ANALIS MARKET (07/10/2019) : Pasar Obligasi Berpotensi Melanjutkan Penguatan

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi pada akhirnya melanjutkan penguatan, dan telah terkonfirmasi. Namun harus tetap hati hati, penguatan kali ini sudah menuju kepada titik resistensi bagian atas.

Menurut analis Pilarmas, sisi baiknya adalah apabila titik resistensi ini terlewati, maka akan pasar obligasi akan melanjutkan penguatannya.

“Satu satunya halangan pasar obligasi untuk mengalami penguatan adalah adanya lelang obligasi konvensional yang akan diadakan pada esok hari. Biasanya menjelang lelang, pasar obligasi akan dibuat untuk mengalami penurunan harga yang diikuti dengan kenaikkan imbal hasil. Kenaikkan imbal hasil ini biasanya digunakan pasar pelaku pasar dan investor untuk meminta imbal hasil yang lebih tinggi,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Senin (07/10/2019).

Adapun beberapa sentiment yang menjadi sorotan para pelaku pasar pada hari ini, dimulai dari;

1.Powell berpidato singkat dalam acara jajak pendapat di Washington

Powell mengatakan bahwa ekonomi Amerika berada di tempat yang baik namun ada beberapa resiko yang timbul. Powell sendiri tidak menjelaskan secara rinci mengenai prospek pertumbuhan atau potensi pemangkasan tingkat suku bunga lanjutan. Powell menyampaikan bahwa pengangguran telah mendekati level terendah dalam kurun waktu setengah abad, dan inflasi terus berusaha mendekati target kami yaitu 2%, meskipun saat ini masih dibawah dari tujuan target kami. Dan tugas kami, adalah menjaga perekonomian Amerika untuk terus berada di fase ini selama mungkin. Powell juga menambahkan bahwa sangat penting untuk mempertahankan pasar kerja kita yang kuat karena semakin banyak orang Amerika yang telah mendapatkan manfaatnya. Meskipun saat ini belum semua orang mendapatkan peluang yang sama ditengah ekonomi saat ini, dan meskipun saat ini ekonomi sedang menghadapi beberapa resiko, namun saya dapat mengatakan bahwa ekonomi Amerika berada di tempat yang baik. Sejauh ini kami melihat bahwa The Fed telah memangkas tingkat suku bunga sebanyak 2x, dan hal ini dilakukan The Fed untuk melindungi Amerika dari pertumbuhan global yang mulai melambat dan ketidakpastian yang masih belum usai akibat perang dagang antara Amerika dan China. Belum usai perang mereka, saat ini dunia tengah menghadapi ketidakpastian yang kedua, yaitu Amerika dengan Eropa. Beberapa pelaku pasar dan investor mulai berspekulasi saat ini, karena mereka menginginkan pemotongan tingkat suku bunga 1x lagi pada FOMC meeting bulan ini yang akan diadakan pada 29 – 30 October nanti. Menariknya Powell tidak memberikan klue apa apa terkait dengan potensi pemotongan tingkat suku bunga nanti. The Fed juga melakukan jajak dengar pendapat dengan para akademisi, masyarakat, dan perusahaan mengenai situasi dan kondisi saat ini. Dalam diskusi tersebut, mereka juga mencari strategi yang tepat untuk bisa mencapai inflasi hingga ketitik 2% secara simetris dan berkelanjutan. Strategi tersebut digunakan untuk membantu mencegah inflasi dikalangan konsumen, bisnis, dan investor yang turun terlalu rendah yang telah terjadi di beberapa Negara.

2.Korea Utara dan Amerika kembali memanas karena tidak ada kesepakatan baru

Negosiator dari Korea Utara mengatakan bahwa pembicaraan nuklir pada level menengah yang dilakukan di Swedia antara pejabat dari Pyongyang dan Washington telah usai tanpa ada kesepakatan. Kepala Negosiator Korea Utara, Kim Myong Gil mengatakan bahwa Amerika ternyata tidak flexibel terkait dengan negosiasi permasalahan nuklir. Pada akhirnya negosiasi tersebut tidak memenuhi harapan dari Korea Utara. Berbeda dengan apa yang disampaikan oleh Korea Utara, Amerika mengatakan diskusi selama 8.5 jam tidak mencerminkan isi atau semangat denuklirisasi. Diskusi tersebut akan dilanjutkan dalam kurun waktu 2 minggu. Amerika membawa ide ide baru yang kreatif pada saat diskusi dengan Korea Utara. Delegasi Amerika juga membawa sejumlah inisiatif baru yang akan membuka jalan bagi kemajuan dalam pembicaraan, dan menekankan pentingnya untuk semua pihak terlibat lebih intensif untuk menyelesaikan masalah bagi kedua belah pihak. Dari sisi Korea Utara mereka juga mengatakan bahwa Amerika tidak membawa apapun ke meja negosiasi, hal inilah yang membuat kami kecewa. Pertemuan antara Korea Utara dan Amerika merupakan yang pertama dari pertemuan pada bulan Juni lalu yang sebelumnya telah sepakat untuk bertemu pada kegagalan pertama pada pertemuan di Vietnam pada bulan February lalu. Korea Utara juga menuduh Amerika Serikat bahwa mereka tidak berniat menyelesaikan kesulitan kesulitan Negara melalui dialog, tetapi meskipun demikian dialog mengenai denuklirisasi tetap bisa dijalankan. Lucunya, sehari setelah pertemuan tanpa hasil tersebut, Korea Utara kembali melakukan uji coba penembangan rudal balistik yang baru dirancang untuk diluncurkan melalui kapal selam. Hal ini mengindikasikan bahwa Amerika harus bergerak cepat karena semakin lama kesepakatan terjalin, semakin banyak pula senjata yang mungkin telah dibuat oleh Korea Utara.

“Kami merekomendasikan wait and see hari ini. Pergerakan pasar yang melebihi 45 bps yang didukung terlewatinya titik resistensi akan mendorong harga obligasi untuk mengalami penguatan,” sebut analis Pilarmas.