ANALIS MARKET (12/2/2025): IHSG Diperkirakan Cenderung Tertekan

foto: ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian FAC Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan kemarin (11/02), IHSG ditutup melemah - 116,15 poin (-1,75%) ke level 6.531,99.

Selama lima hari berturut-turut, IHSG mengalami penurunan sekitar -7,9%.

Penurunan ini terutama disebabkan oleh melemahnya saham-saham berkapitalisasi besar dan keluarnya dana asing dari pasar saham domestik.

Dari sisi internal, Bank Indonesia (BI) mengumumkan bahwa indeks keyakinan konsumen (IKK) masih berada pada level optimis, meskipun sedikit menurun dari 127,7 pada Desember 2024 menjadi 127,2 pada Januari 2025.

Sementara itu, Wall Street tadi malam ditutup variatif, DJIA (+0,28%), S&P 500 (+0,04%), & Nasdaq (-0,36%).

Investor mempertimbangkan sikap hati-hati Ketua Fed Jerome Powell terhadap suku bunga dan tarif baru 25% dari Presiden Trump, yang memicu kekhawatiran akan potensi perang dagang.

Dalam kesaksiannya di Komite Perbankan Senat, Powell menegaskan kembali bahwa Fed tidak terburu-buru untuk menurunkan suku bunga, dengan alasan ekonomi yang kuat dan inflasi yang terusmenerus di atas target 2%.

Di sisi lain, tarif Trump meningkatkan saham baja dan aluminium AS, termasuk Cleveland-Cliffs (+4,9%), Nucor (+0,6%), dan Alcoa (+0,7%). Apple naik +2,2% setelah berita kemitraan AI dengan Alibaba, sedangkan Tesla turun -6,3%.

“Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan cenderung tertekan seiring berlanjutnya tekanan jual investor asing pada saham berkapitalisasi besar,” sebut analis FAC Sekuritas dalam riset Rabu (12/2).