Volume SUN Diperdagangan Akhir Pekan Lalu Sebesar Rp10,99 Triliun dari 38 Seri
Pasardana.id – Riset harian fixed income MNC Securities yang dirilis Senin (22/7/2019) menyebutkan, volume perdagangan Surat Utang Negara (SUN) yang dilaporkan pada perdagangan akhir pekan kemarin (19/7), terlihat mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan pada perdagangan di hari Kamis (18/7), namun masih terlihat cukup aktif dengan volume yang tercatat sebesar Rp10,99 triliun dari 38 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dengan volume seri acuan yang dilaporkan senilai Rp6,74 triliun.
Adapun Obligasi Negara seri FR0077 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp4,11 triliun dari 63 kali transaksi di harga rata - rata 107,05% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0078 senilai Rp2,24 triliun dari 85 kali transaksi di harga rata - rata 107,98%.
Sementara itu, untuk Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan volume terbesar didapati pada Project Based Sukuk dengan seri PBS014 yaitu senilai Rp630,00 miliar dari 7 kali transaksi dan diikuti seri PBS019 dengan volume sebesar Rp285,00 miliar dengan 11 kali perdagangan.
Dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan obligasi korporasi senilai Rp2,08 triliun dari 35 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.
Obligasi Berkelanjutan II Bank BRI Tahap II Tahun 2017 Seri B (BBRI02BCN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp402,00 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 100,73%.
Diikuti oleh seri Obligasi Indofood Sukses Makmur VIII Tahun 2017 (INDF08) Rp320,00 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 103,08%
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup menguat sebesar 23,00 pts pada level 13938,00 per dollar Amerika yang bergerak menguat selama sesi perdagangan.
Pergerakan nilai tukar Rupiah bergerak pada kisaran 13893,00 hingga 13928,00 per dollar Amerika.
Penguatan nilai tukar rupiah tersebut terjadi seiring dengan menguatnya sebagian besar mata uang regional terhadap dollar Amerika.
Adapun yang memimpin penguatan mata uang regional didapati pada mata uang Won Korea Selatan (KRW) sebesar 0,37% yang diikuti oleh penguatan Baht Thailand (THB) dan Rupee India masing-masing sebesar 0,31% dan 0,20%.
Sementara itu, mata uang regional yang mengalami pelemahan tertinggi didapati pada mata uang Yen Jepang (JPY) sebesar 0,32% dan diikuti oleh pelemahan Peso Filipina (PHP) dan Dollar Singapura (SGD) masing-masing sebesar 0,17% dan 0,16% terhadap dollar Amerika.

