ANALIS MARKET (23/9/2020) : Pasar Obligasi Diproyeksi Bergerak Variatif, Aksi 'Wait and See' Direkomendasikan

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, hari ini mungkin pasar obligasi akan ditinggalkan oleh pelaku pasar dan investor.

Lho kok bisa? Pasalnya, lelang yang diadakan pemerintah kemarin saja terasa sepi, jangankan di atas dengan rentang Rp 50 – Rp 75 T, ini dibawah dari Rp 50 T.

Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya kemarin (22/9), bahwa total penawaran yang masuk kali ini menjadi sebuah gambaran penting bagaimana situasi dan kondisi pasar obligasi saat ini.

Ditengah badai kehidupan yang saat ini tengah di hadapi oleh pasar obligasi, pertanyaannya sederhana. Apakah pasar obligasi akan ditinggal sendirian untuk menjalani sisa pergerakan pasar obligasi hingga akhir tahun? Tentu tidak.

Pasar obligasi masih memiliki Bank Indonesia yang dimana akan selalu siap sedia untuk menenangkan pasar. Apalagi Bank Indonesia baru menyerap obligasi senilai $6.7 miliar dari total $27 miliar yang dijanjikan oleh Bank Indonesia.

Oleh sebab itu, meskipun pasar obligasi dibiarkan jalan sendirian, dapat dipastikan harganya akan lebih stabil karena Bank Indonesia dipastikan akan menopang pergerakan pasar obligasi.

Di satu sisi sebagai informasi, sejauh ini investor asing masih keluar masuk pasar obligasi meskipun dalam ukuran persentase dapat dikatakan kecil sekitar 0.1%, namun dapat kita katakan bahwa tahun ini mungkin capital outflow sudah keluar cukup besar. Lantas mau sampai kapan situasi dan kondisi seperti ini berlanjut?

Kami melihat ada beberapa hal yang dapat kita simpulkan.

1. Sejauh mana pemerintah mengendalikan penyebaran virus corona sejauh itu pula pelaku pasar dan investor akan kembali masuk ke dalam pasar obligasi.

2. Tanda tanda indicator macro ekonomi yang kian mengalami penurunan akan menjadi suatu tanda bahwa perekonomian Indonesia sedang tidak baik baik saja, namun tidak melakukan apapun juga memberikan gambaran bahwa perekonomian juga tidak menemukan solusi untuk memperbaiki situasi dan kondisi saat ini. Hal ini yang membuat fase pemulihan semakin tidak jelas.

“Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, pagi ini pasar obligasi pagi ini akan dibuka bervariatif, potensi melemah untuk obligasi 5y, potensi menguat untuk 10y – 20y. Kami merekomendasikan wait and see,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Rabu (23/9/2020).

Adapun cerita hari ini akan kita awali dari;

1.YANG TERDALAM

Kesaksian Powell di hadapan congress semakin membuat situasi dan kondisi terkait dengan prospek perekonomian terlihat semakin berat untuk dilewati. Hampir sama seperti yang sebelumnya, Powell mengatakan bahwa perekonomian Amerika masih harus menempuh perjalanan yang lebih panjang sebelum pada akhirnya mengalami fase pemulihan dari wabah virus corona yang dimana itu artinya, mereka membutuhkan dukungan lebih lanjut baik dari Bank Sentral maupun dari pemerintah. Kami cukup senang Powell mengatakan hal yang sama agar mungkin masyarakat dapat memikirkannya dengan baik kata kata dari om saya yang satu ini :D, dirinya mengatakan bahwa perekonomian kedepannya akan sangat bergantung dari bagaimana pemerintah dapat mengendalikan penyebaran virus corona dan mendorong untuk mengambil kebijakan di semua tingkat pemerintahan. Sejauh ini proses pemulihan sedang berlangsung, baik tingkat lapangan pekerjaan maupun aktivitas ekonomi secara keseluruhan namun levelnya masih sangat jauh dibawah sebelumnya wabah virus corona hadir. Hal ini yang membuat perekonomian di masa depan akan sangat tidak pasti. Powell tidak sendiri di hadapan congress, dia didampingi oleh Menteri Keuangan Amerika, Steven Mnuchin yang mengatakan bahwa Steven bersama White House terus mencari kesepakatan dengan kedua belah pihak mengenai pemberian bantuan fiscal tambahan. Steven mengatakan bahwa presiden dan saya akan terus berkomitmen untuk memberikan dukungan kepada para tenaga kerja dan bisnis di Amerika, dirinya sendiri pun masih yakin bahwa paket stimulus fiscal masih di perlukan, namun pemerintah siap untuk mencapai kesepakatan dengan pihak bipartisan. Powell dan Mnuchin juga menyampaikan beberapa hal terkait dengan impact dari Undang Undang Cares yang telah disahkan sebelumnya yang dimana Amerika sudah mengalokasikan hampir sekitar $2 triliun untuk mendorong perekonomian Amerika. Sejauh ini kami melihat bahwa prospek pemberian stimulus secara fiscal masih sangat mungkin untuk dilakukan namun dengan harapan yang tipis. 1 bulan menjelang pemilu, tentu pelaku pasar dan investor mungkin akan terfokus dengan pemilu tersebut, pemenangnya pun mungkin akan menang dengan selisih yang tipis. Dan seperti biasa, menjelang pemilu biasanya pasar akan dibawa turun sejenak yang dimana nantinya akan mendapatkan dorongan setelah pemilu di Amerika usai, yang dimana tentunya saham memiliki alasan untuk mengalami kenaikkan. Powell dan Mnuchin juga memberikan jawaban yang cukup lengkap terkait dengan pemberian fasilitas kredit, khususnya dari The Fed yang dimana pemberian kredit dari The Fed senilai $600 miliar yang ditopang oleh dana dari Treasury untuk diberikan kepada perusahaan kecil dan menengah. Namun yang mencemaskan bahwa pinjaman tersebut baru terserap hanya $1.5 miliar, sungguh angka yang sangat minim. Powell dan Mnuchin mengatakan bahwa pinjaman yang jumlahnya jauh lebih kecil mungkin akan lebih cepat terserap, sehingga hal tersebut membutuhkan program pinjaman baru atau Program Perlindungan Upah yang dimana hal tersebut dapat lebih bermanfaat terhadap perusahaan kecil. Mnuchin mengatakan bahwa dirinya ingin mengalokasikan dana yang sebelumnya telah dialokasikan dalam Undang Undang Cares yang dimana dana tersebut digunakan sebagai dana cadangan untuk nilai kerugian dari program utama dan program pinjaman lainnya yang mungkin sebetulnya tidak lagi diperlukan. Mnuchin ingin menghabiskan dana tersebut untuk bidang ekonomi yang lain yang dimana mungkin saja dapat lebih bermanfaat apabila dialokasikan dengan lebih naik. Namun untuk menggunakan dana cadangan tersebut membutuhkan otoritas congress untuk menggunakannya, yang dimana menurut kami bukan sesuatu yang mudah untuk mendapatkan otoritas tersebut. Karena disatu sisi kami melihat ada potensi di 42 hari tersisa, mungkin akan digunakan sebagai waktu untuk menunggu pemilihan presiden.

2.LEBIH DALAM

Kementerian Keuangan mengubah proyeksi pertumbuhan ekonomi dari sebelumnya -1,1% - 0,2% menjadi - 1,7% hingga -0,6%. Perubahan outlook ini dilakukan melihat perkembangan ketidakpastian akibat pandemi yang terus berlangsung. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa perkembangan kasus virus corona akan mempengaruhi aktivitas ekonomi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selain itu, dari sisi permintaan di kuartal III/2020 konsumsi rumah tangga masih diperkirakan pada zona kontraksi yaitu -3 % hingga -1,5% dengan total outlook 2020 konsumsi kita berarti pada kisaran kontraksi -2,1% hingga -1%. Sri Mulyani menambahkan bahwa peningkatan kinerja konsumsi pemerintah tersebut didorong oleh kebijakan belanja atau ekspansi sebagai cara untuk counter cyclical. Hal ini seiringan dari hampir sebagian besar lembaga global memproyeksikan memang memproyeksikan ekonomi Indonesia akan terkontraksi hingga akhir tahun. Sehingga kami melihat penurunan dan penjualan dari investor asing yang terjadi pada saat ini dinilai bagian dari penyesuaian harga terhadap penurunan ekspektasi. Menurunnya kepercayaan investor terhadap upaya pemerintah guna menangani dampak dari pandemic virus corona menjadi trigger terhadap aksi jual tersebut.