Lobi Ekonomi, Mendag Ke Tiongkok Naikan Nilai Ekspor Dalam Negeri

Pasardana.id - Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita melakukan kunjungan kerja ke Tiongkok sebagai upaya untuk melakukan lobi terhadap syarat dan proses nilai ekspor Indonesia.
Dalam kunjungan tersebut, Mendag melakukan kesepakatan dengan Minister of General Administration of Custom China (GACC) Ni Yuefeng, dimana kedua pihak sepakat membentuk joint working group. Lewat pendekatan tersebut, nilai ekspor Indonesia diyakini akan meningkat.
"Dengan pendekatan yang dilakukan dan persetujuan dari GACC, maka diharapkan dapat meningkatkan ekspor sekitar US$ 1 miliar," ujar Enggar dalam siaran pers yang diterima, Selasa (23/7/2019).
Enggar mengatakan, pemerintah mengharapkan agar Tiongkok memberi kemudahan atas ekspor sarang burung walet, buah-buahan tropis seperti nanas, buah naga, alpukat, durian, serta produk perikanan.
"Salah satu kendala yang menghambat laju ekspor berbagai komoditas tersebut adalah lamanya proses verifikasi yang dilakukan oleh GACC," terang Enggar.
Tak hanya sarang burung walet, berbagai buah-buahan Indonesia juga masih mengalami kesulitan untuk memasuki pasar Tiongkok. Hingga kini, tercatat hanya lima jenis buah-buahan Indonesia yang bisa diekspor ke Tiongkok.
"Bandingkan dengan Thailand yang mencapai 20 jenis. Malaysia dan Vietnam juga jauh di atas kita," tambah Enggar.
Sebagai langkah konkret, lanjut Enggar, nanas dan buah naga yang sudah sekian lama verifikasinya akan segera dipercepat sehingga tidak lama lagi ekspor kedua buah itu bisa segera terealisasikan. Selain itu, jenis buah lainnya seperti mangga, durian, alpukat, rambutan juga masuk dalam daftar yang segera diproses.
Menurut Mendag, saat ini ekspor sarang burung walet Indonesia baru mencapai 70 ton per tahun. Jumlah itu kurang dari setengah kuota yang ditetapkan Tiongkok sebanyak 160 ton per tahun.
Sementara, jika dibandingkan dengan kapasitas produksi yang mencapai 1.600 ton per tahun, ekspor ke negara pengonsumsi sarang burung walet terbesar di dunia itu sangatlah kecil.
Tak hanya minim dari segi jumlah. Dari sisi nilai tambah pun, ekspor sarang burung walet belum banyak diraih Indonesia. Pasalnya, Indonesia baru bisa mengekspor sarang burung walet mentah.
Mendag juga mengajak pemerintah Tiongkok untuk mengatasi penyelundupan sarang burung walet yang selama ini terjadi melalui Malaysia, Vietnam dan Hong Kong.
Dalam kunjungan kali ini, Enggar juga mengajak para importir makanan minuman Tiongkok untuk berinvestasi di Indonesia. Hasil produksinya die kspor kembali ke Tiongkok, negara-negara ASEAN, dan Australia.
Pengamat perdagangan internasional Universitas Indonesia (UI), Fithra Faisal menilai, langkah Mendag mengunjugi Tiongkok untuk mendorong ekspor sejumlah komoditas merupakan tindakan tepat.
"Namun, pemerintah mesti cermat dalam melakukan negosiasi dagang dengan Tiongkok karena negara tersebut biasanya juga akan menawarkan produknya untuk dijual ke Indonesia sebagai timbal balik," kata Fithra.
Menurut Fithra, Tiongkok merupakan negara aliansi strategis di masa depan. Negara tersebut, diprediksi akan mengalihkan jaringan produksinya ke Asia, terutama Asia Tenggara.
"Mengingat, saat ini Amerika Serikat (AS) sudah menjadi rival perdagangan Tiongkok. Dengan demikian, Tiongkok diprediksi akan terkonsentrasi pada Asia dalam membuat jaringan produksi," tandas Fithra.