ANALIS MARKET (17/6/2022) : IHSG Berpotensi Melemah

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Samuel Sekuritas menyebutkan, Bursa saham AS hari Kamis (16/6) ditutup melemah: Dow Jones -2.42%; S&P500 -3.25%, dan Nasdaq -4.08% karena kekhawatiran pendekatan agresif The Fed terhadap pengendalian inflasi akan membawa ekonomi ke dalam resesi dan perlambatan pertumbuhan ekonomi. Housing starts turun -14% mom dan building permits juga turun -7% mom pada bulan Mei. Data initial jobless claim turun menjadi 229 ribu (prev: 232 ribu). Yield UST 10Y turun -2.6% ke level 3.31% dan USD Index juga turun -1.5 ke level 103.63.

Pasar komoditas bergerak mixed; CPO melemah -1.8% ke MYR 5,477/ton, nikel -1.9% di level USD 25,305/ton, tembaga -2.0% ke level USD 412/ton, sementara timah +4.3% ke level USD 32,444/ton, emas +1.0% ke level USD 1,855/toz, minyak +0.5% ke level USD 117/bbl, dan batu bara +0.4% di level USD 346/ton.

Bursa Asia ditutup variatif pada perdagangan Kamis (16/6): Hang Seng -2.2%, Shanghai -0.6%, sementara Kospi +0.2%, dan Nikkei +0.4%. IHSG ditutup menguat +0.6% ke level 7,050. Total keseluruhan net foreign buy sebesar IDR 397.5 miliar. Net buy asing di pasar regular sebesar IDR 392.2 miliar dan net buy di pasar negosiasi sebesar IDR 5.3 miliar. Net buy asing tertinggi di pasar reguler dicatatkan oleh BMRI (IDR 313.5 miliar), BRMS (IDR 169.8 miliar), dan BBCA (IDR 138 miliar). Net sell asing tertinggi di pasar reguler dicetak oleh BBNI (IDR 103.6 miliar), ANTM (IDR 62.2 miliar), dan UNTR (IDR 60.7 miliar). Indeks EIDO semalam ditutup melemah -0.1%.

Kasus Covid-19 di Indonesia ada penambahan 1,173 kasus baru kemarin (16/6), dengan daily positive rate 1.5%. Recovery rate 97.3% dan kasus aktif 6,668 pada hari yang sama. Menteri Kesehatan kemarin juga mengungkapkan kemungkinan kasus harian Covid-19 di Indonesia dapat tembus 20 ribu di akhir Juli.

Dari regional, pagi ini pasar Asia dibuka melemah, Nikkei -1.68% dan Kospi -1.70%.

“Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, IHSG diperkirakan melemah hari ini seiring sentimen negatif bursa global dan regional,” sebut analis Samuel Sekuritas dalam riset yang dirilis Jumat (17/6/2022).