ANALIS MARKET (25/6/2026): Volatilitas IHSG Masih Tinggi

Pasardana.id - Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, Wall Street ditutup lebih tinggi pada hari Selasa (24/6/25), didorong oleh euforia pasar atas gencatan senjata yang dicapai antara Iran dan Israel, serta pernyataan dovish dari Ketua Federal Reserve, Jerome Powell.
Dow Jones Industrial Average naik 507,24 poin atau 1,19% menjadi 43.089,02, S&P 500 naik 1,11% mendekati rekor penutupan 19 Februari; sementara Nasdaq Composite melonjak 1,43%.
Nasdaq 100 membukukan rekor penutupan tertingginya, dengan sektor Teknologi memimpin kenaikan, sementara Energi berubah merah karena penurunan 1,5%.
Tesla anjlok 2,4%, sementara saham pertahanan mundur secara berurutan: Lockheed Martin terkoreksi 2,6%, RTX Corp melemah 2,7%. -Kondisi geopolitik juga mendukung reli saham, karena investor menyambut baik deklarasi gencatan senjata oleh Presiden AS DONALD TRUMP meskipun ia sendiri kemudian mengkritik karena pelanggaran dari kedua belah pihak hanya beberapa jam setelah pengumuman.
Trump bahkan menyatakan bahwa Israel merespons secara berlebihan, sementara Iran membantah meluncurkan rudal dan menuduh Israel melanjutkan serangan melewati batas waktu gencatan senjata.
Indeks volatilitas VIX turun di bawah 18, level terendah sejak awal konflik.
Pasar ekuitas global, termasuk MSCI World Index, mencapai rekor tertinggi baru.
SENTIMEN PASAR: Pasar menyambut baik gencatan senjata antara Iran dan Israel sebagai tanda berkurangnya risiko konflik lebih lanjut di Timur Tengah. Meskipun upaya perdamaian di kawasan itu masih rapuh dengan pelanggaran langsung, investor melihat suasana relatif lebih tenang & lebih terkendali. Reli tersebut juga didukung oleh prospek inflasi yang lebih terkendali karena turunnya harga minyak dan ekspektasi bahwa The Fed dapat lebih fleksibel pada kebijakan suku bunga. Michelle Bowman, salah satu anggota FOMC yang dikenal hawkish, mengejutkan pasar dengan menyatakan dia terbuka untuk mendukung penurunan suku bunga pada bulan Juli jika tekanan inflasi tetap terkendali. Ini melengkapi pandangan dovish sebelumnya dari Christopher Waller. Namun, di sisi lain, Ketua FEDERAL RESERVE Jerome Powell mengisyaratkan bahwa ia akan menolak seruan untuk memangkas suku bunga paling cepat pada bulan Juli, dengan menyatakan bahwa ekonomi AS masih “solid” dan bahwa dampak perang dagang Presiden Donald Trump dan perubahan kebijakan lainnya masih “tidak pasti”.
INDIKATOR EKONOMI: Indeks kejutan ekonomi AS dari Citi kini tercatat di wilayah negatif, mencerminkan data ekonomi yang cenderung meleset dari ekspektasi. Kepercayaan konsumen AS juga menurun, dengan pesimisme tentang pasar tenaga kerja mencapai titik terendah sejak Maret 2021.
PENDAPATAN TETAP & MATA UANG: Imbal Hasil US TREASURY turun secara menyeluruh, dengan imbal hasil obligasi 10 tahun turun menjadi 4,285%, dan imbal hasil 2 tahun turun menjadi 3,806%. Sementara itu, lelang obligasi 2 tahun senilai USD 69 miliar mendapat respons positif. -DOLAR AS melemah untuk hari ketiga berturut-turut, menyebabkan EURO menguat ke USD 1,1640, tertinggi sejak Oktober 2021. Dengan INDEKS DOLAR (DXY) turun 0,30% ke 97,94, Dolar juga melemah 0,88% terhadap YEN Jepang ke 144,80, dan turun 0,90% terhadap FRANC Swiss ke 0,80515.
PASAR EROPA & ASIA: Saham EROPA naik 1,11%, menandai kenaikan harian terbesar dalam lebih dari sebulan dan mencapai tertinggi satu minggu. Sektor Teknologi dan Komunikasi mendominasi kenaikan, sementara Energi tertahan karena koreksi harga minyak. -Di ASIA, MSCI Asia Pacific Index (tidak termasuk Jepang) naik 2,4%, mencapai level tertinggi sejak Januari 2022. Bursa pasar berkembang juga membukukan reli yang kuat, mengikuti momentum global pasca gencatan senjata Iran-Israel. Pemerintah Thailand menutup semua penyeberangan perbatasan darat ke KAMBOJA sebagai respons terhadap meningkatnya ketegangan perbatasan. Langkah tersebut, yang diumumkan oleh militer Thailand, dilaksanakan untuk keamanan nasional menyusul bentrokan yang menewaskan seorang tentara Kamboja. Penutupan tersebut berlaku untuk semua kendaraan dan individu di tujuh provinsi perbatasan, kecuali untuk keperluan darurat atau kemanusiaan. Hubungan antara kedua negara memburuk dengan sanksi timbal balik, termasuk Kamboja yang menghentikan impor bahan bakar. Langkah ini juga bertujuan untuk mengekang pusat penipuan ilegal di Kamboja yang disorot oleh Perdana Menteri Thailand.
KOMODITAS: harga MINYAK MENTAH turun tajam untuk hari kedua berturut-turut setelah sebelumnya melonjak ke level tertinggi lima bulan menyusul serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran. Secara keseluruhan, harga minyak telah turun 18% dari puncak minggu lalu dan sekarang lebih dari 20% lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Meski begitu, harga minyak mentah AS telah naik tipis dari level penutupan Selasa setelah American Petroleum Institute (API) melaporkan penurunan yang jauh lebih besar dari yang diharapkan dalam persediaan minyak mentah domestik mingguan. Minyak mentah WTI AS berjangka, patokan minyak AS, terakhir diperdagangkan pada USD 65,03/barel setelah laporan tersebut, pulih dari penurunan USD 4,14 atau 6% menjadi USD 64,37 per barel. Harga minyak telah turun secara signifikan karena investor mulai menghapus premi risiko perang dari harga setelah perjanjian gencatan senjata Israel-Iran, yang meredakan spekulasi gangguan pasokan di Timur Tengah. Dukungan lain untuk harga datang dari data domestik AS, yang menunjukkan persediaan minyak mentah turun sekitar 4,3 juta barel untuk minggu yang berakhir pada 21 Juni, menyusul penurunan 10,1 juta barel pada minggu sebelumnya, menurut data API — jauh melebihi ekspektasi pasar untuk penurunan 600.000 barel. Trump juga menyatakan bahwa CHINA sekarang dapat terus membeli minyak dari IRAN setelah gencatan senjata Israel-Iran, meskipun Gedung Putih mengklarifikasi bahwa ini tidak sama dengan keringanan sanksi AS. Pernyataan tersebut selanjutnya memicu penurunan harga minyak karena dianggap sebagai sinyal bearish lainnya untuk pasar energi. Trump juga menekankan bahwa Iran tidak berusaha menutup Selat Hormuz, rute vital impor minyak Tiongkok, sembari mendesak negara lain untuk membeli minyak AS alih-alih melanggar sanksi dengan membeli dari Iran. -Harga EMAS juga terkoreksi: emas spot turun 1,34% menjadi USD 3.323,49/oz, sementara emas berjangka AS terdepresiasi 1,5% menjadi USD 3.298,40.
INDONESIA: Country Director Bank Dunia untuk Indonesia, Carolyn Turk, menyatakan bahwa ketidakpastian global dapat mengganggu perekonomian domestik. Ia menekankan perlunya percepatan reformasi struktural seperti deregulasi, perbaikan iklim usaha, dan peningkatan investasi swasta. Agenda-agenda ini juga menjadi fokus pemerintahan Presiden Prabowo. Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini hanya 4,7%, melambat akibat berkurangnya belanja pemerintah dan investasi. -Presiden Rusia Vladimir Putin menyambut baik kerja sama Indonesia dan Rusia di berbagai sektor. Di Istana Konstantinovsky, St. Petersburg, Kamis lalu, Putin mengapresiasi peningkatan signifikan perdagangan kedua negara yang mencapai USD 4,3 miliar atau sekitar Rp 70,3 triliun. Dalam 4 bulan pertama tahun ini, volume perdagangan bilateral naik hingga 40%.
INFORMASI LAIN & AGENDA EKONOMI HARI INI:
-Data PDB Q1 AS final akan dirilis Kamis
-Data inflasi PCE AS, belanja konsumen, dan data pendapatan akan dirilis Jumat
-Indeks keyakinan konsumen AS menurun pada bulan Juni; Data neraca transaksi berjalan Q1 menunjukkan defisit USD 450 miliar, rekor tertinggi
-KTT NATO dimulai hari ini di Belanda
-Data IHP Jasa Jepang bulan Mei akan dirilis hari ini -Pidato pejabat Bank of England
-Testimoni berkelanjutan dari Jerome Powell di hadapan Senat AS.
INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN diperkirakan akan mencoba menanjak lagi hari ini, setelah kemarin mencatat lonjakan 82 poin / +1,21% ke level 6.869,17, meskipun mengempis dari tertinggi intraday di 6.925. Dengan nilai tukar Rupiah yang stabil kembali ke angka 16.290 / USD, sentimen positif sekali lagi tertangkap, yang mungkin juga berkontribusi positif terhadap sentimen pasar hari ini.
Menyikapi beragam kondisi tersebut, analis Kiwoom Sekuritas memperkirakan target terdekat adalah tertinggi kemarin di 6.925, hingga level psikologis 7.000.
"Investor/pedagang masih diingatkan untuk tidak secara agresif menambah pembelian, mengingat volatilitas kemungkinan akan tetap tinggi ke depannya." sebut analis Kiwoom Sekuritas dalam riset Rabu (25/6).
Sekadar informasi, investor asing kemarin masih mencatatkan jual bersih (net sell) senilai Rp928,88 miliar (seluruh pasar), belum ada tanda-tanda beli bersih sepanjang pekan ini karena investor asing konsisten melepas saham-saham di Indonesia dengan total penjualan mencapai Rp5,84 triliun.