Utang Senilai USD237 Juta Akan Jatuh Tempo, Akuntan Publik Ragukan Kelangsungan Usaha BIPI
Pasardana.id - PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (IDX: BIPI) hanya memiliki aset lancar senilai USD343,65 juta pada akhir tahun 2022.
Terlebih, kas setara kas hanya sebanyak USD16,866 juta, piutang lain-lain senilai USD107,79 juta dan piutang usaha senilai USD60,47 juta.
Sayangnya, kewajiban jangka pendek mencapai USD478,95 juta. Salah satu pos penyumbangnya, pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo sebesar USD237,64 juta.
Karena selisih kewajiban lancar lebih besar dari aset lancar, maka akuntan publik pemeriksa laporan keuangan tahun 2022 meragukan kelangsungan usaha BIPI.
Walau dalam catatan laporan keuangan tersebut, Perseroan tengah mengajukan perpanjangan pinjamannya yang telah jatuh tempo.
Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan tahun 2022 telah audit emiten jasa pertambangan itu yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (12/4/2023).
Sementara itu, laba bersih anjlok 98,5 persen tersisa USD205,55 ribu pada akhir tahun 2022. Sedangkan di akhir tahun 2021 terbilang USD14,31 juta.
Dampaknya, laba per saham dilusian diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun ke level USD0,000004 per lembar, sedangkan di akhir tahun 2021 berada di level USD0,000275.
Dampak lainnya, defisit hanya susut 0,11 persen menjadi USD178,58 juta.
Jika dirunut, pendapatan amblas 33,8 persen tersisa USD43,722 juta. Pasalnya, sewa pelabuhan turun 19,5 persen sisa USD37,459 juta. Bahkan sewa crusher anjlok 68,4 persen sisa USD6,239 juta.
Kian tertekan, beban pokok pendapatan membengkak 33,02 persen menjadi USD23,115 juta. Akibatnya, laba kotor melorot 58,3 persen menjadi USD20,607 juta.