ANALIS MARKET (04/10/2019) : Kondisi Pasar Tidak Menentu, Aksi Wait and See Direkomendasikan
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekurita menyebutkan, pasar obligasi masih mencatatkan kenaikkan, tapi kemarin ternyata obligasi jangka menengah hingga panjang, mulai dari 15y hingga 20y mulai mengalami pelemahan.
“Kami melihat bawah para pelaku pasar dan investor mulai menahan untuk masuk ke obligasi tenor panjang ditengah tengah situasi dan kondisi yang kian tidak pasti saat ini. Para pelaku pasar mulai memindahkan tenor obligasinya ke durasi jangka pendek agar memiliki tingkat volatilitas yang rendah saat ini agar tidak terpapar dengan ketidakpastian ekonomi global,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Jumat (04/10/2019).
“Tidak salah menurut kami, karena justru hal itu harus dilakukan mengingat, saat ini tidak hanya satu atau dua sentiment yang menghantui, tapi sangat banyak sentiment yang membuat pasar menjadi tidak pasti,” sambung analis Pilarmas.
Adapun sentimen yang menjadi sorotan pelaku pasar diperdagangan hari ini adalah sebagai berikut;
1.Amerika mulai terbuka terhadap kesepakatan perdagangan dengan India Melalui Sekretaris perdagangan Amerika, Wilbur Ross mengatakan tidak ada alasan bagi kedua Negara untuk tidak melakukan kesepakatan perdagangan, namun itu semua tidak dapat dicapai dalam waktu 5 menit. Rossi menyampaikan hal ini dalam KTT Ekonomi India yang diselenggarakan oleh Forum Ekonomi Dunia di New Delhi. Hal ini diamini oleh Piyush Goyal yang mewakili India yang mengatakan bahwa semuanya bisa diselesaikan, namun tidak bisa diselesaikan dalam satu atau dua atau mungkin empat kali pertemuan. Ketegangan Amerika dan India sebetulnya sudah merupakan kisah yang lama dan itu terjadi dari tahun ini, dimana Trump menuduh India memungut bea yang lebih tinggi atas impor Amerika, khususnya motor Harley Davidson. Lagi lagi, seperti biasa, Trump kembali mencari Negara yang bisa diajak berantem terkait dengan kebijakan perdagangannya. Meskipun demikian, Amerika dan India tengah melakukan upaya untuk meredakan ketegangan perdagangan, termasuk diantaranya dengan menarik beberapa sengketa yang sebelumnya telah diajukan kepada WTO. Sebagai informasi, perdagangan kedua Negara tersebut hampir mencapai $90 miliar. Meredakan ketegangan perdagangan dapat membantu meningkatkan ekspor India yang mulai melambat yang disebabkan oleh jatuhnya konsumsi domestic.
2.Data Ekonomi Amerika mulai menunjukkan penurunan, meskipun mencoba untuk bertahan Lagi lagi, hampir sepekan sudah data ekonomi Amerika yang keluar tampaknya membuat pasar akan menjadi kelabu. Lagi lagi data Institute of Supply Management mengalami penurunan untuk Non Manufacturing Index, yang dimana penurunan ini merupakan yang terendah sejak 2016. US Factory Orders juga mengalami penurunan, meskipun ada beberapa data yang mencoba bertahan seperti Services dan Composite PMI. Pertanyaannya adalah apakah dengan data yang kurang baik seperti ini akan membuat The Fed tergugah untuk menurunkan tingkat suku bunganya? Sejauh ini kami melihat The Fed telah menyampaikan bahwa penurunan tingkat suku bunga tahun ini sudah dirasa cukup, namun kami melihat apapun bisa saja terjadi. Dan bukan tidak mungkin dengan data yang keluar apabila dirasa kurang baik, tentu akan membuat The Fed juga berpotensi untuk menurunkan tingkat suku bunga pada pertemuan The Fed 30 October 2019 nanti. Penurunan data data ekonomi membuat tingkat probabilitas pemotongan tingkat suku bunga mengalami kenaikkan. Sebelumnya potensi pemotongan tingkat suku bunga The Fed pada bulan October 2019 berkisar 30% – 35%. Namun dengan adanya data data yang keluar memberikan kenaikkan probabilitas dari pemotongan The Fed yang saat ini berada di 85%. Pertanyaan berikutnya adalah, serendah apa data yang diperlukan The Fed untuk memangkas tingkat suku bunganya?
3.Trump mengatakan kepada China bahwa Presiden Xi harus mempertimbangkan lagi untuk memulai penyelidikan terhadap Joe Biden dan Putranya Tidak hanya Ukraina yang menjadi target bagi Trump untuk menyelidiki putra dari Joe Biden, sekarang Trump mulai mengkompori China untuk melakukan hal yang sama. Trump mengatakan apa yang terjadi di China sebetulnya sama buruknya dengan apa yang terjadi di Ukraina. Trump mengatakan bahwa Biden lah yang menjadi alasan Beijing selama ini memiliki kesepakatan yang begitu manis, dan hal itu terjadi selama bertahun tahun, hal ini lah yang menyebabkan bahwa mereka merampok Amerika. Kami melihat alasan Trump sebetulnya sederhana, apakah mungkin dana kampanye Joe Biden didanai oleh China? Yang dimana saat ini China sedang mengalami posisi tegang karena kesepakatan dengan Amerika. Hal ini bukannya tanpa sebab karena dalam buku Secret Empires yang ditulis oleh Peter Schweizer pada tahun 2018 mengatakan bahwa pada saat Wakil Presiden Biden saat itu membawa putranya dalam kunjungan diplomatic ke China pada Desember 2013. Dan disaat yang sama, Perusahaan Perusahaan besar di China membuat perusahaan Swasta yang dimana berafiliasi dengan Hunter Biden.
“Kami merekomendasikan wait and see hari ini. Pergerakan pasar yang melebihi 55 bps, akan menjadi arah obligasi selanjutnya,” sebut analis Pilarmas.

