ANALIS MARKET (01/4/2021) : IHSG Berpeluang Bergerak Melemah dan Ditradingkan Pada Level 5.962 – 6.154

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan hari Rabu, 31/03/2021 IHSG ditutup melemah sebesar 85 poin atau sebesar 1.42% ke level 5.985. Sektor industri dasar, keuangan, aneka industri, perkebunan, pertambangan, perdagangan, property, industri konsumsi bergerak negatif dan menjadi kontributor pada penurunan IHSG. Sementara investor asing mencatatkan penjualan bersih sebesar 1.1 triliun rupiah.

Adapun cerita hari ini akan kita awali dari;

1.HARAPAN DI BULAN APRIL

Sebuah harapan muncul di awal bulan yang baru pemirsa menjelang hari raya Paskah. Ditengah tekanan terhadap pasar saham dan obligasi, muncul sebuah harapan baru yang mungkin dapat menopang pasar. Harapan itu muncul dari Presiden Biden yang telah mempresentasikan rencana infrastructurenya semalam dengan nilai $2.25 triliun. Rencana ini merupakan rencana kedua setelah bantuan paket stimulus yang telah dikeluarkan sebelumnya sebesar $1.9 triliun. Biden mengatakan bahwa dirinya ingin melibatkan semua orang untuk membuat semuanya menjadi lebih baik. Biden menyebut rencana stimulusnya itu dengan sebutan, “The American Jobs Plan” yang dimana Biden menyampaikan program 8 tahun yang didalamnya mencakup $620 miliar untuk transportasi dan $650 miliar untuk air bersih dan internet broadband berkecepatan tinggi. Tidak hanya itu saja pemirsa, Biden juga akan mengalokasikan $580 miliar untuk manufacture di Amerika yang akan mencakup $180 miliar untuk program penelitian dan pengembangan non-pertahanan. Sebagai informasi pemirsa, anggaran $180 miliar tersebut merupakan anggaran terbesar yang pernah dianggarkan oleh pemerintahan. Serta ada anggaran sebesar $400 miliar untuk perawatan orang tua dan penyandang disabilitas. Biden mengatakan bahwa dirinya terbuka untuk ide ide baru yang bisa dijadikan alternatif dari anggota parlement, termasuk Partai Republik. Tujuan Biden untuk menerbitan rencana stimulus tersebut adalah karena dirinya bertekad untuk mendorong berbagai program yang dapat menopang daya saing Amerika yang tengah mengalami penurunan agar dapat melawan dan bersaing dengan negara negara lain terutama yang dipimpin oleh China. Namun ingat, langkah Biden untuk melakukan itu semua tidak mudah pemirsa, karena tentu saja anggota parlement GOP tidak akan tinggal diam terkait dengan proposal kenaikkan pajak. Presiden seperti dalam kampanyenya mengatakan bahwa Biden ingin pajak dinaikkan, mulai dari kenaikkan pajak penghasilan perusahaan menjadi 28% dan menetapkan pungutan minimum sebesar 21% atas pendapatan perusahaan global. Meskipun pengeluaran tersebut nantinya bersifat sementara, namun kenaikkan pajak akan bersifat permanent, setidaknya ada Undang Undang baru yang dapat mengubah hal tersebut. Rencana tersebut juga akan difokuskan oleh Biden untuk mengatasi ketidaksetaraan, dan apa yang dijanjikan oleh pemerintah akan menciptakan jutaan lapangan pekerjaan, banyak diantaranya yang masuk dalam serikat pekerja. Biden mungkin akan mendapatkan perlawanan yang sengit lagi dalam menjalankan aksi kenaikkan pajak tersebut, karena bukannya apa apa pemirsa, Partai Republik sangat menentang kenaikkan pajak sedari dulu, oleh karena itu keduanya akan kembali bertemu dalam jajak pendapat nantinya. Mitch McConnell, pemimpin minoritas dari Senat, mengatakan bahwa rencana tersebut seperti kuda Troya yang dimana kuda Troya tersebut di sebut sebagai infrastructure, namun didalam kuda Troya tersebut akan ada lebih banyak uang pinjaman, kenaikkan pajak besar besaran di semua bagian sector perekonomian produktif Amerika. Biden punya cara tersendiri terkait hal ini pemirsa, sama seperti Pak Jokowi yang selalu mengkedepankan negosiasi. Biden akan membawa beberapa utusan dari Partai Republik untuk mengadakan negosiasi dengan etikad baik untuk dapat melanjutkan program tersebut. Namun apabila Partai Republik tidak setuju dengan Rancangan Undang Undang infrastructure tersebut, Biden bisa terus melangkah tanpa adanya dukungan dari Partai Republik, karena anggota Partai Demokrat di Kongress dapat memasukkan lebih banyak proposal Biden kedalam satu atau lebih Undang Undang rekonsiliasi anggaran yang dimana hal tersebut dapat diputuskan hanya dengan suara mayoritas sederhana dari Senat, meskipun nantinya akan ada pertentangan. Biden sendiri juga akan mengalokasikan pendanaan terkait dengan transportasi sebesar $174 miliar untuk kendaraan listrik, termasuk insentif pajak bagi konsumen yang membeli mobil buatan Amerika untuk menjaga perubahan iklim. Tentu hal tersebut merupakan sebuah moment bagi industry kita, khususnya IBC yang baru saja diresmikan kemarin pemirsa. Biden berencana untuk meluncurkan paket keduanya ini pada pertengahan bulan April. Kenaikkan pajak tidak akan mudah bagi Biden, karena rencana Biden tersebut sudah menimbulkan banyak tanggapan, baik positive maupun negative. Sebetulnya di dalam rencana Biden terkait dengan infrastructure ada apa saja si pemirsa? Yuk kita bahas lebih lanjut. Proposal jangka panjang selama 8 tahun tersebut yang bernilai $2.25 triliun merupakan proposal lanjutan dari proposal sebelumnya. Untuk mendapatkan dana tersebut, Biden memutuskan untuk menaikkan pajak perusahaan dari sebelumnya 21% menjadi 28%. Tidak hanya itu saja, pajak minimum atas keuntungan perusahaan dari Amerika dari luar negeri akan dikenakkan kenaikkan tarif juga pemirsa, dari sebelumnya 13% menjadi 21%. Dari sector angkutan; Biden berencana untuk menyediakan $620 miliar untuk transportasi. Termasuk didalamnya $115 miliar untuk memperbaiki jembatan dan jalan raya serta $20 miliar untuk keselamatan di jalan raya. $85 miliar untuk memodernisasi transportasi umum dan $80 miliar untuk Amtrak. $25 miliar untuk bandara dan $17 miliar untuk pelabuhan, saluran air dan transportasi laut. $20 miliar untuk masyarakat disabilitas untuk menopang kegiatan mereka. Dari sisi modernisasi transportasi umum yang ramah lingkungan; Biden akan mengalokasikan anggaran sebesar $174 miliar untuk kendaraan listrik. Untuk penelitian dan pengembangan; Biden akan mengganggarkan $180 miliar untuk mendorong infrastructure dan laboratorium penelitian. Dana tersebut akan digunakan untuk penelitian perubahan iklim, ketidaksetaraaan gender dan ras di bidang sains, matematika, dan teknologi. Sektor manufacture; Biden akan menganggarkan $300 miliar untuk manufacture Amerika. $50 miliar untuk pembuatan dan penelitian semiconductor. $50 miliar untuk National Science Foundation. $50 miliar untuk pembuatan kantor baru di Kementrian Perdagangan yang akan didedikasikan khusus untuk memantau kapasitas industry dalam negeri dan mendanai investasi untuk mendukung produksi barang barang penting. Sektor lainnya; $100 miliar untuk pengembangan tenaga kerja, termasuk pelatihan bagi masyarakat Amerika. $100 miliar untuk jaringan listrik. $45 miliar untuk air bersih. $100 miliar untuk internet broadband berkecepatan tinggi untuk masyarakat Amerika. $213 miliar untuk membangun dan merenovasi lebih dari 2.000k rumah yang terjangkau. $100 miliar untuk memperbaiki gedung sekolah dan $25 miliar untuk fasilitas penitipan anak. $400 miliar untuk perumahan dan perawatan lansia serta disabilitas. $18 miliar untuk modernisasi rumah sakit. Wow bingits kan pemirsa, apakah rencana tersebut mungkin untuk dilakukan? Mungkin saja pemirsa, bukan tidak mungkin. Dengan kekuatan Partai Demokrat yang menghiasi parlement, apapun mungkin. Impactnya adalah, apabila rencana ini benar benar dilakukan, maka perekonomian Amerika akan benar benar semakin lebih cepat pulih dan mendorong pertumbuhan ekonomi lebih cepat. Dan bukan tidak mungkin berimplikasi terhadap inflasi dan tingkat suku bunga. Siapkah kita menahan tekanan tersebut?

2.WELEH WELEH

Melemahnya IHSG sejak awal pekan yang diiringi dengan aksi jual investor asing memberikan kekhawatiran pada pelaku pasar dalam negeri menjelang rilis data PMI Manufaktur Maret dan Inflasi yang rencananya akan dikeluarkan pada hari ini. Berdasarkan consensus yang dihimpun oleh Trading Economics, PMI Manufaktur Maret masih menunjukkan ekspansi dimana produktivitas pabrik pada bulan Maret diproyeksikan masih naik, hal tersebut seiringan dengan naiknya impor bahan baku dan barang modal sepanjang bulan tersebut. PMI Maret diproyeksikan berada di 52 lebih tinggi dari bulan Februari yang berada di 50. Dilain sisi, Bank Indonesia memproyeksikan adanya perlambatan inflasi pada bulan Maret dimana BI memproyeksikan inflasi berada pada 0.08% MoM, 0.44% Ytd, 1.36% YoY. Berdasarkan survey BI, contributor utama kenaikan inflasi terjadi pada naiknya komoditas cabai rawit, bawang merah, tomat dan ikan mas. Namun terdapat beberapa komoditas yang mengalami penurunan, sehingga menjadi kontributor dalam deflasi di bulan Maret. Saat ini pelaku pasar akan mecermati perlambatan dari inflasi tersebut dimana kenaikan dari harga komoditas sejalan dengan supply yang rendah, sehingga hal tersebut memberikan dampak pada kenaikan harga. Tekanan dari kegagalan margin call yang menyebabkan tingkat resiko yang mengalami kenaikkan, tentu harus diikuti dengan kenaikkan imbal hasil sebagai kompensasi hal tersebut. Kenaikkan US Treasury inilah yang mendorong pelemahan IHSG untuk mengalami penurunan lebih dalam. Seperti yang pernah kami sampaikan sebelumnya pemirsa, apalagi US Treasury mengalami kenaikkan hingga mencapai 2%, maka pasar saham di Amerika akan mengalami koreksi dari 5% - 7%. Dan tentu saja kita sebagai Emerging Market suka atau tidak suka juga akan terkena dampaknya. Harga obligasi yang terus mengalami penurunan juga merupakan refleksi dari tingginya tekanan dari US Treasury. IHSG masih berpeluang untuk bergerak melemah pemirsa, diharapkan data perekonomian yang keluar pada hari ini mampu memberikan angin segar atau bantalan yang lebih empuk untuk menahan penurunan IHSG yang lebih dalam, meskipun kami juga tidak terlalu berharap banyak. Tapi beberapa saham blue chips sudah mulai masuk ke dalam rentang harga murah, yuk pelan pelan kita lakukan akumulasi beli. Kalau kita percaya perekonomian Indonesia akan bangkit pada tahun 2021, jangan ragu untuk masuk ketika valuasi harga sedang berada dalam kategori murah.

“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak melemah dan ditradingkan pada level 5.962 – 6.154. Rencana Biden mungkin saja dapat memberikan euphoria, sehingga berpeluang untuk mengalami penguatan. Tetap perhatikan perubahan arus ya pemirsa,” beber analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Kamis (01/4/2021).