ANALIS MARKET (03/11/2017) : IHSG Bergerak Cenderung Positif Hari Ini

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Riset harian Kiwoom Sekuritas memperkirakan, indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak cenderung positif hari ini, seiring kembali berlanjutnya tren naik IHSG setelah keluarnya kinerja keuangan 9M 2017.

Riset juga menyebutkan beberapa faktor lain yang mendasari prediksi tersebut, antara lain; Dow Jones diperdagangkan mixed namun berhasil naik 0.35% ditutup pada level 23,516.3, semalam (02/11), seiring optimisme pasar atas proposal reformasi pajak yang diajukan partai Republik. 

Adapun Bursa regional pagi ini bergerak cenderung positif menjelang rilis data Caixin Services PMI China. 

Sebelumnya, IHSG sedikit mengalami koreksi namun candlestick IHSG membentuk pola dark cloud cover sehingga mengindikasikan potensi koreksi hari ini. 

“Menyikapi beberapa faktor tersebut, kami memperkirakan IHSG bergerak cenderung positif hari ini," sebut analis Kiwoom Sekuritas, yang dilansir dari laman resminya, Jumat (03/11/2017).

Lebih lanjut, riset juga menyebut beberapa aksi korporasi dari para emiten yang layak dicermati pelaku pasar diperdagangan hari ini, antara lain;

ADMF - Laba naik 21% yoy 
PT Adira Dinamika Multi Finance (ADMF) membukukan kenaikan laba bersih 9M 2017 sebesar 21% yoy menjadi Rp 1,1 Trilliun yang disebabkan oleh kenaikan penyaluran pembiayaan baru dan penurunan biaya pendanaan. Tahun ini perseroan juga berencana menerbitkan obligasi dan sukuk, book building 2-15 November 2017.

AISA - Rencana divestasi bisnis beras 
PT Tiga Pilar Sejahtera Food (AISA) akan mendivestasikan seluruh saham PT Dunia Pangan, anak perusahaan yang menjalankan bisnis beras. Pemegang saham telah menyetujui rencana divestasi ini dalam RUPSLB pada tanggal 2 November 2017.

Dunia Pangan memiliki lima anak perusahaan, salah satunya adalah PT Indo Beras Unggul yang terkena kasus dugaan kecurangan distribusi beras. AISA beralasan menjual Dunia Pangan karena performa bisnis beras menurun dengan menanggung utang senilai Rp 2.38 Triliun.

Konsultan yang menangani rencana transaksi ini memperkirakan nilai wajar Dunia Pangan sekitar Rp 3.58 Triliun. Salah satu calon investor yang mendapatkan penawaran penjualan Dunia Pangan dari AISA adalah PT Jom Prawarsa Indonesia, perusahaan terafiliasi dengan AISA. Pasca menjual Dunia Pangan, AISA akan fokus mengembangkan lini bisnis makanan. 

BMRI - Memberikan kredit Rp 2 Triliun ke PLN 
PT Bank Mandiri (BMRI) berpartisipasi dalam memberikan kredit sindikasi senilai Rp2 triliun bagi PLN. Adapun di sektor kelistrikan secara keseluruhan, BMRI telah menyalurkan kredit hingga Rp 27,4 Triliun hingga September 2017, naik 55,7% yoy. 

CLEO - Operasional pabrik AMDK
PT Sariguna Primatirta (CLEO) akan memiliki 21 pabrik pada akhir tahun ini dengan total kapasitas pengisian air minum dalam kemasan (AMDK) menjadi 4.4 miliar liter per tahun. Saat ini, CLEO sedang menunggu beroperasinya pabrik baru di Ungaran (Jawa Tengah) dan Kendari (Sulawesi Tenggara). Kedua pabrik masih memerlukan izin edar sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI).

Hingga saat ini, CLEO telah memiliki 160 jaringan pemasaran dengan rincian 66 cabang jaringan penjualan internal dan 114 jaringan distribusi ekternal. CLEO ingin menguasai 200 jaringan penjualan hingga akhir tahun ini. 

SMRA - Kerjasama dengan Sumitomo Forestry 
PT Summarecon Agung (SMRA) dan Sumitomo Forestry menjalin kerjasama dengan membentuk perusahaan patungan (joint venture / JV) untuk mengembangkan kawasan seluas 4.4 Ha di Summarecon Bekasi dengan total investasi senilai US$ 30 Juta. Kawasan tersebut akan dibangun 160 unit rumah, dimana SMRA memiliki 51% saham JV dan sisanya dimiliki Sumitomo Forestry. 

SSIA - Turunkan target penjualan lahan 
PT Surya Semesta Internusa (SSIA) menurunkan target penjualan lahan tahun ini dari 20 ha menjadi 7-10 ha saja. SSIA juga akan fokus untuk membidik perusahaan di sektor industri building material dan automotive spare part untuk membangun pabrik di kawasannya. Per September 2017, Pendapatan usaha turun 22% menjadi Rp3,01 triliun, namun laba bersih naik menjadi Rp1,2 triliun dari Rp109,04 miliar karena adanya penjualan aset bernilai besar.