Kemendag Dorong Pengembangan Ekspor Potensi Pangan Nasional

Pasardana.id - Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan menilai potensi ekspor pangan Indonesia sangat melimpah.
Oleh karena itu, potensi tersebut harus dikembangkan dan diekspor.
“Sangat banyak sekali jenis bahan pangan yang kita hasilkan. Semuanya bisa saja diekspor. Jadi bukan hanya terbatas pada mie instan, kakao atau kopi, tetapi semua produk pangan bisa saja diekspor," kata Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga, lewat siaran persnya pada Selasa (25/8/2020).
Menurut Jerry, jenis pangan Indonesia sangat beragam mulai dari padi-padian, ikan, kacang-kacangan hingga sagu-saguan. Kuncinya, menurut dia, inovasi dalam semua aspek baik pengolahan, pemasaran, kemasan, dan sebagainya.
Dalam pengolahan, kata dia, produk harus mengikuti standar yang diterapkan negara sasaran ekspor. Sebuah negara bisa saja menetapkan standar kesehatan, ekologis dan sebagainya yang harus dipenuhi pengimpor.
Dalam pemasaran, misalnya pendekatan-pendekatan marketing harus dilakukan secara komprehensif mulai dari pameran, business matching, dan iklan.
Dalam pengemasan juga harus bisa memenuhi standar dan ekspektasi konsumen agar menarik serta meningkatkan nilai tambah.
Jerry mengatakan, bahwa Kementerian Perdagangan memberikan fasilitasi bagi inovasi-inovasi dalam pengembangan produk ekspor.
“Sesuai dengan tupoksi kami, bahwa dalam hal ekspor kita ini ada di hulu. Untuk produksi atau di hulu, ada di kementerian lain seperti kementerian perindustrian, pertanian, kemenkopUKM dan sebagainya. Kami memberikan fasilitasi dalam pemasaran dan kemudahan-kemudahan perdagangan lainnya,” ujarnya.
Selain itu, mantan anggota Komisi I DPR tersebut menekankan pentingnya perjanjian perdagangan dalam menunjang ekspor produk pangan.
“Perjanjian perdagangan itu penting sekali dalam memperluas akses produk-produk Indonesia, termasuk produk pangan, baik yang mentah maupun sudah olahan. Dengan perjanjian perdagangan tarif masuk produk dari Indonesia akan diberikan keringanan atau bahkan bisa nol persen. Nah dari situ secara harga kita bersaing," tuturnya.
Jerry pun menyadari bahwa meningkatkan ekspor pangan adalah tantangan tersendiri. Sektor pertanian dan pangan biasanya lebih proteksionis dibandingkan dengan sektor lain.
Menurutnya ini terjadi di semua negara karena sektor pangan biasanya menyangkut kepentingan yang sangat kompleks. Tetapi hal itu tidak berarti tidak bisa diatasi.
Hal ini karena selain keunggulan kompetitif juga ada keunggulan komparatif Indonesia yang diakibatkan oleh faktor tanah dan iklim.
“Misalnya saja produk gandum, Indonesia memang harus impor karena memang kita tidak bisa menanam sendiri secara optimal. Produk Indonesia juga banyak yang punya keunggulan komparatif, buah-buahan misalnya. Banyak buah-buah yang hanya bisa hidup di iklim tropis atau bahkan endemik Indonesia. Jadi itu bisa jadi modal tersendiri bagi kita,” ujarnya.
Jerry berpesan agar keunggulan komparatif tidak melenakan produsen Indonesia karena keunggulan kompetitif tetap memegang kunci.
Ia ingin agar inovasi dilakukan sebaik mungkin agar secara kualitas dan kuantitas, produk Indonesia bisa memenuhi ekspektasi negara-negara pengimpor.