ANALIS MARKET (13/11/2018) : Kemungkinan Rupiah Melemah Menuju Kisaran Antara Rp14.850 - Rp14.950 per USD
Pasardana.id – Riset harian Samuel Aset Manajemen (SAM) menyebutkan, Indeks futures bursa Asia tercatat kompak ‘merah’, indikasi ada potensi koreksi indeks berlanjut pada hari ini, Selasa (13/11/2018), ditambah sentimen negatif dari indeks di bursa utama global yang kompak turun semalam dan harga minyak mentah yang dibuka turun pagi ini.
Adapun pagi ini mata uang kuat Asia, HK dolar dan Sin dolar melemah terhadap USDolar.
“Kondisi ini bisa membuat sentimen pelemahan rupiah menuju kisaran antara Rp.14.850 - Rp.14.950 per USD walaupun tetap dalam penjagaan BI,” sebut Lana Soelistianingsih, Kepala Riset/Ekonom SAM dalam laporan riset yang dirilis Selasa (13/11/2018).
Lebih lanjut, riset SAM juga menyebutkan, BI melakukan lelang perdana DNDF dan meraup sebesar US$73 juta dari target indikatif US$100 juta, kendati lelang yang masuk mencapai US$149 juta dari 9 bank.
Transaksi DNDF ini tidak menggunakan cadangan devisa (valas) tetapi menggunakan rupiah dengan memperhitungkan selisih rupiah dan kurs DNDF BI. Instrumen ini merupakan inovasi BI dalam melakukan pendalaman pasar valas yang bisa membuat likuiditas pasar valas meningkat.
Sebelumnya pasar NDF aktif diperdagangan di Singapura yang pencatatannya bisa berdampak spekulasi terhadap penentuan kurs valas dalam negeri.
Sementara dari eksternal, pada perdagangan kemarin (12/11), terjadi global sell-off termasuk indeks Dow yang terkoreksi tajam 2,32%, sebagai respon dari menguatnya USDolar. Ketidakpastian yang cukup tinggi membuat USDolar menguat terhadap mata uang dunia lainnya.

