Indonesia Raih Komitmen Investasi dari Korsel dan Rusia

foto : istimewa

Pasardana.id - Presiden Jokowi baru saja menyelesaikan kunjungan kenegaraan ke Korsel pada 16-18 Mei 2016, dilanjutkan kunjungan kerja ke Rusia dan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Vladimir Putin pada 18 Mei 2016, selanjutnya menghadiri KTT ASEAN-Rusia pada 19-20 Mei 2016. 

Di kedua lawatan tersebut, Indonesia memperoleh komitmen investasi dari kedua negara tersebut.

"Dalam perjalanan di Republik Korea tampak antusiasme yang tinggi dari pengusaha swasta Korea yang tercermin di bisnis forum yang dihadiri 500 pengusaha Korea, dan yang dihasilkan adalah sekitar 18 miliar dolar AS," terang Menteri Luar Negeri, Retno LP Marsudi dalam jumpa pers di Jakarta, Sabtu (21/5/2016).

"Setelah pertemuan dengan Presiden Park, tujuh kesepakatan kerja sama ditandatangani, yaitu meliputi bidang industri maritim, industri kreatif, olah raga, geospasial, kawasan ekonomi khusus (KEK), restorasi lahan gambut dan pemberantasan korupsi," sambung diplomat karir tersebut.

Lebih lanjut dijelaskan, dari kunjungan kenegaraan ke Korsel tercatat selain kesepakatan bisnis, ada beberapa hal yang dihasilkan bagi Indonesia melihat komitmen kuat dari Pemerintah Korsel untuk meningkatkan kerja sama di berbagai bidang dengan Indonesia. 

"Selain kerja sama kuat yang sudah dilakukan terdapat dua kerja sama yang akan ditambahkan dan diprioritaskan yaitu kerja sama akselerasi industrialisasi dan kerja sama pengembangan industri kreatif," ujarnya.  

Sementara itu, Menko Perekonomian Darmin Nasution yang turut hadir dalam acara pers conference tersebut mengatakan, Presiden Jokowi saat bertemu Presiden Rusia, Vladimir Putin, dalam suasana bersahabat dan terbuka dalam upaya meningkatkan kerja sama di berbagai bidang.

"Ini tampak dari level pemerintah dan swasta, terutama dalam upaya peningkatan ekspor buah, sayuran sawit, dan potensi pariwisata. Semua potensi ini akan ditindaklanjuti Indonesia," katanya.

Terkait investasi, Menko menjelaskan bahwa investor Rusia berminat mengembangkan sarana transportasi massal jenis kereta api di Pulau Kalimantan. 

"Menteri BUMN Rini Soemarno masih terus di Rusia untuk mengecek bukan cuma mencoba keretanya yang katanya kecepatannya 250 km per jam, tapi juga lihat kompleks pabrik dan industrinya," kata Darmin.

Ia juga mengungkapkan, ada komitmen pembangunan kilang minyak dan gas oleh pengusaha Rusia senilai 13 miliar dolar AS. Juga sudah ditandatangani lima kesepakatan kerja sama, antara lain bidang pertahanan, fishing, kebudayaan dan arsip kementerian.

Adapun dalam kunjungan ke Rusia tersebut, Presiden Jokowi dan rombongan melakukan pertemuan satu per satu dengan perusahaan besar Rusia. 

"Ada sejumlah perusahaan besar yang bergerak di berbagai bidang misalnya Rusian Railways yang bergerak di perkeretaapian, mereka ada di Kalimantan," kata Darmin.

Menurut dia, terbuka sekali kesempatan untuk mengembangkan kerja sama BUMN kedua negara termasuk yang khusus bergerak di perkeretaapian.

Selain pembicaraan di KTT ASEAN-Rusia, lanjut Darmin, Pemerintah Indonesia dan Rusia juga membahas tentang pekerja kawasan yang disebut Euro-ASEAN.

"Rusia menawarkan supaya Indonesia menjalin kerja sama juga dalam Euro-ASEAN itu dan ternyata beberapa negara ASEAN sudah mulai, seperti Singapura dan Vietnam yang sudah menandatangani kesepakatan terkait itu, jadi kita akan mempelajarinya, dan kita tidak boleh ketinggalan kereta," tandasnya.