Beban Penjualan Naik, Laba Surya Esa Perkasa per September Anjlok 53%

Emiten industri pemurnian dan pengolahan gas alam, PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) membukukan laba US$4,8 juta per September 2015, anjlok 53,4% dibandingkan laba pada periode yang sama 2014 sebesar US$10,3 juta. Anjloknya laba ESSA itu antara lain disebabkan oleh peningkatan beban pokok penjualan tajam pada sembilan bulan 2015.

 

Seperti tergambar dari materi paparan publik perseroan yang disampaikan ke BEI, Jumat (6/11), beban pokok penjualan ESSA meningkat 60,66% menjadi US$17,69 juta per September 2015, dari US$11,01 juta per September 2014. Akibatnya, laba kotor perseroan merosot 41,2% dari US$21,5 juta menjadi US$12,7 juta per September 2015.

 

Memang, di saat yang sama, manajemen perseroan berhasil menekan beban umum dan administrasi menjadi US$5,65 juta, turun 18,23% dari US$6,91 juta per September 2014. Akan tetapi, laba sebelum pajak peruahaan tersebut tetap terpangkas sebesar 53,6%, dari US$13,24 juta per September 2014, menjadi hanya US$6,14 juta per September 2015.

 

Di sisi lain, penjualan ESSA juga turun 6,7%, dari US$32,6 juta menjadi US$30,4 juta per September 2014. Penyumbang terbesar pedapatan ESSA per September adalah penjualan elpiji yang mencapai US$25,56 juta, sedangkan jasa pengolahan US$4,81 juta.

 

Kemerosotan kinerja keuangan perseroan juga tercemin pada harga sahamnya di bursa. Sepanjang perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun ini, saham ESSA turun 39,79% menjadi Rp1.800 per unit pada 5 November 2015, dari Rp2.990 per unit pada 2 Januari 2015. Pada, Jumat (6/11) saham ESSA naik Rp100 menjadi Rp1.900 per unit. (*)