Raker Kemendag: Optimalkan Peran Ekonomi Digital di Sektor Perdagangan

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Di era ekonomi digital saat ini, Kementerian Perdagangan mendorong pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam merumuskan dan menjalankan kebijakan pemerintah di sektor perdagangan. Hal tersebut dituangkan dalam Rapat Kerja (Raker) Kemendag 2018 yang mengambil tema "Akselerasi Perdagangan di Era Ekonomi Digital".

Tema tersebut diangkat untuk menentukan strategi dan melakukan terobosan dalam melaksanakan mandat Presiden serta memenangkan persaingan di era ekonomi digital. Raker berlangsung mulai hari ini (Rabu, 31/1/2018) hingga 2 Februari 2018 di Hotel Borobudur, Jakarta.

"Kehadiran ekonomi digital sebagai bagian dari Revolusi Industri 4.0 menjadi fokus perhatian dunia karena telah membawa perubahan besar dalam pola perdagangan saat ini. Ekonomi digital telah membuka peluang baru dalam bidang perdagangan, serta menjembatani kepentingan produsen, konsumen, dan pasar tanpa dibatasi ruang dan waktu. Untuk itu, kebijakan terpadu sangat dibutuhkan agar pengembangan ekonomi digital dapat menjadi stimulus bagi pertumbuhan ekonomi nasional," kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.

Pada tahun 2015, nilai ekonomi digital telah mencapai US$3,5 triliun atau 4% dari Produk Domestik Bruto (PDB) dunia. Nilai ini diprediksi meningkat sebesar 11% per tahun dalam lima tahun ke depan. Untuk meningkatkan kinerja perdagangan nasional, kata Mendag Enggar, Kemendag menyelaraskan tiga mandat Presiden di bidang perdagangan dengan teknologi informasi dan komunikasi. Ketiga mandat tersebut adalah menjaga ketersediaan dan stabilisasi harga bahan pokok dan barang penting serta mengutamakan penyerapan produksi dalam negeri, meningkatkan ekspor dan menjaga neraca perdagangan, serta membangun dan merevitalisasi pasar rakyat.

Dalam mendukung stabilisasi harga dan pasokan bapok, Kemendag meyakini basis data secara daring dan real-time merupakan kunci perumusan kebijakan stabilisasi harga yang efektif.

"Kemendag terus menyempurnakan aplikasi daring perdagangan yaitu Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP), Sistem Informasi Perizinan Terpadu (SIPT) di bidang perdagangan dalam negeri, dan Sistem Pasar Lelang Komoditas Gula Kristal Rafinasi," kata Mendag Enggar.

SP2KP merupakan sistem pemantauan harga bapok yang memonitor pergerakan harga secara terus menerus dan realtime di 34 propinsi di Indonesia. SP2KP berisi informasi rata-rata harga 19 kebutuhan pokok dan 9 barang penting di 34 ibukota propinsi. Sementara itu, untuk mendukung pemasaran produk dalam negeri di pasar global, Kemendag berupaya memfasilitasi pemasaran produk-produk Usaha Kecil dan Menengah (UKM) melalui laman pemasaran daring (marketplace) tingkat global dan nasional.

Kehadiran laman pemasaran daring ini diharapkan dapat menjadi ruang pamer virtual produkproduk dalam negeri untuk menembus pasar global.

"Kita juga harus terus aktif melanjutkan kampanye positif atas produk-produk Indonesia, termasuk di dunia maya untuk membangun citra positif produk Indonesia," kata Mendag Enggar.

Kemendag menargetkan pada tahun 2018, pembangunan dan revitalisasi pasar dapat ditingkatkan melalui pemanfaatan teknologi digital. Beberapa terobosan yang dapat dilakukan adalah peningkatan kualitas manajemen pengelolaan pasar rakyat melalui pemanfaatan teknologi digital. Hal tersebut dilakukan untuk mengelola data pedagang, harga dan stok, hingga pertukaran informasi antar-pasar rakyat.