ANALIS MARKET (15/10/2024) : Jika MA50 Tembus, Potensi Pergerakan Bearish Berlanjut
Pasardana.id - Riset harian NH Korindo Sekuritas menyebutkan, pasar saham AS berakhir lebih tinggi dengan dorongan dari sektor Teknologi di tengah perdagangan Hari Columbus yang sepi Senin 14 Oct 2024, sementara harga minyak mentah turun karena investor mengurai tanda-tanda pelemahan ekonomi di China dan bersiap menghadapi serangkaian laba perusahaan yang menonjol.
Saham pertumbuhan berkapitalisasi besar pada sektor Teknologi memberikan banyak kekuatan untuk naik, menempatkan Nasdaq sebagai juara ; sementara S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average yang berisikan blue-chip keduanya meraih rekor penutupan tertinggi baru.
DJIA naik 203,14 poin, atau 0,47% ke atas level 43k untuk pertama kalinya , S&P 500 menguat 0,78%, dan NASDAQ Composite melejit 0,87%.
Harga Minyak turun dan US Dollar datar karena berita suram dari China memicu kekhawatiran akan melemahnya permintaan global.
Sentimen pasar dibentuk oleh laporan laba perusahaan-perusahaan besar yang akan dirilis pada sisa minggu ini meliputi Bank of America, Citigroup, Goldman Sachs, Morgan Stanley, dan Netflix.
Dengan 41 perusahaan S&P 500 diharapkan melaporkan hasil kinerja mereka pekan ini, banjir data baru dari perusahaan-perusahaan Amerika ini akan membantu para investor menilai kesehatan ekonomi AS, dan apakah perusahaan dapat terus menjustifikasi valuasi pasar saham yang sudah terbilang mahal.
Pendapatan bank mungkin dapat meningkatkan harapan bahwa performa solid mereka dapat membantu pasar ekuitas melanjutkan kenaikan kuatnya di tahun 2024.
Namun, dengan valuasi saham yang tinggi saat ini (S&P 500 diperdagangkan pada 21,8 kali P/E ratio, dibandingkan dengan rata-rata jangka panjang sebesar 15,7), angka dari perusahaan mungkin sulit untuk memenuhi ekspektasi para investor.
Pertumbuhan laba Q3 tahunan S&P 500 diperkirakan sebesar 4,9%, menurut data LSEG di hari Jumat.
FIXED INCOME & CURRENCY : Pasar obligasi ditutup untuk memperingati Hari Columbus, dan tidak ada laporan laba atau data ekonomi yang memengaruhi sentimen investor. Perhatian para pelaku pasar bergerak ke akhir minggu, dengan Retail Sales , Industrial Production , dan Building Permits di antara rilis data yang dijadwalkan. US DOLLAR menyentuh level tertinggi dalam 10 minggu, memperpanjang kenaikan yang dipicu oleh data ekonomi yang mendukung pemangkasan suku bunga moderat dari US Federal Reserve. DOLLAR INDEX (DXY) , yang mengukur kekuatan greenback terhadap sekeranjang mata uang termasuk Yen dan Euro, naik 0,18% menjadi 103,23, dengan Euro turun 0,31% pada USD 1,0903. Terhadap Yen Jepang, Dollar menguat 0,42% menjadi 149,76.
MARKET ASIA & EROPA :
– Seperti diketahui, pada hari Sabtu CHINA berjanji untuk menambah utang secara signifikan dalam upayanya untuk menghidupkan kembali ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut, tetapi mengecewakan para investor dengan kurangnya perinciannya. Hal ini diikuti oleh laporan Trade Balance kemarin yang menunjukkan perlambatan tajam dalam pertumbuhan Ekspor China di level 2.4% yoy pada bulan Sept, yang jauh dari ekspektasi 6.0% (ini pun sudah turun dari bulan sebelumnya di level 8.7%), menggarisbawahi perlunya stimulus yang kuat. Walau New Loans tumbuh tinggi di bulan Sept pada angka CNY 1590 milyar (cukup signifikan di atas estimasi & bulan sebelumnya sekitar CNY 1 milyar), ini dicurigai bukan untuk mendukung ekspansi perusahaan melainkan lebih kepada mempertahankan kelangsungan operasional / kehidupan sehari-hari, terbukti dari data Chinese Total Social Financing (Sept) yang membesar CNY 730 milyar dari posisi Aug CNY 3030 milyar, terbesar dalam 6 bulan.
– Bicara mengenai market ASIA lainnya, pagi ini SOUTH KOREA pun telah melaporkan kondisi harga Ekspor & Impor (Sept) yang tampaknya pun alami pelemahan yang sama. Data Trade Balance INDONESIA menyusul menjelang siang nanti sekitar jam 11 00WIB dengan perkiraan adanya pertumbuhan Ekspor & Impor mendukung surplus yang mungkin akan berkisar IDR 2.83 milyar di bulan Sept , tak jauh beda dari posisi Aug pada USD 2.89 milyar. JEPANG akan merilis angka Industrial Production (Aug) yang sepertinya masih belum bisa bangkit dari kondisi kontraksi. Adapun kemarin saham emerging markets naik tipis 0,02% ; sementara indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang ditutup 0,02% lebih rendah pada 613,46, manakala NIKKEI JEPANG justru menguat 0,57%.
– Saham-saham EROPA mencapai titik tertinggi dalam 2 minggu pada penutupan sesi yang bergejolak karena sebagian besar investor mengabaikan rencana stimulus China dan fokus pada musim laba dan pertemuan kebijakan EUROPEAN CENTRAL BANK yang akan diadakan akhir pekan ini. Indeks saham MSCI di seluruh dunia naik 4,37 poin, atau 0,51%, menjadi 857,10. Indeks STOXX 600 naik 0,53%, sementara indeks FTSEurofirst 300 Eropa naik 11,55 poin, atau 0,56%. Dari INGGRIS, hari ini akan ada sejumlah data terkait tenaga kerja seperti pertumbuhan Upah + Bonus (Aug) serta Claimant Count Change alias data pengangguran (Sept). Sementara dari EUROZONE & JERMAN akan dipantau pula data Industrial Production (Aug) serta ZEW Economic Sentiment di bulan Oct untuk outlook 6bulan ke depan.
KOMODITAS : Harga MINYAK mentah turun karena OPEC menurunkan outlook pertumbuhan permintaan minyak 2024 dan 2025, sementara impor minyak China turun untuk bulan kelima berturut-turut. Secara keseluruhan, Impor China bulan Sept hanya tumbuh 0.3% yoy, jauh lebih lemah dari prediksi 0.9% dan bulan Aug di 0.5%. Minyak mentah US WTI merosot 2,29% menjadi USD 73,83 / barel, sementara BRENT turun 2,0% ke level USD 77,46 / barel. Dari sudut komoditas lain, EMAS turun dari level tertinggi sepekan yang berlawanan dengan posisi greenback. Harga spot Emas turun 0,12% menjadi USD 2.652,68 / ons.
IHSG akhirnya mampu ditutup di atas Resistance pertama atau MA10 (setelah hampir sebulan tenggelam di bawahnya) , di atas level 7540 yang sekarang ganti peran menjadi Support terdekat. Penguatan IHSG kemarin sebear 39pts / +0.52% ke level 7559.66 sesungguhnya masih diwarnai oleh aksi jual bersih asing sebesar IDR 247.49 milyar ; namun setidaknya secara teknikal posisi Closing membuka potensi penguatan lebih lanjut setidaknya menuju 7650.
Menyikapi kondisi tersebut, analis NH Korindo Sekuritas merasa penting bagi IHSG untuk ditutup di atas level tsb demi menetralisir ancaman konsolidasi lebih lanjut.
Oleh karena itu, para investor / trader perlu perhatikan kekuatan bullish menjelang mendekati Resistance kritikal tersebut, sebelum memutuskan untuk positioning lebih aggresif itu lebih karena melemahnya Dollar akibat semakin feasible pemotongan Fed Fund Rate setelah sejumlah angka Inflasi AS dirilis.
“Jika MA50 tembus, potensi pergerakan bearish berlanjut,” sebut analis NH Korindo Sekuritas dalam riset Selasa (15/10).