ANALIS MARKET (03/12/2020) : Pasar Obligasi Berpotensi Menguat Terbatas
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, setelah lelang usai, pergerakan harga obligasi kembali melempem.
Tidak banyak hal yang dapat kita lakukan saat ini apalagi ditengah situasi dan kondisi harga obligasi tidak kunjung turun sekalipun posisinya berada dalam overbought.
Secara perhitungan bulanan, masih ada ruang bagi pasar obligasi untuk mengalami penguatan, namun secara harian pasar obligasi harus turun terlebih dahulu sebelum kembali menguat.
Situasi dan kondisi saat ini sudah cukup baik untuk saat ini, namun tidak cukup baik untuk pergerakan bagi jangka menengah hingga panjang.
Harus ada trigger untuk mendorong harga obligasi mengalami penguatan, atau penurunan agar pasar obligasi dalam bergerak dalam rentang volatilitas yang baik. Sejauh ini secara kuartal, capital inflow yang mengalir masuk ke dalam pasar obligasi senilai Rp 37.8 T, dan secara minggu terakhir saja capital inflow yang masuk sebesar Rp 1 T.
Pertanyaannya sederhana, ditengah situasi dan kondisi harga obligasi saat ini, apakah masih keinginan capital inflow untuk kembali masuk? Biar waktu yang akan menjawabnya.
Nah, kali ini di hari Kamis (03/12), kita akan sedikit membahas mengenai municipal bonds, yang dari dulu penerbitannya selalu dan selalu tidak jadi.
Dulu memang peraturannya saling tumpang tindih, namun sekarang peraturannya sudah kembali diperbaharui oleh regulator yang memiliki kewenangan atas hal tersebut, sehingga berpotensi untuk mendorong obligasi municipal bond untuk terbit.
Sebetulnya apa sih Municipal Bond ini?
Municipal Bond atau obligasi daerah merupakan salah satu langkah pemerintah daerah untuk menerbitkan surat utang dengan tujuan untuk mempercepat pemerataan pembangunan nasional.
Dengan dana tambahan dari utang, tentu hal ini akan mendorong pemerintah daerah untuk semakin lebih bergegas dalam membangun banyak hal, katakanlah mulai dari infrastructure, sumber daya manusia, dan sumber daya alam.
Pertanyaannya adalah, ditengah situasi dan kondisi yang terkadang masih banyak dana daerah yang belum terserap, apakah Municipal Bond ini dibutuhkan? Karena terkadang dana yang tidak terserap saja dikelola oleh Bank Pembangunan Daerah.
Tentu harapannya adalah penerbitan Municipal Bond ini sesuatu yang sangat baik, tentu kami juga sangat mendukung, namun jangan sampai nanti serapan dana tersebut kecil yang nantinya hanya memberatkan dengan harus membayar kupon.
Lebih lanjut analis Pilarmas menilai, diperdagangan Kamis (03/12) pagi ini, pasar obligasi diperkirakan akan dibuka bervariatif dengan potensi menguat terbatas.
“Kami merekomendasikan wait and see,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Kamis (03/12/2020).
Adapun cerita menjelang akhir pekan ini akan kita awali dari;
1.POWELL DAN MNUCHIN BERSATU TAPI BERBEDA
Pada pertemuan hari ke 2 dengan congress, Powell dan Mnuchin keduanya sepakat untuk mendukung stimulus fiscal lebih banyak untuk mendorong perekonomian dalam beberapa bulan kedepan untuk menjaga fase pemulihan. Dukungan fiscal akan sangat membantu saat ini untuk dapat menggerakkan ekonomi dan menjaga perekonomian dari resiko penurunan terutama untuk usaha kecil. Powell menegaskan bahwa resiko untuk memberikan stimulus lebih besar memiliki nilai resiko lebih kecil daripada memberikan stimulus lebih kecil namun dengan tingkat resiko lebih besar. Mnuchin mengatakan bahwa dirinya berbicara dengan Trump terkait dengan pemberian stimulus, dan mereka sepakat untuk mendesak congress untuk dapat mengesahkan suatu paket stimulus untuk menopang perekonomian. Sejauh ini paket stimulus yang dijanjikan sebelum pemilihan presiden sedang berada dalam keadaan stuck, sehingga tidak akan ada keputusan apapun yang keluar saat ini bahkan mungkin stimulus fiscal baru bisa dikeluarkan pada pelantikan Biden selesai pada bulan January mendatang. Meningkatnya jumlah kasus wabah virus corona di Amerika membuat perekonomian semakin terancam dalam fase pemulihan yang berpotensi menurunkan aktivitas perekonomian dan membuat masyarakat Amerika harus kembali kehilangan pekerjaan mereka. Powell sejauh ini juga belum memberikan kisi kisi terkait dengan pertemuan Bank Sentral Amerika pada tanggal 15 – 16 December mendatang, meskipun Powell menegaskan bahwa Bank Sentral akan berusaha untuk menggunakan semua tools yang ada untuk membantu pemulihan perekonomian. Powell mengatakan bahwa jalan masih panjang, karena masih ada sekitar 10 juta orang yang masih belum mendapatkan pekerjaan. Jadi kami akan menggunakan semua apa yang ada hingga tekanan terhadap perekonomian dapat berlalu namun pemerintah juga harus turun tangan. Sejauh ini kelompok senator Republik telah mengusulkan stimulus dengan nilai $908 miliar untuk mendukung perekonomian, dengan $300 miliar sebagai pinjaman untuk usaha kecil, $240 miliar untuk pemerintah negara bagian dan daerah, dan $180 miliar untuk memperpanjang pinjaman tunjangan pengangguran. Pejabat The Fed sejauh ini mendukung untuk memperpanjang semua fasilitas pinjaman Bank Sentral yang dimana mereka beranggapan bahwa program tersebut merupakan sesuatu yang sangat penting untuk menjaga kepercayaan pasar, meskipun beberapa program tersebut jarang di gunakan. Namun Powell menegaskan tidak ada satupun Bank Sentral didunia ini yang ingin menghilangkan program yang mendukung perekonomian khususnya ditengah situasi dan kondisi seperti ini. Powell mengatakan bahwa fasilitas dapat dibangun dengan dana Exchange Stabilization Fund yang dimana berfungsi sebagai penahan kerugian apabila hal tersebut diperlukan. Presiden Fed San Fransisco, Mary Daly pun mengatakan hal yang sama, bahwa program pemberian kredit tidak bisa kita abaikan begitu saja, meksipun program tersebut tidak digunakan untuk menopang perekonomian. Sekalipun penyerapan kredit tersebut rendah, bukan berarti fasilitas kredit Bank Sentral tidak efektif, hal itu sebagai bagian dari asuransi yang efektif bagi pasar. Sebagai penutup, Powell mengatakan bahwa saat ini ada beberapa bagian masyarakat yang sangat membutuhkan bantuan, karena tidak semua masyarakat memiliki tabungan yang cukup untuk melewati saat saat sulit seperti ini. Untuk itulah tugas kita untuk memberikan bantuan agar mereka bisa melewati masa masa sulit hingga pandemic ini usai. Namun sebetulnya ada apa sih dengan stimulus fiscal yang tidak kunjung keluar? Masih adakah harapan untuk keluar sebelum pelantikan Presiden terpilih? Konon katanya, Nancy Pelosi dan Pemimpin Minoritas Senat Chuck Schumer pada hari Rabu kemarin telah mendesak Pemimpin Mayoritas Senat, Mitch McConnell untuk dapat menggunakan rencana stimulus dengan nilai $908 miliar seperti yang sudah kami sampaikan diatas agar dapat mengirimkan bantuan terlebih dahulu sebelum akhir tahun. Lebih baik $908 miliar keluar daripada $2.2 triliun keluar tapi baru mimpi di siang hari bolong. Namun belum saja di ajukan, McConnell langsung menolak rencana bipartisan tersebut. McConnell sekali lagi mengatakan hanya akan memberikan paket stimulus senilai $500 miliar. Namun ini membutuhkan waktu yang cepat untuk melakukan negosiasi, karena pada tanggal 11 December ada tagihan dalam bentuk pendanaan yang harus disahkan oleh Congress sehingga sekiranya bantuan tersebut disetujui maka dapat dimasukkan kedalam tagihan tersebut agar dapat segera di kirimkan kepada masyarakat Amerika sebelum akhir tahun. Menurut kabar selintingan yang beredar, apa yang diinginkan oleh McConnell paket murah tersebut mendapatkan dukungan dari Trump, mungkin Trump masih marah dengan rakyat Amerika yang tidak memilih dirinya. Namun lagi lagi, Pelosi dan Schumer mengatakan bahwa mereka tidak memberikan dukungan terhadap paket dengan nilai tersebut. Kami bingung, ini seperti anak kecil yang lagi berkompromi. Mulai dari sebutan triliun hingga milyar, tampaknya tidak ada yang sepakat. Kami melihat tampaknya $500 miliar bukanlah sesuatu yang buruk untuk saat ini, karena lebih baik bantuan diberikan pada akhir tahun ini, dan dilanjutkan dengan pelantikan Biden pada awal tahun depan sehingga Biden dapat memberikan tekanan untuk dapat memberikan paket stimulus jumbo tersebut. Setidaknya angin sepoi sepoi dari vaksin masih akan memberikan harapan kepada market, namun akan menjadi angin pantai apabila ternyata mereka sepakat untuk memberikan stimulus terhadap pasar karena ini akan mendorong pasar untuk bereaksi positive.
2.AUSTRALIA TERLUKA TAPI BOLEH BANGGA
Perekonomian Australia kembali bangkit setelah tingkat pertumbuhan ekonominya mengalami kenaikkan secara QoQ dari sebelumnya -7% menjadi 3.3%, dan secara YoY mengalami perbaikkan dari sebelumnya -6.4% menjadi -3.8. Gubernur Bank Sentral Australia, Philip Lowe mengatakan bahwa pemulihan akan berlangsung tidak merata, cukup bergelombang, namun akan kembali bangkit. Beberapa bagian perekonomian akan berjalan dengan sangat baik, namun di beberapa bagian lainnya akan mengalami kesulitan yang cukup besar. Sejauh ini perbaikan ekonomi Australia masih berjalan dengan sangat baik, meskipun sebagian besar masih berada dalam situasi dan kondisi lockdown. Situasi dan kondisi akan kembali membaik khususnya pada kuartal 4 tahun 2020 dan kuartal 1 tahun 2021. Sejauh ini Victoria masih berkontribusi sebanyak 25% dari GDP, namun akibat lockdown yang sebelumnya di lakukan mengakibatkan 1.200 masyarakat harus kehilangan pekerjaannya khususnya pada bulan August dan September. Tingkat pengangguran di Australia saat ini berada di level 7% namun Bank Sentral Australia mengatakan bahwa tingkat pengangguran tersebut berpotensi untuk mengalami kenaikkan hingga 8%. Dari data pertumbuhan ekonomi Australia, terlilhat bahwa belanja rumah tangga mengalami kenaikkan hingga ke level 7.9%, dan pengeluaran pemerintah naik 1.4%. Bank Sentral Australia dan pemerintah masih terus berupaya untuk melakukan bauran kebijakan baik fiscal maupun moneter untuk terus menopang perekonomian, dan sejauh ini Bank Sentral masih terus melakukan pembelian obligasi dengan nilai A$ 100 miliar. Dewan masih akan terus meninjau mengenai paket stimulus berikutnya, dan siap untuk melakukan apa yang diperlukan apabila dibutuhkan. Dengan adanya kenaikkan tingkat pertumbuhan ekonomi, maka kami melihat tingkat suku bunga Bank Sentral Australia tidak akan berada hingga di wilayah negative. Sejauh ini China masih memberikan kontribusi terhadap nilai ekspor Australia sebesar 35%, namun sayang nilai tersebut berpotensi turun pada tahun depan seiring dengan keributan yang terjadi diantara keduanya. Perekonomian Australia masih memiliki sisi positive kedepannya, khususnya pada tahun 2021 mendatang, yang ditopang oleh meningkatnya kepercayaan konsumen, meningkatnya jumlah lapangan tenaga kerja, dan pasar perumahan yang kembali menguat. Sejauh ini Gubernur Bank Sentral juga mengatakan bahwa vaksin memberikan harapan sehingga pelonggaran terhadap mobilitas masyarakat juga akan terus berlanjut untuk mendorong perekonomian kedepannya. Bauran kebijakan baik Bank Sentral maupun pemerintah juga jadi salah satu point acuan kedepannya untuk mendorong perekonomian Australia kembali bangkit, khususnya dalam menghadapi kekuatan dan tekanan yang diberikan oleh China kepada Australia. Australia harus berfikir lebih keras lagi untuk mencari pengganti China untuk menjaga tingkat pertumbuhannya apabila ingin hasil yang baik pada tahun 2021 mendatang.

