ANALIS MARKET (14/8/2024) : Ada Potensi Demand Terhadap SBN Berdenominasi Rupiah

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) mengalami penguatan pada perdagangan kemarin (13/8).

Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0101) turun sebesar 3 basis poin ke level 6,60%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0100) turun sebesar 1 basis poin menjadi 6,77%. Sementara data Bloomberg menunjukkan, level yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) turun sebesar 1 basis poin menjadi 6,78%.

“Level yield curve SUN 10-tahun saat ini masih in line dengan estimated range kami untuk minggu ini, yaitu di kisaran 6,71-6,92%,” sebut analis BNI Sekuritas dalam riset Rabu (14/8).

Sedangkan Volume transaksi SBN secara outright traded tercatat sebesar Rp20,2 triliun kemarin, lebih tinggi dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp13,8 triliun.

FR0100 dan FR0098 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing - masing sebesar Rp2,7 triliun dan Rp2,2 triliun.

Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp605,1 miliar.

Di sisi lain, data DJPPR menunjukkan total incoming bid pada lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) kemarin mencapai Rp17,97 triliun, lebih rendah dibandingkan dengan lelang SBSN sebelumnya pada 31 Juli 2024 yang mencapai Rp24,7 triliun.

Dari ketujuh seri yang ditawarkan, total amount awarded oleh Pemerintah sebesar Rp8 triliun, sesuai dengan target indikatif.

Selain itu, data Bloomberg menunjukkan, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menguat sebesar 0,77%, bergerak dari level Rp15.955/ US$ di hari Senin menjadi Rp15.833/US$.

Sementara itu, dari eksternal, Indeks Harga Produsen (PPI) di Amerika Serikat mengalami peningkatan tipis sebesar 0,1% pada bulan Juli, lebih rendah dari perkiraan kenaikan 0,2% oleh ekonom yang disurvei oleh Reuters.

Secara tahunan, PPI meningkat sebesar 2,2%, yang menunjukkan perlambatan dibandingkan dengan laju peningkatan sebesar 2,7% pada bulan Juni 2024.

Adapun indikator global menunjukkan sentimen yang positif, tergambar dari penurunan yield US Treasury (UST) dan level Credit Default Swap (CDS) Indonesia.

Yield curve UST 5-tahun turun sebesar 7 bp menjadi 3,68%, dan yield curve UST 10-tahun turun sebesar 5 bp menjadi 3,85%.

Sementara CDS 5-tahun Indonesia turun sebesar 1 bp menjadi 78 bp.

“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang didiskusikan di atas, kami melihat adanya potensi demand terhadap instrumen SBN berdenominasi Rupiah. Berdasarkan valuasi yield curve, kami memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0081, FR0090, FR0071, FR0087, FR0085, FR0073, FR0054, FR0058, FR0096, FR0065, FR0068,” sebut analis BNI Sekuritas dalam riset Rabu (14/8).