ANALIS MARKET (06/4/2021) : IHSG Berpeluang Bergerak Melemah
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan hari Senin, 05/04/2021 kemarin, IHSG ditutup melemah sebesar 41 poin atau sebesar 0.68% ke level 5.970. Sektor property, keuangan, industri konsumsi, pertambangan, infrastruktur, industri dasar, perkebunan, perdagangan bergerak negatif dan menjadi kontributor pada penurunan IHSG. Sementara investor asing mencatatkan penjualan bersih sebesar 619 miliar rupiah.
Adapun cerita hari ini akan kita awali dari;
1.IMF MENINGKATKAN PROYEKSI
IMF akan mulai merevisi kembali proyeksi terkait dengan pertumbuhan ekonomi global, yang dimana hal tersebut didorong oleh perbaikan perekonomian yang lebih baik oleh Amerika dan China, namun IMF tetap berhati hati karena masih tinggi tingkat ketidapastian yang berada di pasar. Ekspansi perekonomian akan jauh lebih tinggi tahun ini dari pada proyeksi sebelumnya pada bulan January lalu dimana hanya sebesar 5.5%. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2022 juga akan jauh lebih tinggi dari proyeksi IMF sebelumnya yang hanya sebesar 4.2%. Nah berbagai data revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi akan disampaikan hari ini pemirsa, waktu setempat tapi lho ya. Pandangan yang lebih baik dari IMF terhadap Amerika dikarenakan adanya dorongan stimulus yang diberikan oleh Biden kemarin sebesar $1.9 triliun, serta percepatan vaksinasi yang dilakukan oleh Amerika dan berbagai negara maju lainnya. Tindakan fiscal pemerintah diberbagai negara sudah berjumlah hampir sekitar $16 triliun. Dunia akan mengalami pemulihan dengan berkecepatan tinggi yang didorong oleh negara dengan perekonomian terbesar nomor 1 dan 2, Amerika dan China. Namun vaksin belum tersedia untuk sebagian orang, sehingga hal tersebutlah yang membuat masih banyak negara akan mengalami ketertinggalan. Kedepannya, IMF mengatakan bahwa akan lebih banyak tekanan terhadap Emerging Market karena memiliki perekonomian yang lebih rentan, dan memiliki penghasilan yang rendah. Dewan IMF awal bulan ini juga memberikan dukungan terhadap proses penyusunan untuk menciptakan $650 miliar asset cadangan tambahan untuk membantu negara berkembang menghadapi pandemic. Sejauh mata memandang, Kementrian KeuanganAmerika telah setuju untuk mendukung terciptanya asset cadangan tersebut, sehingga tentu saja nantinya ada potensi sebesar $21 miliar untuk mendukung terciptanya likuiditas bagi negara negara yang berpenghasilan rendah dan sekitar $212 miliar untuk Emerging Market kecuali China. IMF juga menyampaikan ada bahaya yang tersembunyi lho pemirsa, apabila tingkat suku bunga mengalami kenaikkan lebih cepat khususnya terkait dengan pemulihan perekonomian di Amerika yang berpotensi terjadinya pengetatan situasi dan kondisi keuangan dan money flow yang akan terjadi di Emerging Market dan negara maju lainnya. Alih alih IMF mengkomentari potensi bahaya kenaikkan tingkat suku bunga, IMF justru mendesak agar produksi dan distribusi vaksin dapat dilakukan lebih cepat. Penelitian IMF mengatakan bahwa negara negara yang memiliki penghasilan rendah perlu mengeluarkan $200 miliar dalam kurun watku 5 tahun untuk dapat memulihan perekonomian dan melawan pandemic, dan $250 miliar untuk mendorong tingkat pendapatan ke arah yang lebih tinggi. IMF mengatakan bahwa vaksinasi yang lebih cepat berpotensi menambahkan $9 triliun kedalam GDP global pada tahun 2025 mendatang. Resiko keuangan termasuk penilaian asset yang diperpanjang harus dicermati. Negara negara berkembang masih akan memiliki pengaruh yang lebih besar dan rentan terhadap gelombang kebangkrutan imbuh IMF, namun dorongan untuk pembangunan infrastructure go green akan mampu mendorong peningkatan GDP global sebanyak 0.7% dan menciptakan lapangan pekerjaan dalam kurun waktu 15 tahun kedepan. Untuk mendukung hal tersebut, system pajak juga akan dibuat lebih progresif untuk menyediakan sumber daya untuk pembangunan infrastructure yang lebih baik serta jaringan internet yang lebih besar. Untuk mengurangi biaya jangka panjang, IMF merekomendasikan para pembuat kebijakan untuk mendukung pasar tenaga kerja dan mencegah hilangnya ketrampilan, mendorong investasi dibidang infrastructure dengan konsep go green. Setiap kebijakan yang ditujukan untuk mempertahankan pekerjaan akan membantu memperkuat fundamental untuk menghadapi pandemic. Sementara itu IMF juga optimis dan yakin bahwa kelompok G20 yang akan mengadakan meeting virtual pada hari Rabu, 7 April 2021 akan melakukan penangguhan terhadap utang yang dimana telah memberikan bantuan sebesar $5 miliar untuk lebih dari 40 negara, sehingga akan diperpanjang dalam kurun waktu 6 bulan ke depan. Meski IMF optimis bahwa penangguhan utang akan berlanjut, tapi persyaratan mengenai hal tersebut akan di bahas lebih detail. Menteri Keuangan Janet Yellen akan mendapatkan kesempatan pemirsa untuk bisa tampil dalam acara pertemuan IMF tersebut, dirinya ingin memulihkan citra dan kredibilitas kepemimpinan Amerika dan keterlibatannya dalam dunia Internasional.
2.OPEC+ PERCAYA DIRI
OPEC+ semakin yakin bahwa pemulihan ekonomi global akan memberikan persetujuan terhadap peningkatan produksi minyak secara bertahap dalam beberapa bulan mendatang. Meskipun OPEC+ akan jauh lebih berhati hati sebelum memutuskan, Arab Saudi dan sekutunya menunjukkan bahwa situasi dan kondisi sekarang jauh lebih menyakinkan bahwa permintaan bahan bakar akan jauh lebih kuat dibandingkan sebelumnya. Kami juga menyakini hal tersebut pemirsa, ditengah situasi dan kondisi pemulihan percepatan vaksinasi dan pelonggaran peraturan, akan mendorong mobilitas mengalami kenaikkan yang dimana tentu saja permintaan akan bahan bakar mengalami peningkatan. Apalagi di Amerika sendiri proses penyulingan mulai kembali pulih, hal ini ditunjukkan dengan proses penyulingan minyak mentah terbanyak sejak pandemic terjadi. Meskipun sebetulnya permintaan dari Eropa seperti France, Germany, dan Italia masih berjibaku terhadap wabah virus corona sehingga permintaan masih melemah. Oleh sebab itu ada keyakinan pemulihan ekonomi menjadi lebih baik, maka OPEC dan sekutunya akan menambah sebanyak 2 juta barel per hari dalam pasokan minyak dunia dari Mei hingga ke July. Penambahan akan memulihkan 1/4 minyak mentah yang mereka potong sebagai bagian dari kebijakan dalam menghadapi wabah virus corona. Amerika dan India juga meminta OPEC+ untuk menjaga harga tetap terkendali, karena bagi Amerika betapa pentingnya energi dengan biaya terjangkau. Koalisi 23 negara sepakat untuk meningkatkan produksinya sebesar 350.000 barel per hari pada bulan Mei, dan akan menambahkan volume yang sama pada bulan June mendatang dan akan meningkat sebanyak 450.000 pada bulan July. OPEC+ setuju untuk meningkatkan kuota produksi namun dengan catatan hati hati. Kesepakatan tersebut mendukung naiknya harga minyak, namun juga akan membantu harga minyak untuk tetap lebih stabil pada saat permintaan minyak meningkat. Efek positive dari kesepakatan tersebut adalah Minyak mentah Brent mengalami kenaikkan sebesar 3.2% menjadi 64.75 per barel di London.
3.YUK, BERSAMA KITA BISA!
Pemerintah mengalokasikan anggaran PEN sebesar Rp 699 triliun lebih tinggi dari tahun sebelumnya sebesar RP 579 triliun. Dalam PEN tahun ini, UMKM menjadi salah satu prioritas dalam membantu pemulihan ekonomi. Pemerintah mengalokasikan sebesar Rp 184 triliun guna mendukung strategi pemulihan. UMKM dinilai memiliki peran 61.1% terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan menyerap 97% dari total Angkatan kerja sebesar 116.9 juta tenaga kerja. Anggaran tersebut diberikan melalui 6 stimulus yaitu subsidi suku bunga UMKM, bantuan produktif usaha mikro, subsidi imbal jasa penjaminan, penempatan dana pada bank umum, insentif pajak dan restrukturisasi kredit. Berdasarkan survei Kementerian Koperasi dan UKM kepada 195.099 UMKM, terdapat 23,10% UMKM mengalami penurunan omzet usaha, 19,50% terhambat distribusi, dan 19,45% mengalami kendala permodalan. Dari sudut pandang lain, ADB juga ikut melakukan survei untuk memperjelas dampak pandemic terhadap kondisi UMKM. Berdasarkan survei dari ADB, terdapat 30.5% UMKM di Indonesia menghadapi penurunan permintaan domestic dan sebanyak 48.6% UMKM tutup sementara. Guna mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah telah mengeluarkan stimulus modal kerja melalui KUR dengan suku bunga murah dan tanpa agunan tambahan. Tahun lalu, nasabah UMKM yang menerima KUR diberikan tambahan subsidi bunga sebesar 6 persen, sehingga pada April - Desember 2020, suku bunganya menjadi nol persen. Selain itu, juga sudah dibentuk skema KUR Super Mikro yang ditujukan untuk pekerja yang terkena PHK dan ibu rumah tangga yang berusaha dengan skala mikro. Sementara itu, di 2021, pemerintah menetapkan perpanjangan pemberian tambahan subsidi bunga sebesar tiga persen, penundaan angsuran pokok, dan relaksasi kebijakan KUR berupa perpanjangan jangka waktu serta penambahan plafon KUR menjadi sebesar Rp 253 triliun. Dalam mengatasi dampak dari pandemi, pemerintah terus menyeimbangkan antara penanganan di sisi kesehatan dan pemulihan ekonomi nasional. Sejalan dengan penerapan kebijakan Pemberlakuan PPKM Mikro yang terus diintensifkan dan diperluas hingga 15 provinsi, pemerintah juga terus melakukan upaya tracing, dan treatment, serta vaksinasi yang dilakukan secara menyeluruh. Hal ini didukung oleh PEN yang terus didorong untuk memperkuat sisi daya beli dan produksi. Saat ini pelaku pasar tentu akan mencermati komitmen pemerintah terhadap upaya meningkatkan daya beli, program membantu sisi produksi juga terus diberikan agar terciptanya keseimbangan. Kami berharap, apa yang dilakukan oleh pemerintah ini mampu mendukung dan mendorong serta mempercepat akselerasi pemulihan ekonomi yang digadang-gadang akan wow pada kuartal ke 2 nanti.
“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak melemah dan ditradingkan pada level 5.822 – 6.020,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Selasa (06/4/2021).

