Singgung Impor Migas Tinggi, Jokowi Ingatkan Menteri ESDM dan Menteri BUMN

foto: doc Setkab

Pasardana.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan jajaran kabinet untuk berhati-hati, terutama dengan masalah ekspor impor.

“Hati-hati terhadap ini. Artinya, neraca perdagangan kita Januari sampai Mei ada selisih ada defisit US$2,14 miliar,” kata Presiden Jokowi seperti dikutip Setkab.go.id, Senin (8/7/2019).

Presiden meminta agar dicermati angka-angka (defisit) itu dari mana, kenapa impor itu sangat tinggi. Kalau didetailkan lagi, menurut Presiden, migas naiknya gede banget.

“Hati-hati di migas Pak Menteri ESDM yang berkaitan dengan ini, Bu Menteri BUMN yang berkaitan dengan ini, karena rem-nya paling banyak ada di situ,” tegas Presiden.

Sementara yang berkaitan dengan ekspor, Presiden Jokowi mengatakan, sebetulnya kita masih memiliki peluang yang besar, apalagi sekarang dengan terjadinya perang dagang.

Menurut Presiden, ini kesempatan ekspor Indonesia untuk masuk ke Amerika besar sekali dengan pengenaan tarif terhadap barang-barang produk dari Tiongkok, dari China.

“Ini kesempatan kita untuk menaikkan kapasitas dari pabrik-pabrik, dari industri-industri yang ada,” ucap Presiden seraya menambahkan, pemerintah mestinya memberikan insentif-insentif terhadap peluang-peluang yang ada.

Ditambahkan, kalau hanya rutinitas, tidak bisa memberikan insentif-insentif khusus bagi eksportir baik yang kecil, besar, maupun sedang ataupun insentif-insentif yang berupa bunga misalnya, menurut Presiden, sulit untuk mereka untuk menembus, ke pasar yang telah disampaikannya maupun pasar-pasar baru yang ada.

“Saya kira banyak peluang karena ini tekstil itu peluang, alas kaki peluang, gede-gede sekali, nikel peluang. Inilah yang selalu kita kalah memanfaatkan peluang atau opportunity tapi tidak bisa kita ambil karena insentif-insentif itu tidak kita berikan,” kata Presiden.