Sri Mulyani : Covid-19 Membuat Indonesia Perkuat Sektor Kesehatan
Pasardana.id - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pandemi Covid-19 merupakan wake up call bagi dunia tentang pentingnya investasi dalam pengembangan kapasitas kesiapan dan respons menghadapi pandemi.
Oleh karena itu, dia menyebutkan kesiapan pemerintah Indonesia untuk terus melakukan penguatan sektor kesehatan dalam rangka memastikan akses bagi setiap orang terhadap layanan kesehatan yang berkualitas.
Sri Mulyani juga menyebutkan, hal itu harus menjadi bagian dari investasi bagi setiap negara-negara di dunia, termasuk Indonesia untuk mengembangkan kapasitas kesiap-siagaan di sektor kesehatan.
“Pemerintah terus menguatkan sektor kesehatan dalam memastikan akses bagi setiap orang terhadap layanan kesehatan berkualitas," ujar Sri Mulyani melalui siaran pers, dikutip Minggu (20/9/2020).
Menurut Ani, langkah-langkah penanganan tersebut membuat pemerintah Indonesia membutuhkan alokasi anggaran yang jauh lebih besar, yang menuntut dilakukannya penajaman prioritas anggaran serta tetap menjaga keberlangsungan fiskal.
"Di sisi lain, Indonesia juga melakukan upaya pemulihan ekonomi dengan memberikan dukungan terhadap masyarakat yang terdampak, termasuk UMKM dan dunia usaha," katanya.
Ani, sapaan akrabnya, juga menyebutkan bahwa menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tidak ada negara yang telah sepenuhnya siap untuk menghadapi pandemi yang menyebar secara cepat dan berdampak besar pada kehidupan ini.
"Masih terdapat ketimpangan (gap) atas kapasitas pandemic preparedness, baik pada level nasional maupun level global," ucapnya.
Pada level nasional, kesenjangan kapasitas tersebut pada umumnya terletak pada kapasitas sistem surveillance pandemi yang belum kuat, sistem kesehatan yang terbatas, koordinasi antar lembaga yang belum efektif, dan komunikasi publik yang belum optimal.
"Sedangkan pada level global, kesenjangan kapasitas mencakup pada kemampuan untuk melakukan proses surveillance and prevention yang terbatas, kapasitas sistem kesehatan dan supply chain yang masih lemah, koordinasi global leadership yang belum optimal dan koordinasi research and development yang belum kuat," imbuh Ani.
Ia pun mengingatkan kembali peran G20 bersama lembaga pembangunan multilateral dan organisasi internasional, termasuk WHO, sangat penting dalam upaya mengendalikan Covid-19 dan mendorong pemulihan perekonomian global.
"Langkah-langkah penanganan tersebut tentunya membutuhkan alokasi anggaran yang besar, yang menuntut dilakukannya penajaman prioritas anggaran serta tetap menjaga keberlangsungan fiskal," tandas Sri Mulyani.