Menkeu Nilai Dampak Perang Dagang Merembet Ke Perang Nilai Tukar
Pasardana.id - Berkembangnya perang dagang muncul dalam gerakan mata uang Yuan yang melemah. Hal ini menimbulkan spekulasi perang dagang yang merembet pada perang nilai tukar.
Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati dalam keterangannya di konferensi pers APBN KiTa di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (26/8/2019) mengatakan bahwa saat ini eskalasi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China sudah kian meningkat.
"Eskalasi dari trade war terutama gerakan mata uang yuan yang kemudian muncul spekulasi trade war sudah menjadi currency war," ujarnya.
Perempuan yang kerap disapa Ani ini menilai tensi perang dagang antara AS dan China sempat mereda saat pertemuan pemimpin G20 beberapa bulan lalu. Namun kini situasinya kian memburuk.
Menurut mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu, AS dan China bahkan sudah pada tahap balas membalas dalam konteks perang dagang, terutama sejak 10 Agustus 2019.
"Jadi ini terjadi dalam beberapa hari terakhir sudah menyebabkan gejolak harga saham dunia dunia juga sentimen," kata dia.
Menkeu mengatakan, pemerintah perlu mewaspadai kondisi perang dagang AS dan China. Sebab ucapnya, kondisi AS dan China bisa mempengaruhi kondisi ekonomi Indonesia. Selain karena kedua negara itu merupakan dua kekuatan ekonomi dunia, AS dan China juga mitra dagang terbesar RI.
Meski demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berada di level 5 persen, yang menurut Sri Mulyani adalah hal yang baik.
"Hampir semua negara dunia alami pelemahan dan kalau Indonesia terjaga di atas 5 persen, sesuatu exceptional di saat seluruh negara revisi ke bawah dan bahkan resesi," ungkapnya.

