ANALIS MARKET (17/6/2025): IHSG Diproyeksi Tertekan
Pasardana.id - Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, Wall Street ditutup lebih tinggi pada hari Senin (16/6/25), didorong oleh jatuhnya harga minyak dan harapan akan berakhirnya PERANG ISRAEL-IRAN, yang sebelumnya telah meningkatkan kekhawatiran atas inflasi energi.
Nasdaq memimpin kenaikan dengan lonjakan 1,52%, S&P 500 naik 0,94%, dan DowJones naik 0,75% menjadi 42.515,09. Ini adalah kenaikan harian terkuat Nasdaq sejak 27 Mei.
Investor menanggapi positif laporan bahwa IRAN dikatakan telah meminta Qatar, Arab Saudi, dan Oman untuk mendesak PRESIDEN AS DONALD TRUMP agar menggunakan pengaruhnya terhadap ISRAEL untuk menyetujui gencatan senjata.
Namun, Teheran secara resmi membantah laporan tersebut, dan Iran bahkan mengancam akan menutup Selat Hormuz sebagai tanggapan atas serangan Israel, menurut Komandan Garda Revolusi Iran Sardar Esmail Kowsari.
Sekadar informasi, Selat Hormuz merupakan jalur distribusi 20% minyak dunia, khususnya ke Eropa.
Kawasan ini mengimpor minyak dan gas alam cair (LNG) dalam jumlah besar dari negara-negara seperti Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab, yang sebagian besar melewati Selat tersebut.
Sektor Teknologi dan Layanan Komunikasi memimpin kenaikan di S&P, sementara sektor Utilitas menjadi yang berkinerja terburuk. Philadelphia Semiconductor Index naik 3,03%, dipimpin oleh lonjakan saham AMD sebesar 8,81% setelah Piper Sandler menaikkan target harganya.
Saham U.S. Steel naik 5,1% setelah Trump menyetujui akuisisi perusahaan tersebut senilai USD 14,9 miliar oleh Nippon Steel.
SENTIMEN PASAR: Para pemimpin G7 bertemu di Kanada di tengah ketegangan atas tarif perdagangan AS. Perdana Menteri Kanada Mark Carney menekankan pentingnya mempromosikan perdamaian dan keamanan, tetapi juga memperingatkan bahwa Kanada dapat membalas jika tarif AS atas baja dan aluminium tidak dicabut. Masih belum ada kejelasan apakah Presiden Trump akan menandatangani pernyataan G7 yang menyerukan de-eskalasi konflik Israel-Iran.
FED TETAP BERSIAP? Menjelang keputusan suku bunga Fed pada hari Rabu, indikator ekonomi utama seperti: data penjualan ritel AS (Mei) dan survei manufaktur Empire State akan menjadi pembuka. Ekspektasi pasar terhadap sikap dovish telah meningkat setelah serangkaian data inflasi yang mereda, tetapi BARCLAYS memperingatkan bahwa tekanan harga dari tarif belum sepenuhnya terasa. Barclays percaya bahwa inflasi Mei yang rendah—seperti CPI inti yang hanya naik 0,13% dan PCE inti yang diproyeksikan hanya 0,15%—bersifat sementara, karena bisnis akan mulai membebankan biaya tarif kepada konsumen, terutama mulai musim gugur ini. Barclays memperkirakan FEDERAL RESERVE akan menahan suku bunga dan menyajikan proyeksi ekonomi terkini yang mengindikasikan hanya satu kali penurunan suku bunga tahun ini, inflasi lebih tinggi, dan pertumbuhan PDB lebih rendah untuk tahun 2025. Meskipun lembaga seperti Citi memperkirakan penurunan 125 bps mulai September, Barclays mempertahankan bahwa Fed akan tetap sabar dan bersikap hawkish karena tekanan harga dari tarif belum sepenuhnya tercermin.
PENDAPATAN TETAP & MATA UANG: Imbal Hasil US TREASURY sempat turun setelah berita bahwa Iran membuka saluran diplomatik, tetapi naik lagi menjelang rilis data ekonomi. Imbal hasil US Treasury 10 tahun naik menjadi 4,456% dari 4,424% pada akhir minggu lalu. Pasar sekarang menunggu hasil RAPAT FOMC yang dimulai hari ini dan berakhir Rabu malam waktu AS (Kamis pagi WIB). The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya di sekitar 4,5%, tetapi pasar fokus pada apakah akan ada sinyal penurunan suku bunga tahun ini. Data inflasi yang menurun, pasar tenaga kerja yang melemah, dan tekanan politik dari Presiden Trump meningkatkan ekspektasi bahwa Federal Reserve akan melunakkan sikap agresifnya. Survei pasar saat ini memproyeksikan dua kali penurunan suku bunga masing-masing sebesar 25 bps pada akhir tahun 2025.
PASAR EROPA & ASIA: Kondisi pasar global membaik. MSCI WORLD INDEX naik 1,09% setelah pasar AS dibuka dan tetap kuat sepanjang hari, ditutup naik 0,88%. Indeks EUROPE STOXX 600 juga menguat, dipimpin oleh rebound pada saham Pariwisata & Energi, sementara saham unggulan kawasan TELUK dan CINA juga menguat setelah data menunjukkan penjualan ritel dan output industri China tumbuh seperti yang diharapkan, ditambah tingkat pengangguran turun 0,1% pada bulan Mei menjadi 5,0%. Bank sentral JEPANG akan mengadakan pertemuan hari ini dan diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada 0,5%, dengan kemungkinan sinyal pengetatan akhir tahun ini. Ada juga spekulasi bahwa BOJ (Bank Jepang) akan memperlambat penerbitan obligasi pemerintahnya mulai tahun fiskal berikutnya. Sementara itu, bank sentral NORWEGIA & SWEDIA juga akan bertemu minggu ini, dengan Swedia diperkirakan akan memangkas suku bunga. SWISS National Bank akan bertemu hari Kamis dan diprediksi akan memangkas suku bunga setidaknya 25 bps menjadi 0%, bahkan mungkin ke wilayah negatif karena menguatnya franc Swiss. Bank of ENGLAND & People’s Bank of CHINA (termasuk RAPAT DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA) juga termasuk di antara bank sentral yang dijadwalkan untuk memutuskan suku bunga minggu ini.
KOMODITAS: Harga minyak turun lebih dari 1% karena kekhawatiran geopolitik mereda. BRENTditutup pada USD 73,23 / barel. Sementara itu, harga EMAS turun 1,38% menjadi USD 3.384,97 / ons karena berkurangnya permintaan safe-haven di tengah membaiknya sentimen pasar.
INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN melemah sebesar 48,47 poin / -0,68% ke level 7.117,6, mulai menembus dua support terdekat yang krusial: MA10 & MA20 dalam kisaran 7.140 –7.135; yang telah mendukung tren naik sejak April. Nilai tukar RUPIAH tetap stabil di kisaran 16.252/USD.
“Kami kembali mengingatkan bahwa posisi IHSG saat ini semakin mendesak investor/trader untuk mengurangi posisi portofolionya. Support berikutnya: level psikologis 7.000,” sebut analis Kiwoom Sekuritas dalam riset Selasa (17/6).

