ANALIS MARKET (27/11/2019) : IHSG Berpeluang Bergerak Melemah dan Ditradingkan Pada Level 6.000 – 6.075
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan hari Selasa (26/11), IHSG ditutup melemah 44.57 poin atau 0.73% menjadi 6.026. Sektor agriculture, industry dasar, infrastructure, dan manufacture bergerak negatif dan menjadi kontributor terbesar pada penurunan IHSG hari ini. Investor asing membukukan penjualan bersih sebesar IDR 1.57 T.
Adapun sentimen hari ini akan kita awali dari;
1.POWELL OPTIMIS, EKONOMI US SEMAKIN MANIS
Powell dalam pidatonya di Providence, Rhode Island, menggunakan nada yang optimis untuk mengukur kemampuan pembuat kebijakan untuk memperpanjang fase ekspansi ekonomi di Amerika, sementara itu terlihat Powell mengindikasikan bahwa tingkat suku bunga The Fed akan ditahan. Powell mengatakan dalam ekspansi yang panjang, saya melihat bahwa gelas itu sudah terisi lebih dari setengah. Dengan kebijakan yang tepat, kita dapat terus mengisinya lebih lanjut, terus membangun keuntungan dan menyebarkan manfaat yang lebih luas terhadap masyarakat di Amerika. The Fed melihat kebijakan moneter saat ini sepertinya tidak akan berubah, selama informasi mengenai data ekonomi yang masuk terus konsisten dengan target prospek kami yaitu mendukung pasar tenaga kerja yang kuat dan tentunya mengembalikan inflasi ke target simetris kami yaitu 2%. Inflasi merupakan salah satu tujuan dari The Fed. Powell mengatakan bahwa ekspektasi inflasi yang rendah akan membuat The Fed lebih sulit untuk mendukung ekonomi. Kami terus berkomitmen untuk mencapai sasaran inflasi sebesar 2% secara simetris dan berkelanjutan, sehingga dalam membuat rencana jangka panjang, rumah tangga, dan bisnis dapat mendukung tercapainya inflasi 2%. Pejabat The Fed lainnya juga menyarankan The Fed untuk membuat komitmen yang lebih tegas untuk tidak menaikkan suku bunga sampai tujuannya tercapai. Sehingga tampaknya kami melihat bahwa The Fed juga tidak akan mengubah kebijakan apapun dalam waktu dekat. Namun, bukan berarti The Fed menutup mata. The Fed siap untuk menyesuaikan kebijakan apabila ternyata ada perubahan secara material yang artinya ada perubahan yang memberikan implikasi kepada prospek ekonominya. Powell mengatakan bahwa pemotongan tingkat suku bunga The Fed sebanyak 3x tahun ini yang dimulai dari Juli hingga October kemarin, telah terbukti berhasil mencegah perlambatan ekonomi tahun ini secara signifikan yang dimana perlambatan itu dapat mengurangi prospek pertumbuhan ekonomi di Amerika.
2.US DAN CHINA….. KEMESRAAN INI JANGANLAH CEPAT BERLALU
Lagi lagi, kemesraan kembali ditunjukkan oleh Amerika dan China yang dimana telah sepakat untuk menyelesaikan beberapa permasalahan dengan cara yang benar dan setuju untuk tetap berhubungan dengan permasalahan yang tersisa untuk kesepakatan perdagangan fase pertama. Hal ini diutarakan melalui sambungan telepon Selasa pagi. Kantor perwakilan dagang Amerika telah mengkonfirmasi diskusi tersebut, namun menolak untuk mengkomentari percakapan tersebut. Baru baru ini kedua belah pihak membuat konsesi mengenai masalah impor makanan, hak kekayaan intelektual, dan Huawei Technologies. Liu He kepala negosiator China mengatakan bahwa dirinya sangat optimis untuk menyelesaikan kesepakatan fase pertama. Sejenak kami membaca, kami hanya tersenyum simpul. Selama ini berita yang timbul hanyalah kemajuan, kemunduran, kemajuan, dan kemajuan. Namun tidak ada tenggat waktu yang jelas, kapan seharusnya kesepakatan itu dapat ditanda tangani. Tentu memang sejauh ini hal tersebut merupakan hal yang positif, namun apa arti dari semua ini kalau pembicaraan ini tidak ada ujungnya. Tentu tidak hanya kami, dunia pun sudah lelah mengikuti pembicaraan Amerika dan China yang putus nyambung seperti orang pacaran. Keputusan harus dibuat, cepat atau lambat, baik atau buruk, tetap semua harus dijalani. Namun ketika semua semakin memburuk dengan tidak adanya kesepakatan yang jelas, ketegasan adalah salah satu sikap yang harus kita ambil.
3.BIP.. BIP.. ALARM BERBUNYI DI AFRIKA SELATAN
Lagi lagi, kali ini IMF dan S&P Global Ratings membunyikan alarm di Afrika Selatan. Pertumbuhan ekonomi yang lemah, memburuknya situasi utang, dan hambatan besar bagi BUMN telah mendorong IMF dan S&P mendesak Afrika Selatan untuk mengadakan reformasi ekonomi yang mendesak. Dalam laporannya, IMF mengatakan bahwa kebijakan yang ada saat ini, akan membuat prospek pertumbuhan ekonomi dalam jangka waktu menengah akan tetap lemah, yang disertai dengan melemahnya inflasi. Ditambah lagi dengan adanya peningkatan populasi usia kerja akan membuat GDP menjadi lebih rendah serta lapangan kerja yang minim. Pertumbuhan ekonomi yang terus menerus melemah, disebabkan oleh investasi dan ekspor swasta yang stagnan serta produktivitas yang menurun hal ini lagi lagi disebabkan oleh proses reformasi yang terlalu lambat untuk mengatasi itu semua. Hambatan kedua adalah situasi dan kondisi fiscal dan utang Pemerintah yang kian memburuk dengan cepat. Pada hari Jumat lalu, S&P Global Ratings telah menurunkan peringkat Afrika Selatan menjadi negative, dari sebelumnya stabil yang dimana hal ini disebabkan oleh meningkatnya beban utang, deficit fiscal, dan pertumbuhan GDP yang rendah. Pertumbuhan GDP akan berada di 0.6% tahun ini, turun dari yang diharapkan sebelumnya sekitar 1% pada bulan May, sementara itu penggangguran berada pada level tertinggi dalam kurun waktu 16 tahun sebesar 29%. Hambatan yang ketiga adalah BUMN yang beroperasi secara tidak efisien. Hal ini yang membuat IMF mendesak Pemerintah untuk menetapkan langkah langkah untuk mengatasi tantangan fiscal dan perusahaan BUMN serta menstabilkan utang Pemerintah. Tidak hanya itu saja, displin fiscal juga harus kembali di galakkan. Hal ini kami melihat akan menjadi sentiment yang kurang baik bagi pasar Emerging Market, sehingga tidak terkecuali Indonesia sedikit banyak akan terkena dampaknya. Bukan dalam arti fundamental, namun dalam artian sentiment dan sensitivitas yang ada di pasar. Karena saat ini pun Mexico sedang berada dalam teknikal resesi, hal ini akan menambah beban bagi Emerging Market, sedangkan disatu sisi perekonomian Amerika terus membaik. Hal ini tentu akan mendorong investor untuk melakukan capital outflow dan memilih untuk berinvestasi ditempat yang lebih aman.
“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak melemah dan ditradingkan pada level 6.000 – 6.075. Tertekannya IHSG akan menjadi salah satu titik point bagus, karena ini akan menjadi titik krusial sepanjang perjalanan IHSG. Namun apakah hal ini berarti kita hanya menunggu IHSG pulih? Tentu tidak, karena menurut kami saat ini bisa menjadi peluang bagi para pelaku pasar dan investor untuk mulai masuk dan membeli saham saham yang memiliki fundamental bagus dalam jangka waktu menengah hingga panjang dengan harga murah. Sehingga focus tradingnya untuk saat ini dapat berubah, dari sebelumnya jangka waktu pendek, berubah menjadi jangka waktu menengah hingga panjang. Titik 6.000 ini kami yakin bahwa IHSG tidak akan dibiarkan tenggelam begitu saja seperti butiran debu, karena mungkin saja malaikat penjaga akan datang disaat kritis,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Rabu (27/11/2019).

