Cuaca Belum Kondusif, Mendag Waspadai Gejolak Pasokan Pangan Akhir Tahun

Foto : istimewa
Foto : istimewa

Pasardana.id - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, gejolak pangan dapat dimungkinkan terjadi di akhir tahun ini. Komoditas pangan yang dimaksud mencakup keseluruhan dan salah satunya adalah beras.

Berdasrkan dari perdiksi yang ada, prakiraan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan, sebagian besar wilayah di Indonesia masih mengalami tingkat hujan rendah—menengah, khususnya di daerah sentra produksi pangan seperti Sumatera bagian selatan, pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Sulawesi bagian selatan. Kondisi tersebut terjadi selama akhir September hingga minggu III Oktober 2019.

Karena itu Mendag meminta pemerintah daerah, dan pelaku usaha turut mengantisipasi kecukupan pasokan bahan pokok di daerah. Menurutnya, pemerintah daerah berperan penting dalam menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok.

“Yang pasti, BMKG memprediksi bahwa hujan baru turun di November nanti. Ya hati-hati saja,” ujar Enggar, di Jakarta, Ahad (6/10).

Meski pengaruh cuaca dapat berimbas pada produksi pangan, pihaknya meyakini tren gejolak harga bahan pokok (bapok) di pasaran tidak akan terlalu berfluktuasi. Namun Mendag mengingatkan bahwa umumnya momentum akhir tahun kerap dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu yang kerap menahan pasokan.

Berdasarkan statistik Badan Pusat Statistik (BPS) pada pekan keempat September 2019, rata-rata harga beras pada September 2019 sebesar Rp 11.509 per kilogram (kg). Angka tersebut terpantau relatif stabil jika dibandingkan harga rata-rata di bulan sebelumnya sebesar Rp 11.501 per kg atau hanya naik sebesar 0,07 persen.

Sedangkan, mengacu catatan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga beras kualitas super 1 pada 6 Oktober 2019 rerata Rp 13 ribu per kg yakni turun sebesar Rp 50 per kg atau sebesar 0,38 persen.