Japfa Comfeed Merugi Rp147,28 Miliar, Harga Sahamnya Anjlok 48,7%
Pasardana.id - Rugi selisih kurs mata uang asing umumnya menjadi penyebab utama emiten pakan ternak merugi sepanjang sembilan bulan pertama 2015.
Ini karena emiten mengimpor bahan baku dari luar negeri menggunakan mata uang asing, terutama dolar Amerika Serikat. Akibatnya, ketika rupiah melemah terhadap dolar AS, maka rugi kurs emiten pun membengkak. Kenyataan tersebut dialami oleh PT Japfa Comfeed Indonesia (JPFA).
Dari laporan keuangan per September 2015 yang dirilis, Rabu (4/11), JPFA mencatat kerugian sebesar Rp147,28 miliar. Padahal per September 2014, perseroan masih membukukan laba Rp335,62 miliar. Kerugian ini disebabkan antara lain oleh peningkatan rugi selisih kurs, beban penjualan, beban bunga, serta beban umum dan administrasi.
Per September 2015, rugi kurs JPFA membengkak hingga 2.558% menjadi Rp613,634 miliar. Selain itu, JPFA juga harus mananggung beban keuangan Rp437 miliar, beban bunga sebesar Rp519 miliar dan beban umum dan administrasi mencapai Rp1,24 triliun. Akumulasi dari berbagai tersebut di atas menyebabkan laba sebelum pajak emiten beraset Rp16,09 triliun per September 2015 itu anjlok hingga 99,7% menjadi Rp1,52 miliar.
Meski merugi, JAPFA mampu mencatat penjualan bersih Rp18,74 triliun, naik tipis 0,27% dari Rp18,69 triliun per September 2014. Manajemen perseroan mampu menekan beban pokok penjualan menjadi Rp16,03 triliun, turun 0,3% dari Rp16,08 triliun. Hal tersebut memicu laba kotor JPFA naik 3,4%, dari Rp2,62 triliun menjadi Rp2,71 triliun.
Seiring kinerja keuangan yang memburuk, harga saham JPFA di bursa juga ikut anjlok. Sepanjang perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun ini, saham JPFA telah turun 48,7% menjadi Rp477 per unit pada 3 November 2015, dari Rp930 per unit pada 2 Januari 2015. Pada transaksi, Rabu (4/11) saham JPFA naik Rp12 menjadi Rp489.