ANALIS MARKET (12/6/2025): Ada Potensi Peningkatan Demand SBN Berdenominasi Rupiah

foto: ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) mengalami penguatan pada sesi perdagangan kemarin.  

Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0104) turun sebesar 2 basis poin ke level 6,30%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0103) turun sebesar 4 bp ke level 6,72%.  

Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) turun sebesar 2 bp ke level 6,75%.  

Level yield curve SUN 10-tahun saat ini masih in line dengan estimated range di minggu ini, yaitu di kisaran 6,70-6,83%.  

Sedangkan volume transaksi SBN secara outright traded tercatat sebesar Rp26.8 triliun kemarin, lebih rendah dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp31.0 triliun.  

PBS030 dan FR0107 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing - masing sebesar Rp3909 triliun dan Rp3217 triliun.

Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp1776 triliun. 

Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menguat tipis 0,09%, bergerak dari level Rp16.275/US$ di hari Selasa menjadi Rp16.260/US$ kemarin. 

Dari eksternal, US Bureau of Labor Statistics melaporkan bahwa inflasi Amerika Serikat untuk Mei 2025 CPI meningkat sebesar 0,1% secara bulanan, melambat dari laju peningkatan 0,2% pada April.  

Angka tersebut lebih rendah dari proyeksi sebesar 0,2% oleh para ekonom yang disurvei Reuters.  

Secara tahunan, laju headline inflation sedikit meningkat menjadi 2,4%—kenaikan pertama dalam empat bulan terakhirnamun masih sedikit di bawah ekspektasi para ekonom sebesar 2,5%.  

Core CPI, yang tidak mencakup harga pangan dan energi, juga meningkat sebesar 0,1%, melambat dari 0,2% pada bulan sebelumnya.

Angka tersebut juga di bawah ekspektasi ekonom sebesar 0,2%.  

Laju core inflation tercatat sebesar 2,8% secara tahunan. 

Indikator global menunjukkan sentimen yang positif bagi pasar obligasi, terlihat dari penurunan yield US Treasury (UST) dan Credit Default Swap (CDS) Indonesia.  

Yield curve UST 5-tahun turun sebesar 6bp menjadi 4,02% dan yield curve UST 10-tahun turun sebesar 6bp menjadi 4,41%.  

Sementara itu, CDS 5-tahun Indonesia turun sebesar 1bp menjadi 73bp. Level CDS tersebut merupakan yang terendah sejak Februari 2025.  

Trend penurunan CDS mengindikasikan meningkatnya confidence para investor terhadap credit worthiness Indonesia.  

Dengan mempertimbangkan kondisi pasar di atas, BNI Sekuritas melihat adanya potensi demand yang meningkat terhadap instrumen SBN berdenominasi Rupiah. Berdasarkan valuasi yield curve, BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0099, FR0052, FR0068, FR0080, FR0106,” sebut Amir Dalimunthe selaku Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas dalam riset Kamis (12/6).