ANALIS MARKET (28/7/2021) : Minim Sentimen, IHSG Berpeluang Kembali Tertekan
Pasardana.id – Riset harian Reliance Sekuritas menyebutkan, diperdagangan kemarin (27/7), IHSG terkoreksi tipis 9.34 poin (-0.15%) ke level 6097.05 setelah sempat optimis pada sesi perdagangan pertama. Saham UNVR, BBRI, TOWR, ICBP dan ANTM berbalik terkoreksi menjelang sesi kedua dan menjadi laggard pergerakan indeks. Indeks sektor Konsumsi primer (-1.43%) turun ditengah tekanan aksi jual investor terhadap perusahaan konsumsi pasca UNVR yang melaporkan kinerja keuangan first half 2021 yang kurang memuaskan dimana terjadi penurunan dari sisi penjualan bersih maupun laba. Lesunya daya beli masyarakat yang berbanding terbalik dengan naiknya harga bahan baku menjadifaktor utama.
Di sisi lain, diperdagangan semalam (27/7), mayoritas bursa AS ditutup melemah, dengan indeks DJIA (-0.24%), S&P500 (-0.47%) dan Nasdaq (-1.21%) ditekan oleh pelemahan saham teknologi menjelang rilis laporan keuangan mereka.
Di sisi lain, investor juga lebih berhati-hati menjelang pengumuman Federal Reserve nanti malam.
Selanjutnya, investor juga akan menanti data inventori minyak AS dan terus melihat perkembangan penyebaran covid-19 di seluruh benua.
Adapun Bursa Asia berpotensi melemah pada perdagangan hari ini (28/7), setelah Indeks saham di Wall Street menghentikan penguatan dari rekor tertinggi sepanjang masanya.
Ekuitas di Tiongkok tertekan karena tindakan keras pemerintah Tiongkok pada sektor teknologi dan pendidikan dalam pengetatan peraturan yang belum pernah terjadi sebelumnya memaksa investor bersikap hati-hati.
Harga komoditas energy bervariasi dimana pelemahan pada harga minyak mentah sebesar 0.36% dan penguatan pada harga batubara sebesar 0.68%. Komoditas logam terkoreksi pasca penguatan panjang sejak pekan lalu dimana harga Nikel turun -1.90% dan Timah turun 1.31%. Dari dalam negeri Investor masih mencerna laporan keuangan paruh pertama 2021 dan perkembangan kasus covid-19.
“Secara sentiment, IHSG berpeluang kembali tertekan diperdagangan hari ini ditengah minimnya sentimen karena investor cenderung wait and see menunggu keputusan Federal Reserve dan penambahan kasus covid-19 di dalam negeri,” sebut analis Reliance Sekuritas dalam riset yang dirilis Rabu (28/7/2021).

