ANALIS MARKET (08/12/2021) : IHSG Memiliki Peluang Bergerak Menguat Terbatas

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan hari Selasa, 07/12/2021 kemarin, IHSG ditutup menguat 55 poin atau 0,85% menjadi 6.602. Sektor transportation & logistic, industrilas, consumer cylicals, financials, properties & real estate, basic materials, healthcare, consumer non cylicals bergerak positif dan mendominasi kenaikan IHSG kali ini. Investor asing di seluruh pasar membukukan penjualan bersih sebesar Rp57.5 miliar.

“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak menguat terbatas dan ditradingkan pada 6.574 – 6.647,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Rabu (08/12/2021).

Adapun cerita hari ini akan kita awali dari;

1.CERITA DARI AUSTRALIA

Well, pada akhirnya seperti yang kita ketahui bersama, Bank Sentral Australia masih membiarkan kebijakan moneternya tidak berubah. Bank Sentral Australia mengatakan bahwa masih banyak ketidakpastian dari variant Omicron. Meskipun demikian Bank Sentral Australia melihat banyak hal yang positive terjadi di Australia, seperti tenaga kerja yang mulai positive dan perekonomian yang mulai membaik. Bank Sentral Australia masih mempertahankan tingkat suku bunganya pada level 0.1%, karena menurut Bank Sentral Australia bahwa masih dibutuhkan kebijakan akomodatif yang diperlukan untuk mendorong pengangguran dan mengangkat upah untuk menjadi lebih tinggi. Bank Sentral Australia memberikan keyakinan kepada kita semua bahwa tingkat suku bunga tidak akan naik hingga inflasi mencapai 2% atau 3% dari target Bank Sentral. Meskipun demikian, Bank Sentral Australia yang sekarang, jauh lebih optimis pemirsa pada prospek pemulihan ekonomi. Mereka yakin bahwa Omicron tidak akan mengubah prospek pemulihan ekonomi, oleh sebab itu Bank Sentral Australia memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi akan menjadi lebih baik kedepannya. Pernyataan optimis Bank Sentral Australia membuat peluang pelonggaran secara kuantitatif akan kembali ditinjau pada pertemuan pertama 2022 mendatang. Ada potensi bahwa Bank Sentral Australia akan mulai mengumumkan juga nih pemirsa untuk menghentikan program pembelian obligasinya di pasar yang saat ini berada di A$ 4 miliar atau $2.8 miliar menjadi A$ 2 miliar, namun hal ini akan membutuhkan perhatian lebih lanjut dan kami yakin Bank Sentral Australia akan memastikan 2 kali sebelum pada akhirnya memangkas program pembelian obligasinya. Lowe sendiri mengatakan bahwa keputusan pada bulan February nanti akan dipengaruhi oleh 3 hal; 1. Bagaimana sikap dan tindakan dari Bank Sentral di negara lain. 2. Bagaimana pergerakan pasar obligasi di Australia, dan 3. Mendapatkan kemajuan penuh dari ketenagakerjaan dan inflasi sehingga tercapai secara target. Para pemain obligasi di Australia melihat bahwa Bank Sentral Australia sudah mengirimkan signal untuk mulai mengakhiri Quantitative Easing secepatnya, namun tentu memastikan perekonomian pulih menjadi bagian yang terpenting saat ini. Sikap dari The Fed kami juga yakin akan mempengaruhi sikap dari Bank Sentral Australia dalam membuat keputusan, karena tentu saja hal ini akan memberikan Bank Sentral Australia sebuah gambaran akan perkembangan tindakan dari Bank Sentral kedepannya. Lowe juga mengatakan bahwa dirinya masih membutuhkan waktu untuk menciptakan perekonomian yang lebih kuat sebagai bagian dari interpretasi kenaikkan harga yang terus mengalami peningkatan. Meskipun inflasi mengalami peningkatan, namun pada dasarnya inflasi masih dikatakan rendah. Bank Sentral Australia melihat ada kemungkinan tingkat suku bunga mengalami kenaikkan 15 bps pada tahun 2022 mendatang pada Q2 atau Q3 2022. Kami melihat Lowe sendiri masih ragu terkait dengan pemangkasan pembelian obligasi di pasar, oleh sebab itu dirinya mengatakan bahwa akan melihat sikap dan tindakan yang akan dilakukan oleh Bank Sentral lainnya. Kami melihat baru satu satunya Bank Sentral yang secara jujur, baru Bank Sentral Australia, lho mengapa begitu? Mereka mengatakan bahwa sikap dan tindakan Bank Sentral negara lain, tentu akan memberikan pengaruh terhadap keputusan yang akan mereka ambil. Tentu saja hal ini memberikan indikasi bahwa keputusan apa yang dilakukan oleh Bank Sentral besar seperti The Fed, tentu memberikan multiplier effect yang tidak hanya terjadi kepada pelaku pasar dan investor, namun juga terhadap Bank Sentral di negara lain dalam mengambil kebijakan. Kami melihat perjalanan Bank Sentral Australia untuk memangkas tingkat suku bunganya masih sangat panjang, dan tidak bisa diputuskan hanya dalam waktu dekat. Situasi dan kondisi yang masih belum pasti, justru memberikan ketidakpastian baru meskipun Bank Sentral Australia mengatakan bahwa mereka yakin, Omicron tidak akan membuat perubahan terhadap proyeksi pemulihan ekonomi di Australia, Amin! Apa iya yang dikatakan oleh Lowe terkait dengan Omicron itu tidak berarti apa apa? Yuk kita cari tahu jawabannya. Kemarin, Pfizer telah melakukan pencobaan dan mendapatkan hasil bahwa vaksin Pfizer memberikan kekebalan terhadap Omicron, dan yang terpenting adalah bahwa booster yang diberikan masih akan mampu untuk menghentikan strain yang sangat bermutasi tersebut. Omicron sendiri menurut para peneliti mengatakan bahwa Omicron dapat mengurangi antibody terhadap tubuh hingga 40 kali bahkan pada orang yang telah menerima 2 dosis Pfizer. Pfizer sendiri mengatakan bahwa booster akan mampu mengurangi tingkat infeksi yang lebih parah, sehingga orang yang belum mendapatkan booster harus secepatnya mendapatkannya. Apalagi sekarang ini, pada akhirnya Omicron berhasil menjangkiti 50 negara, dan 19 negara bagian di seluruh Amerika. Dan yang terpenting adalah, Dr Fauci sendiri bahwa terlalu dini untuk mengatakan seberapa parah dampak yang ditimbulkan oleh Omicron. Waktu terus berjalan, harapan dan khawatir berjalan beriringan. Sejauh mana pelaku pasar dan investor mampu menjaga asa, sejauh itu pula IHSG dan pasar obligasi akan melangkah.

2.POTENSI

Industri hulu migas dinilai dapat memegang peran penting terhadap pertumbuhan ekonomi dan seluruh sector lainnya. Tren konsumsi energi di masa depan yang dinilai akan semakin meningkat saat ini telah dialami oleh negara – negara berkembang. Hal ini mengacu pada RUEN konsumsi minyak bumi Indonesia yang diproyeksikan naik hingga tahun 2050 hampir 139% dari konsumsi rata – rata 1.6 juta bph menjadi 3.6 juta bph. Selain itu, konsumsi gas diproyeksikan dapat naik lebih tinggi dari minyak di tahun 2050 yang diproyeksikan akan mencapai 239%. Dalam RUEN porsi minyak mencapai 28,8% dalam bauran energy nasional pada tahun 2020 atau secara volume mencapai 1,66 juta bph. Sementara gas bumi sebesar 6.557 juta kaki kubik per hari atau sebesar 21,2% dari bauran energi nasional. Kebutuhan energi saat ini maupun sekian tahun kedepan masih akan banyak ditopang dan disokong oleh non renewable energy resources seperti minyak bumi, karena itu keberadaan industri hulu migas menjadi sangat strategis untuk memenuhi kebutuhan energi maupun untuk menjaga ketahanan energi nasional. Saat ini investasi pada industry hulu dinilai cukup penting guna mendukung sektor energi dapat bertumbuh. Kami melihat tantangan kedepan masih cukup besar terutama untuk kegiatan eksplorasi. Sehingga diperlukan upaya yang strategis dalam menarik investor untuk melakukan kegiatan tersebut serta pemanfaatan dari teknologi tinggi yang sudah berkembang sampai saat ini. Kami melihat saat ini koordinasi dengan stakeholder di hulu migas sangat penting. Salah satu ketika mengajukan insentif yang bervariasi agar dapat diimplementasikan di proyek migas dapat sesuai. Hal ini mengingat tidak semua kontraktor migas membutuhkan insentif yang sama. Pemerintah dinilai perlu membuka dialog dengan masing-masing kontraktor migas untuk menentukan insentif yang tepat guna diimplementasikan. Tujuannya agar lapangan migasnya bisa lebih menguntungkan, menarik, dan berkesinambungan. Sehingga hal tersebut diharapkan dapat menarik minat investor asing untuk dapat berinvestasi di Indonesia.