ANALIS MARKET (14/10/2020) : IHSG Memiliki Peluang Bergerak Bervariatif Dengan Potensi Menguat

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan hari Senin, 12/10/2020, IHSG ditutup menguat 39 poin atau +0,78% menjadi 5,132. Sektor keuangan, aneka industri, industry dasar bergerak positif dan menjadi kontributor terbesar pada kenaikan IHSG kemarin. Investor asing membukukan penjualan bersih sebesar 49 miliar rupiah.

Adapun cerita hari ini akan kita awali dari;

1.MELOMPAT LEBIH TINGGI

Lagi-lagi untuk kesekian kalinya, IMF kembali merevisi proyeksi perekonomian yang tengah terjadi saat ini menjelang penutupan tahun 2020. Perekonomian dunia saat ini diproyeksikan akan mengalami kontraksi sebesar 4.4%, revisi ini merupakan sesuatu yang lebih baik dari proyeksi sebelumnya pada bulan June yang dimana berada di 4.9%. Proyeksi IMF memberikan informasi bahwa social distancing dari wabah virus corona akan berlanjut hingga 2021, dan tingkat penularan akan mengalami penurunan pada akhir tahun 2022. Revisi yang lebih baik tentu memberikan angin positive bagi pelaku pasar dan investor akan ekspektasi dan harapan akan pemulihan perekonomian yang lebih baik, apalagi vaksin merah putih akan hadir lebih awal pada bulan November nanti yang dimana akan mendorong proses pemulihan lebih cepat bagi perekonomian Indonesia. Revisi yang diberikan IMF didasari oleh pertumbuhan yang lebih baik dari China selama kuartal kedua tahun ini dan ada beberapa tanda akan adanya pemulihan yang lebih cepat pada kuartal ketiga, meskipun demikian bukan berarti prospek pemulihan ekonomi dunia akan berjalan aman aman saja. IMF juga merevisi pertumbuhan ekonomi untuk tahun depan dari sebelumnya 5.4% menjadi 5.2%. Perekonomian dunia akan mengalami pemulihan, namun tidak akan merata dan tidak pasti, beberapa negara berkembang memberikan indikasi akan prospek pemulihan ekonomi yang mengalami penurunan. Pasar negara berkembang terlihat akan mengalami kontraksi sebesar 3.3% tahun ini, India berpotensi mengalami penurunan lebih dari 10%. Ekonomi Amerika diprediksikan juga akan mengalami penurunan hingga -4.3% tahun ini, perekonomian yang mengalami kontraksi di Inggris, France, Italy, dan Spanyol berpotensi mengalami kontraksi sekitar 10%. Berbicara terkait dengan masalah utang di negara maju, ada kemungkinan akan mencapai 125% dari GDP pada akhir tahun 2021 nanti, dan di Emerging market berpotensi mengalami peningkatan hingga 65% dari GDP. Namun menariknya IMF tidak terlalu mengkhawatirkan masalah utang untuk saat ini, karena tingkat suku bunga berada di posisi yang rendah dan pemulihan ekonomi pada tahun 2021 akan memberikan sedikit dorongan untuk pelunasan sebagian utang tersebut. Untuk Indonesia sendiri, IMF kembali memprediksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mengalami kontraksi sebesar -1.5% pada tahun 2020, namun tahun depan perekonomian Indonesia diperkirakan akan mengalami kebangkitan. IMF juga memprediksi loh, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2021, akan mencapai 6.1%, AMIIN. Semakin besar aminnya pemirsa. Tentu ini sesuatu yang harus kita dengar, kita aminkan, kita yakinkan bahwa perekonomian Indonesia akan mengalami pemulihan yang besar tahun depan? Terlalu Indah untuk jadi kenyataan kah? Mungkin saja, tapi yang jelas potensi untuk melompat lebih tinggi itu ada, duilee seperti lagu Sheila on 7 pemirsa. Kabar positive-nya adalah, dari berbagai negara Emerging market lainnya, kontraksi perekonomian di Indonesia terbilang rendah. IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi Malaysia berada di -6%, Brazil -5.8%, India -10.3%, Meksiko -9%, Thailand -7.1%, dan Filipina -8.3. Untuk China sendiri diperkirakan tahun ini pertumbuhan ekonomi akan tumbuh positive 1.9%, namun tahun 2021 akan mencapai 8.2%, pertumbuhan tertinggi dari negara lainnya. Pertumbuhan Amerika sendiri berpotensi untuk berada di 3.1% pada tahun 2021. Memuncaknya pertumbuhan ekonomi China akan menjadi bekal tersendiri bagi Indonesia, pasalnya China sebagai mitra dagang terbesar bagi Indonesia, tentu sedikit banyak akan mendorong perekonomian Indonesia juga untuk mengalami kenaikkan, oleh sebab itu kalau kita lihat pada tahun depan, Indonesia juga dapat bangkit dari keterpurukan tahun ini. Kembali lagi, apakah ini terlalu Indah untuk menjadi kenyataan? Well, ketika berbicara proyeksi berarti berbicara mengenai ekspektasi dan harapan, kata-kata yang akan selalu kita ucapkan hanyalah AMIN!

2.INDONESIA SUDAH, SAATNYA SINGAPORE

Setelah pertemuan Bank Indonesia yang membuat market gegap gempita kemarin, ditambah dengan bumbu mergernya 3 Bank Syariah; Bank Bri Syariah, Bank BNI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri, plus sedikit madu dari kehadiran vaksin yang datang lebih awal, membuat pasar mengalami golden momentumnya kemarin. Penguatan yang didukung oleh ekspektasi dan harapan akan perekonomian yang kian membaik tentu menjadi salah satu modal penting saat ini untuk menopang optimisme pasar. Ini menjadi salah satu obat kuat sekaligus rentan yang dapat dijadikan katalis positif selama seminggu ini untuk pasar. Pertanyaannya adalah apakah akan bertahan hingga hari ini? Dari gegap gempitanya Indonesia, saat ini menuju ke Singapore yang dimana ada kemungkinan juga tidak akan mengubah kebijakan moneternya untuk menjaga perekonomian Singapore untuk tetap berada di jalur pemulihan. Otoritas Moneter Singapore masih menggunakan mata uang sebagai salah satu alat kebijakan utamanya daripada adjustment tingkat suku bunga. Monetary Authority of Singapore yang biasanya membuat keputusan terkait dengan kebijakan 2x dalam setahun pada bulan April dan October, ada kemungkinan untuk memberikan informasi terkait dengan langkah langkah lanjutan untuk pemulihan perekonomian. Dalam pengumuman terakhirnya, MAS menurunkan mata uangnya untuk memiliki nilai tukar yang lebih lemah untuk mencegah deflasi dan mendorong perekonomian yang bergantung pada ekspor. Sejauh ini pemerintah telah mengeluarkan miliaran dollar stimulus untuk menyelamatkan ekonomi dan tenaga kerja. Sejauh ini, Singapore juga mulai mengurangi pembatasan aktivitas ekonomi sehingga mendorong perekonomian mengalami peningkatan, namun meskipun demikian diperkirakan pemulihan akan tetap berjalan dengan lambat. Singapore juga mengalami penurunan tingkat pertumbuhan ekonomi terburuk dalam sejarah, ditambah lagi dengan kemungkinan naiknya NPL dan tutupnya beberapa sector usaha yang semakin menekan perekonomian pada tahun 2021 nanti. Pemerintah Singapore sejauh ini telah memperkirakan akan mengalami kontraksi sebesar 5% - 7%, yang dimana angka tersebut yang terburuk sejak 50 tahun yang lalu, namun apakah situasi dan kondisi membaik saat ini? Hari ini mungkin akan menjadi pembuktian karena Singapore akan mengeluarkan data pertumbuhan ekonomi kuartal ke 3. Secara proyeksi, ada kemungkinan bahwa data pertumbuhan ekonomi Singapore akan membaik hari ini yang dimana tentu akan menjadi katalis positif bagi perekonomian dalam negeri, mengapa demikian? Karena Singapore merupakan mitra dagang terbesar nomor 3 bagi Indonesia. Membaiknya Singapore, tentu sedikit banyak akan memberikan impact terhadap Indonesia. Hal hal yang akan kita perhatikan pada pernyataan kebijakan dari MAS hari ini adalah terkait dengan nilai tukar mata uang terutama ditengah situasi dan kondisi. Melemahnya mata uang Singapore menandakan bahwa mereka akan terus terfokus terhadap pertumbuhan perekonomian dengan mendorong lebih banyak ekspor. Peta pemulihan akan menjadi focus berikutnya, khususnya bauran kebijakan fiscal dan moneter untuk mendorong proses pemulihan agar dapat berlangsung lebih cepat dan kuat untuk memberikan arah bagi perekonomian Singapore khususnya di masa depan. Sejauh ini pemerintah telah menjanjikan akan memberikan sekitar S $100 miliar atau sebesar $73.8 miliar sebagai bentuk stimulus jangka panjang untuk memberikan subsidi terkait dengan upah, transformasi digital, re-skilling operations, dan pinjaman tunai.

3.MICIN UNTUK IHSG

Pergerakan IHSG cukup positif pada awal pekan ini dimana sentiment baik dari dalam negeri maupun luar negeri ikut mendukung kenaikan tersebut. Dari dalam negeri, Bank Indonesia kembali menahan suku bunga pada level 4%. Kami melihat hal tersebut sebagai pertimbangan yang besar bagi Bank Indonesia guna mendukung pemulihan ekonomi nasional dan juga stabilitas nilai tukar yang cukup penting peranannya dalam menjaga fluktuasi di pasar keuangan. Selain itu, BI menyampaikan lima kebijakan lanjutan. Pertama, melanjutkan upaya stabilisasi nilai tukar rupiah agar sejalan dengan fundamentalnya dengan menjaga bekerjanya mekanisme pasar. Kedua, memperkuat strategi operasi moneter guna memperkuat posisi (stance) kebijakan yang akomodatif. Ketiga, mempercepat langkah-langkah pendalaman pasar uang dan valas melalui pengembangan infrastruktur sarana penyelenggaraan transaksi berbasis sistem eletronik. Keempat, memperkuat implementasi kebijakan untuk mendorong Unit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui peningkatan korporatisasi, akses pembiayaan, dan digitalisasi. Terakhir, memperkuat ekosistem ekonomi dan keuangan digital untuk mendukung pemulihan ekonomi. Kelima hal tersebut tentu dinilai cukup positif guna mendukung perekonomian dalam negeri. Sektor keuangan memimpin pergerakan IHSG pada hari Selasa dimana aksi korporasi merger bank BUMN syariah meningkatkan ekspektasi pelaku pasar terhadap prospek ekonomi syariah dalam jangka menengah maupun panjang. Aksi korporasi tersebut adalah bagian dari strategy jangka panjang dari pemerintah untuk memperkuat institusi perbankan syariah. Berdasarkan Perjanjian Penggabungan Bersyarat, setelah penggabungan menjadi efektif, BRIS akan menjadi entitas yang menerima penggabungan, dan pemegang saham BNI Syariah dan pemegang saham Bank Syariah Mandiri. merger ini akan menghasilkan satu entitas bank syariah baru dengan total aset sebesar Rp 207 triliun. Dari total jumlah aset, Bank Syariah BUMN ini akan berada di posisi ke delapan di atas PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) yang memiliki total aset sebesar Rp 203 triliun. Rencana penggabungan tersebut diharapkan dapat selesai pada Februari 2021 nanti. Sejauh ini belum ada detail mekanisme dari merger tersebut, namun kami menilai peluang besar akan melalui mekanisme right issue dimana hal ini berpotensi akan meningkatkan likuiditas saham dari BRIS di Bursa Efek Indonesia. Jika skenario ini terjadi maka total kepemilikan publik akan terdilusi, sebagai catatan total kepemilikan saham publik di BRIS saat ini sebesar 18,33%. Sentimen positif juga datang dari eksternal dimana pergerakan pasar saham Asia yang berbalik arah pada sesi II kemarin juga ikut memperkuat kenaikan jangka menengah bagi IHSG. China melaporkan adanya kenaikan impor sebesar +13.2% YoY dan kenaikan ekspor sebesar +9.9% YoY. Kenaikan dari impor tersebut dinilai menjadi harapan pelaku pasar terhadap membaiknya permintaan dari industry di China sehingga dapat berdampak pada permintaan global.

“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak bervariatif dengan potensi menguat dan ditradingkan pada level 5,061 – 5,189. Namun kami memberikan peringatan untuk hati hati pada hari ini, karena ada potensi penurunan dengan probabilitas yang cukup besar mungkin akan terjadi. Presiden Trump yang mengatakan go big or go home terkait dengan dirinya yang menginginkan stimulus yang lebih besar, menjadi sebuah catatan tersendiri bahwa kesepakatan sebelum pemilu tidak akan mudah. Situasi dan kondisi di Inggris yang berubah dengan cepat juga menjadi perhatian pelaku pasar,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Rabu (14/10/2020).