ANALIS MARKET (05/11/2024) : Ada Potensi Peningkatan Volatilitas Harga dan Yield SBN Berdenominasi Rupiah
Pasardana.id - Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) ditutup menguat pada sesi perdagangan di awal pekan ini.
Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0101) turun 4 basis poin menjadi 6,64%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0100) turun sebesar 4 basis poin ke level 6,73%.
Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) turun sebesar 1bp menjadi 6,78%.
Level yield curve SUN 10-tahun saat ini masih in line dengan estimated range di minggu ini, yaitu di kisaran 6,68%-6,96%.
Sedangkan volume transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp15,0 triliun kemarin, lebih tinggi dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp10,3 triliun.
FR0103 dan FR0104 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing - masing sebesar Rp3,5 triliun dan Rp1,6 triliun.
Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp1,1 triliun.
Di sisi lain, data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS melemah 0,13%, bergerak dari level Rp15.732/US$ di hari Jumat menjadi Rp15.753/US$.
Dari eksternal, indikator global per pagi ini menunjukkan sentimen yang cenderung positif bagi pasar obligasi, tercermin dari penurunan yield US Treasury (UST).
Yield curve UST 5-tahun turun sebesar 5bp menjadi 4,17%, dan yield curve UST 10-tahun turun sebesar 6bp menjadi 4,31%.
Sementara itu, Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia masih bertahan di level 72bp.
Para market participants menanti hasil US Election dan FOMC Meeting yang akan dilaksanakan minggu ini.
“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang didiskusikan di atas, BNI Sekuritas melihat adanya potensi peningkatan volatilitas harga dan yield instrumen SBN berdenominasi Rupiah. Berdasarkan valuasi yield curve, kami memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0078, FR0073, FR0096, FR0072, FR0075, FR0098,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Selasa (05/11).