indonesia dan Uni Eropa sepakat untuk menyelesaikan IEU-CEPA pada kuartal ketiga tahun 2025. Perjanjian ini akan menghapus tarif pada 80% produk Indonesia dan mendorong ekspor di sektor CPO, tekstil, perikanan, dan otomotif. Ekspor ke Uni Eropa diproyeksikan meningkat sebesar 50% dalam tiga tahun, meskipun kepatuhan terhadap standar lingkungan dan rantai pasok tetap diperlukan. IEU-CEPA merupakan terobosan signifikan di tengah ketegangan perdagangan global, tetapi implementasi domestik dan kepatuhan terhadap standar Uni Eropa tetap menjadi tantangan utama.
INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG): ditutup pada level 7.192, naik 51,55 poin / +0,72% meskipun terdampak oleh Aksi Jual Bersih Asing sebesar Rp1,10 triliun (seluruh pasar). Nilai tukar RUPIAH berada di level 16.264, semakin melemah terhadap USD. Namun, faktor-faktor tersebut belum cukup untuk menahan penguatan IHSG, yang berhasil menembus resistance kritis di level 7.150, sehingga memungkinkannya mencapai target 7.200 (intraday high: 7.216,81). Secara teknikal, indikator RSI hampir memasuki wilayah overbought, dan IHSG akan memasuki area target (akhir tahun) di kisaran 7.275–7.325.
“Oleh karena itu, kami sarankan untuk kembali menerapkan Trailing Stop pada portofolio Anda,” sebut analis Kiwoom Sekuritas dalam riset Kamis (17/7).

