Imbas Pandemi, Proyek Infrastruktur Jokowi Ada Yang Tertunda

Pasardana.id - Tidak dipungkiri jika dampak pandemi Covid-19 masih terasa hingga saat ini.
Karena itu, ada beberapa proyek infrastruktur Presiden Joko Widodo yang terpaksa ditunda pembangunannya pada tahun anggaran ini, dikarenakan adanya refocusing anggaran terkait pemulihan ekonomi akibat pandemi tadi.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Hedy Rahadian mengatakan, kegiatan yang belum siap lelang akan ditunda dulu.
Seperti penundaan dukungan kegiatan kawasan industri Subang karena belum siap.
"Kita memang mengalami refocussing dari anggaran awal TA 2021 Rp 53,9 triliun. Kami mendapatkan tugas penghematan melalui refocussing ini senilai Rp 6,88 triliun dan percepatan penarikan PHLN dan peluncuran SBSN senilai Rp 0,55 triliun sehingga per hari ini posisi pagu DIPA menjadi senilai Rp 47,63 triliun," ujar Hedy Rahadian dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi V DPR RI, Selasa (30/3/2021).
Selain itu, disampaikan Hedy, proyek infrastruktur yang ditunda pembangunannya adalah kawasan industri (KI) Subang karena kriteria readiness-nya juga disebut belum siap.
Lalu, kegiatan lainnya yang ditunda adalah pembangunan Kawasan Industri Batang dan Pengembangan Food Estate.
"Relaksasi kegiatan di kawasan industri Batang juga pengembangan Food Estate untuk dilanjutkan penyelesaiannya di tahun depan (TA 2022)," jelasnya.
Tak hanya itu, penghematan juga dilakukan dari pembangunan jembatan baru sebesar Rp 0,52 triliun.
Proyek yang ditunda antara lain Fly Over (FO) Buah Batu, FO Sekip Ujung, Jembatan Cipamuruyan karena belum masuk kriteria siap.
Selain itu, juga relaksasi jembatan Ciloseh (Lingkar Tasikmalaya) masih dalam persiapan.
Dari refokusing ini target pembangunan Bina Marga juga akan berkurang.
Untuk kegiatan pembangunan jalan baru dari awal 920 kilometer di tahun ini menjadi 788 kilometer. Pembangunan jembatan baru (fly over/underpass) semula 29,741 meter menjadi 29.357 meter (selisih 384 meter).
Sedangkan untuk pengoperasian jalan tol, pemeliharaan preservasi jalan dan jembatan juga revitalisasi drainase tidak berubah.
"Per Maret realisasi anggaran sudah 17%, dan realisasi fisik sudah 21%," kata Hedy.
Demikian pula dengan progres lelang proyek dari DIPA tahun ini dengan total 2.432 paket, sudah terkontrak 1.910 paket. Sedangkan yang masih persiapan kontrak ada 149 paket belum lelang 37 paket.