BPS: Oktober Terjadi Deflasi Sebesar 0,08%
Pasardana.id - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pada Oktober 2015 terjadi deflasi sebesar 0,08%. Itu berarti, telah terjadi deflasi selama dua bulan berturut-turut setelah bulan September 2015 lalu juga terjadi deflasi sebesar 0,05%. Demikian, dikemukan oleh Suryamin, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) dalam siaran pers di Jakarta, Senin (2/11).
Deflasi pada Oktober terjadi, menurut Suryamin, karena harga barang kelompok pengeluaran mengalami penurunan jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
"Harga bahan makanan turun 1,06% pada Oktober 2015," kata Suryamin dalam siaran persnya.
Suryamin menambahkan, komoditas dalam kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan harga terbesar pada Oktober 2015 yaitu cabe merah, daging ayam ras, cabai merah, bawang merah, bensin, telur ayam ras, cabai rawit, telur ayam ras, jengkol, kacang panjang, ketimun, cabai hijau, tarif listrik, bahan bakar rumah tangga, dan besnin.
Dari 82 kota di Indonesia yang disurvei BPS, lanjut Suryamin, tercatat 44 kota mengalami deflasi dan 38 kota mengalami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan, Bangka Belitung sebesar 1,95% dan deflasi terendah di Padangsidimpuan, Sumatera Barat seebsar 0,01%. Adapun inflasi tertinggi terjadi di Manado, Sulawesi Utara sebesar 1,49% dan terendah di Daerah Istimewa Yogyakarta, sebesar 0,01%.
Suryamin mengemukakan, untuk tahun kalender, Januari-Oktober 2015, secara kumulatif terjadi inflasi sebesar 2,16%. Sementara jika dihitung berdasarkan periode Oktober 2014-Oktober 2015 maka terjadi inflasi sebesar 6,25%.

