ANALIS MARKET (12/8/2024) : Ada Potensi Volatilitas Harga dan Yield SBN Berdenominasi Rupiah
Pasardana.id - Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) menunjukkan pergerakan yang bervariatif pada sesi perdagangan terakhir di pekan lalu.
Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0101) tidak berubah di level 6,59%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0100) turun sebesar 2 basis poin menjadi 6,75%.
Sementara data Bloomberg menunjukkan, level yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) turun sebesar 2 basis poin menjadi 6,77%.
Di sisi lain, Volume transaksi SBN secara outright traded tercatat sebesar Rp16,9 triliun di hari Jumat, lebih rendah dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp20,9 triliun.
FR0100 dan FR0101 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing - masing sebesar Rp3,4 triliun dan Rp2,4 triliun. Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp1,3 triliun.
Adapun Laporan Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah oleh Bank Indonesia (BI) menunjukkan beli neto oleh investor asing sebesar Rp1,62 triliun berdasarkan data transaksi tanggal 5 - 8 Agustus 2024.
Beli neto tersebut terdiri dari beli neto sebesar Rp2,24 triliun di pasar SBN, beli neto sebesar Rp0,65 triliun di pasar saham, dan jual neto sebesar Rp1,28 triliun di pasar Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Laporan tersebut juga menunjukkan berdasarkan data setelmen year-to-date per 8 Agustus 2024, nonresiden telah mencatatkan jual neto Rp21,75 triliun di pasar SBN, beli neto Rp0,66 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp174,51 triliun di SRBI.
Sedangkan data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS melemah sebesar 0,19%, bergerak dari level Rp15.894/ US$ di hari Kamis menjadi Rp15.924/US$.
Sementara itu, dari eksternal, Indikator global per posisi Jumat (09/8), menunjukkan sentimen yang cenderung positif untuk pasar obligasi, tergambar dari penurunan yield US Treasury (UST) dibandingkan hari sebelumnya.
Yield curve UST 5-tahun turun sebesar 3 bp menjadi 3,80%, dan yield curve UST 10-tahun trurun sebesar 5 b p menjadi 3,94%.
Sementara Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia bertahan di level 78 bp.
Secara week-over-week, yield curve UST 10-tahun mencatatkan peningkatan sebesar 14bp.
Di sisi lain, CDS 5-tahun Indonesia mencatatkan penurunan mingguan sebesar 1bp dan Rupiah menguat sebesar 1,7% terhadap US Dollar.
Sementara itu, yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) turun sebesar 8bp dari minggu sebelumnya, relatif in line dengan kondisi indikator-indikator di atas.
“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang didiskusikan di atas, kami melihat adanya potensi volatilitas harga dan yield instrumen SBN berdenominasi Rupiah. Untuk periode 12-16 Agustus, kami memperkirakan yield curve SUN 10-tahun akan berada di kisaran 6,71 - 6,92%. Berdasarkan valuasi yield curve, kami memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0081, FR0086, FR0090, FR0082, FR0085, FR0073, FR0054, FR0058, FR0096, FR0068,” sebut analis BNI Sekuritas dalam riset Senin (12/8).