ANALIS MARKET (04/11/2024) : IHSG Diperkirakan Cenderung Tertekan
Pasardana.id - Riset harian FAC Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan akhir pekan lalu (1/11), IHSG ditutup melemah - 68,76 poin (-0,91%) ke 7.505,26.
Pelemahan IHSG tidak lepas dari berlanjutnya aksi jual investor asing dan melemahnya nilai tukar Rupiah.
Investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih sebesar Rp616,16 miliar pada perdagangan Jumat lalu.
Kemudian, nilai tukar Rupiah ikut terdepresiasi -0,11% terhadap dollar AS menjadi Rp 15.723 (JISDOR).
Dari sisi data ekonomi, BPS merilis data inflasi Indonesia sebesar 1,71% yoy pada Oktober 2024 (lebih kecil dari bulan sebelumnya 1,84%), atau 0,08% mtm.
Sebagai catatan, sepekan terakhir IHSG melemah -2,46% dengan saham penekan yakni BMRI (- 5,67%), BREN (-7,9%), dan BBCA (-3,02%).
Sementara itu, Wall Street akhir pekan lalu ditutup menguat, tercermin dari DJIA (+0,69%), S&P 500 (+0,41%), & Nasdaq (+0,80%).
Penguatan tersebut didorong rilis pendapatan yang kuat dari Amazon dan Intel mendukung sentimen pasar, yang memungkinkan para investor untuk mengabaikan laporan pekerjaan yang mengecewakan.
Amazon melonjak +6,2% didorong pertumbuhan cloud dan periklanan, dan Intel naik +7,8% seiring data pendapatan yang positif.
Boeing naik +3,5% setelah kesepakatan serikat pekerja yang tentative.
Namun, laporan pekerjaan AS menunjukkan hanya 12 ribu pekerjaan yang ditambahkan pada bulan Oktober, jauh di bawah ekspektasi, dengan para analis mengaitkan data yang lemah dengan gangguan badai dan pemogokan Boeing.
Para investor juga menantikan pertemuan kebijakan The Fed yang akan datang dan pemilihan presiden AS, yang diperkirakan akan menambah volatilitas minggu depan.
Sebagai catatan, sepekan terakhir DJIA (-0,15%), S&P 500 (-1,37%), & Nasdaq (-1,51%).
“Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan cenderung tertekan seiring berlanjutnya aksi jual investor asing,” sebut analis FAC Sekuritas dalam riset Senin (04/11).

