ANALIS MARKET (12/3/2021) : IHSG Berpeluang Bergerak Menguat
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan hari Rabu, 10/03/2021 lalu, IHSG ditutup menguat sebesar 65 poin atau sebesar 1,05% menjadi 6,264. Sektor infrastruktur, industri dasar, keuangan, property, industri konsumsi, pertambangan, perkebunan, perdagangan bergerak positif dan menjadi kontributor terbesar pada kenaikan IHSG kemarin. Sementara investor asing mencatatkan pembelian bersih sebesar 322 miliar rupiah.
Adapun cerita hari ini akan kita awali dari;
1.SAH!!!!!
Akhirnya pemirsa, setelah sekian lama kalau kata lagu dang dut, Presiden Biden menandatangani paket bantuan stimulus senilai $1.9 triliun pada hari Kamis sore ketika Amerika bergerak lebih cepat untuk mengeluarkan stimulus tersebut. Setelah di sahkan ini, tentu saja Biden dapat memberikan prioritas yang selama ini di sampaikan oleh Biden sejak Kampanye kemarin. Biden sendiri akan memberikan pidato pada hari Kamis nanti tentang bagaimana Amerika akan berusaha bangkit dan akan melakukan peperangan lanjutan untuk melawan wabah virus corona. Stimulus tersebut akan langsung di kirimkan kepada masyarakat Amerika setidaknya akhir pekan ini sudah sampai ke rekening bank masyarakat masing masing. Stimulus tersebut juga sudah mensahkan untuk memperpanjang bantuan asurangi pengangguran sebesar $300 per minggu hingga 6 September. Mendorong hampir $20 miliar untuk vaksinasi Covid 19, $25 miliar untuk sewa dan bantuan dalam bentuk utilitas, dan $350 miliar untuk bantuan kepada negara bagian. Biden mengatakan bahwa, Stimulus yang bersejarah ini akan membangun kembali tulang punggung negara ini. Stimulus ini akan memberikan masyarakat Amerika, para tenaga kerja, mendapatkan kesempatan untuk berjuang. Stimulus tersebut merupakan salah satu hal yang dinantikan dan harus dilakukan oleh Biden untuk dapat mempertahankan proses pemulihan ekonomi yang masih berlangsung hingga hari ini. Sejauh ini masih banyak masyarakat yang masih berjuang untuk membeli makanan dan membayar tagihan. Pada akhirnya apa yang dinantikan pun tiba, sejauh ini cukup menjadi perhatian nih pemirsa, sejauh mana US Treasury akan bereaksi terkait hal tersebut. Apakah dengan kehadiran stimulus dan percepatan disribusi vaksin semakin memberikan kekuatan bagi US Treasury untuk menguat karena tentu saja stimulus dan percepatan distribusi akan semakin mendorong dan mempercepat pemulihan ekonomi yang ujung ujungnya mendorong ekspektasi inflasi kedepannya. Nah bicara kenaikkan US Treasury ada yang menarik dengan cerita dari;
2.BANK SENTRAL EROPA MENYADARINYA
Dalam pertemuan Bank Sentral Eropa kemarin, pada akhirnya para pembuat kebijakan Bank Sentral Eropa tidak berniat pemirsa untuk memperluas program stimulus pembelian darurat mereka yang bernilai 1.85 triliun euro atau $2.2 triliun. Meskipun mereka mengucapkan janji untuk meningkatkan jadwal pembelian laju obligasi untuk menjaga imbal hasil untuk tetap dapat terkendali. Keputusan Dewan Pengurus untuk melakukan pembelian pada kecepatan yang lebih tinggi secara signifikan selama 3 bulan kedepan berarti membeli hutang pada tingkatan yang lebih cepat daripada jadwal program yang sebelumnya dijalani oleh Bank Sentral Eropa. Namun kecepatan pembelian obligasi berpotensi akan dilambatkan jika prospek perekonomian mengalami perlambatan. Program pembelian obligasi akan berjalan hingga March 2022, dan memiliki kapasitas yang tersisa hanya 1 triliun euro. Namun Bank Sentral Eropa mengatakan bahwa nilai tersebut dapat dikalibrasi ulang untuk ditingkatkan apabila kalua memang hal tersebut diperlukan. Yang menarik adalah ketika para pembuat kebijakan setuju bahwa pengetatan situasi dan kondisi keuangan merupakan konsekuensi dari hasil yang lebih tinggi dalam beberapa pekan terakhir, meskipun sebagian besar dari mereka sebetulnya tidak terlalu khawatir dengan adanya kenaikkan US Treasury. Bank Sentral Eropa akan memantau situasi dan kondisi pembiayaan melalui peta atau road map yang disajikan pada seminar Dewan Pemerintahan pada hari Rabu kemarin. Beberapa data yang ditampilkan adalah indicator imbal hasil obligasi pemerintah rentang 10y, pengembalian obligasi bank dan hutang perusahaan non keuangan, bunga pinjaman dengan indicator tertentu, hijau, kuning, merah tergantung tingkatannya terhadap stress test yang dilakukan. Imbal hasil obligasi yang meningkat merupakan sebagai bagian dari reaksi yang dilakukan oleh stimulus di Amerika. Berbeda dengan di Eropa, nilai vaksinasi dan bantuan fiscal sangat kecil, yang itu artinya perekonomian tidak siap untuk mengatasi biaya pinjaman yang lebih tinggi. Sejauh ini sebetulnya Bank Sentral Eropa bisa saja menaikkan pembelian dari sebelumnya 60 miliar euro menjadi 80 miliar euro per bulan di sepanjang tahun ini. Namun kami cukup senang, bahwa Bank Sentral Eropa akan meningkatkan kecepatan program pembelian obligasinya apabila diperlukan sudah merupakan lebih dari cukup untuk membantu menenangkan pasar.
3.GANJELAN
Penerimaan pajak yang turun pada tahun 2020 menjadi perhatian pelaku pasar. Meskipun hal tersebut sudah diperkirakan melihat produktivitas dan aktivitas bisnis yang lesu pada tahun 2020. Namun focus kali ini adalah untuk menutupi potensi shortfall pada tahun 2021, pemerintah akan mengambil langkah memperluas pengenaan pajak. Pemerintah akan mengejar setoran pajak dari sektor usaha makanan dan minuman, farmasi, hingga alat kesehatan. Hal ini seiringan dengan positifnya kinerja ketiga sector tersebut di tengah pandemi. Dalam Laporan Kinerja Ditjen Pajak Kemenkeu 2020 menyebutkan rencana aksi tersebut antara lain merujuk kepada, pertama industri makanan dan minuman termasuk produk sawit, produk makanan kesehatan seperti sarang burung walet, dan produk pakan ternak. Kedua, industry farmasi antara lain obat, herbal atau tradisional. Ketiga, industri alat kesehatan yakni alat pelindung diri (APD), masker, termasuk juga alat olahraga seperti sepeda. Ditjen Pajak menimbang ada beberapa hal yang melandasi potensi pajak dari ketiga sektor tersebut yang termasuk dalam industri manufaktur. Pertama, memiliki kontribusi produk domestik bruto yang besar. Kedua nilai potensi dan tax gap yang cukup signifikan. Ketiga, memiliki ability to pay yang tinggi. Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani, telah melihat adanya potensi penerimaan pajak dari sektor manufaktur. Hal ini sejalan dengan perbaikan kinerja yang terindikasi dari peningkatan PMI Manufaktur Indonesia pada Januari lalu berada di level 52,2. Meski pada Februari turun jadi 50,9. Namun demikian, penerimaan dari sektor pengolahan pada Januari lalu -4,27% YoY. Angka tersebut menunjukkan pemulihan dari posisi kuartal IV-2020 -28,76% YoY. Pertumbuhan penerimaan pajak sektor manufaktur pada bulan lalu merupakan kedua terbaik, setelah sektor informasi dan komunikasi yang naik 6,28% YoY. Pelaku usaha cukup mengapresiasi upaya pemerintah yang sejak tahun lalu memberikan stimulus kepada industri seperti keringannan bea masuk atau pun pengurangan pajak untuk sektor tertentu, dan juga PPh untuk karyawan. Hal tersebut cukup membantu cash flow pelaku usaha. Namun selama daya beli dan supply chain masih belum berjalan normal, pengenaan pajak pada pelaku usaha dapat menghambat laju ekspansi. Sehingga hal tersebut dapat saja memberikan tekanan pada pemulihan ekonomi yang lebih cepat.
“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak menguat dan ditradingkan pada level 6,184 – 6,325,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Jumat (12/3/2021).

