ANALIS MARKET (10/9/2018) : Minim Sentimen Positif, IHSG Diperkirakan Bergerak Bervariasi dan Rawan Koreksi

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id -  Riset harian FAC Sekuritas Indonesia menyebutkan, memasuki perdagangan awal pekan ini, pergerakan pasar masih dibayangi resiko pasar eksternal terutama perlambatan yang melanda ekonomi China, tren bearish harga komoditas, dan kondisi rupiah yang masih bergerak volatile terhadap dolar AS.

Sementara Wall Street akhir pekan lalu (07/9), kembali melanjutkan koreksinya untuk empat hari berturut-turut terutama dipicu naiknya tensi perang dagang antara AS dengan China.

Indeks DJIA, S&P, dan Nasdaq masing-masing koreksi 0,31%, 0,22%, dan 0,25% ditutup di 25916,54, 2871,68, dan 7902,54.

Selama sepekan indeks saham utama DJIA, S&P, dan Nasdaq, masing-masing terkoreksi 0,19%, 1,03%, dan 2,55%.

Harga komoditas umumnya juga terkoreksi sepekan kemarin menyusul dolar AS yang terus menguat. Harga minyak mentah akhir pekan lalu koreksi 0,03% di USD67,75/barel dan selama sepekan koreksi 2,94%. Harga nikel di LME akhir pekan lalu koreksi 1% di USD12332,5/MT dan sepekan terkoreksi 3,77% menandai koreksi untuk empat pekan berturut-turut menyusul meningkatnya resiko perang dagang dan penguatan dolar AS.

“Menyikapi beberapa kondisi tersebut diatas, IHSG diperkirakan bergerak bervariasi rawan koreksi akibat minimnya insentif positif dan meningkatnya resiko pasar. IHSG diperkirakan bergerak di rentang 5800 hingga 5870 dan rawan koreksi,” sebut analis FAC Sekuritas dalam laporan riset yang dirilis Senin (10/9/2018).