ANALIS MARKET (04/12/2024): IHSG Masih Mengayun Bullish

Pasardana.id – Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Rabu (25/12/03) meskipun saham-saham teknologi tertekan oleh melemahnya saham Microsoft di tengah kekhawatiran atas perlambatan permintaan AI.

S&P 500 naik 0,3%, Dow Jones menguat 0,9%, sementara Nasdaq hanya naik tipis 0,2% karena tekanan di sektor Teknologi dan Utilitas.

Russell 2000 kembali menunjukkan kinerja yang lebih baik dengan kenaikan hampir 2%, melanjutkan rotasi investor ke saham-saham berkapitalisasi kecil setelah data ketenagakerjaan yang lebih lemah meningkatkan keyakinan akan penurunan suku bunga oleh The Fed.

Pergerakan saham yang signifikan antara lain Microchip Technology yang melonjak 12% setelah menaikkan proyeksi pendapatannya, Tesla yang menguat di tengah rencana pemerintahan Trump untuk mempercepat industri robotika, sementara Microsoft turun 2,5%.

Pembelian institusional yang sangat kuat terlihat dalam data BofA, dengan arus masuk yang besar ke ETF dan saham tunggal menandai salah satu minggu pembelian terkuat sejak krisis keuangan.

SENTIMEN PASAR: Data Perubahan Ketenagakerjaan ADP menunjukkan penggajian swasta AS turun sebesar 32.000 pada bulan November, dibandingkan ekspektasi untuk peningkatan sebesar 5.000, memicu kekhawatiran bahwa pasar tenaga kerja memasuki fase pelemahan yang lebih dalam. Analis menilai bahwa penurunan tersebut dipimpin oleh usaha kecil dan mencerminkan kehati-hatian perusahaan di tengah lingkungan makro yang tidak menentu. ADP, yang sebelumnya dianggap kurang relevan, telah kembali menjadi fokus setelah penutupan pemerintah. Probabilitas pemotongan suku bunga Fed sebesar 25bps pada Pertemuan FOMC pada tanggal 09-10 Desember meningkat menjadi sekitar 89%, memperkuat ekspektasi penguatan momentum stimulus moneter.

PENDAPATAN TETAP & MATA UANG: Imbal hasil obligasi AS menurun setelah data tenaga kerja yang lebih lemah. Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun turun 2,9bps menjadi 4,059%, sementara imbal hasil obligasi bertenor 2 tahun turun 3bps menjadi 3,489%. Penurunan tajam terjadi pada imbal hasil T-Bill 1 bulan, yang anjlok hampir 8bps menjadi 3,77% dan telah turun 25bps sejak Jumat, yang menunjukkan bahwa pasar telah sepenuhnya memperhitungkan penurunan suku bunga minggu depan.

-Di sisi mata uang, Dolar melemah untuk sesi kesembilan berturut-turut terhadap mata uang utama, sementara Euro mencapai titik tertinggi 6 minggu di 1,1668 didorong oleh ekspansi aktivitas bisnis Zona Euro. Dolar melemah terhadap Yen menjadi 155,23, sementara Yuan terus menguat menjadi 7,07 / Dolar.

PASAR EROPA & ASIA: Pasar Asia bergerak beragam, dengan Nikkei naik 1,6% dan KOSPI naik 1,3% mengikuti angin penolong Wall Street, sementara Hang Seng turun lebih dari 1% dan CSI 300 dan Shanghai Composite diperdagangkan datar karena perlambatan PMI jasa yang turun menjadi 52,1. Australia melaporkan pertumbuhan PDB sebesar 0,4% QoQ dan 2,1% YoY, tertinggi dalam dua tahun, meskipun hambatan inventaris membebani momentum triwulanan. Analisis makro Tiongkok menunjukkan Yuan telah terapresiasi 3% sejak April dan diproyeksikan menguat menjadi 6,60 pada tahun 2026 tanpa menghambat ekspor. Berdasarkan REER, Yuan berada pada level terendah dalam 15 tahun, turun hampir 20% sejak 2022, sementara volume ekspor Tiongkok telah meningkat 40% sejak 2019 berkat produksi skala besar pada EV, tenaga surya, dan baterai, yang membuat sensitivitas ekspor terhadap nilai tukar sangat rendah. Di Eropa, STOXX 600 naik 0,13%, DAX naik 0,59%, sementara FTSE 100 turun 0,1%. Presiden ECB Christine Lagarde menyatakan bahwa inflasi Zona Euro akan bertahan di dekat target 2% selama beberapa bulan mendatang, sementara data inflasi sedikit naik menjadi 2,2%.

KOMODITAS: Harga minyak menguat karena rendahnya kemungkinan perjanjian damai Rusia–Ukraina jangka pendek. Brent naik 0,35% menjadi 62,67 Dolar/barel dan Harga minyak mentah WTI AS naik 0,53% menjadi 58,95 Dolar. Data EIA menunjukkan persediaan minyak mentah meningkat 574.000 barel, stok bensin naik 4,52 juta barel, dan distilat naik 2,1 juta barel, menambah kekhawatiran kelebihan pasokan. Namun, pasar tetap sensitif terhadap risiko geopolitik, termasuk serangan Ukraina terhadap fasilitas ekspor minyak dan kapal tanker Rusia di Laut Hitam serta peringatan dari Putin bahwa Rusia akan mengambil tindakan terhadap negara-negara yang membantu Ukraina.

-Harga emas spot stabil di 4.207,59 Dolar/ons di tengah konsolidasi harga di atas level 4.000; sementara itu, Yardeni Research mempertahankan proyeksi jangka panjangnya bahwa harga emas akan mencapai 10.000 Dolar pada tahun 2029, sementara S&P 500 menuju 10.000. Di sisi lain, tembaga LME melonjak 3% ke rekor 11.540 Dolar/ton.

KETEGANGAN GEOPOLITIK: Upaya diplomatik AS–Rusia kembali terhenti setelah pertemuan 5 jam antara Putin dan utusan AS Steve Witkoff dan Jared Kushner gagal menghasilkan kesepakatan.

Trump menggambarkan pertemuan itu "cukup baik", tetapi mengakui adanya ketidakpastian atas arah negosiasi. Proposal perdamaian berisi 28 poin tersebut menjadi kontroversial karena dianggap terlalu menguntungkan Rusia, termasuk konsesi teritorial, pembatasan militer, dan penghentian aspirasi Ukraina untuk bergabung dengan NATO. Ukraina dan sekutu Eropa menolak proposal tersebut, dan diskusi baru antara AS dan Ukraina sedang berlangsung untuk merevisi kerangka kerja tersebut. Ketidakpastian ini terus mempertahankan risiko pasokan minyak dan meningkatkan ketegangan geopolitik.

REGULASI & KEBIJAKAN: Trump menyatakan akan mengumumkan kandidat pengganti Jerome Powell sebagai Ketua The Fed pada awal 2026, dengan Kevin Hassett dilaporkan sebagai kandidat terdepan.

AGENDA EKONOMI HARI INI: Penjualan Ritel Zona Euro (Oktober). Klaim Pengangguran Mingguan AS. Barang Tahan Lama AS (September).

INDONESIA: Diskusi di Komisi XI DPR RI memanas setelah BEI mengungkapkan simulasi peningkatan persyaratan minimum saham beredar bebas yang dapat mencapai Rp1.424 triliun jika dinaikkan menjadi 30%, menggambarkan konsekuensi besar bagi ratusan perusahaan tercatat dan struktur pasar. Dalam rapat yang sama, BEI juga memaparkan visi rencana induk 2026–2030 untuk menembus 10 bursa teratas dunia melalui akses pasar yang lebih demokratis, konektivitas internasional, IPO yang agresif, inovasi produk, dan diversifikasi sumber pendapatan. Sementara itu, data pasar modal menunjukkan kinerja yang sangat kuat, dengan IHSG menembus rekor tertinggi sepanjang masa sebanyak 22 kali pada tahun 2025, 21 kali di antaranya terjadi sejak Purbaya Yudhi Sadewa menjabat sebagai Menteri Keuangan—sementara penghimpunan dana mencapai Rp223 triliun dan jumlah investor mendekati 20 juta.

-Pengaturan pasar modal juga mengalami kemajuan dengan diterbitkannya Surat Edaran OJK 25/SEOJK.04/2025 yang menetapkan batas maksimum pemesanan ritel sebesar 10% dari total saham IPO untuk memastikan pemerataan distribusi, menggantikan peraturan tahun 2020 yang tidak mengatur batas kumulatif.

-Di sisi buruh, KSPI dan Partai Buruh menolak usulan kenaikan upah minimum provinsi (UMP) sebesar 4,3% tahun 2026 karena dianggap cacat substantif, tidak dilakukan melalui perundingan tripartit, dan berpotensi menyebabkan stagnasi upah di kawasan industri utama. Mereka memandang formula alpha pemerintah terlalu rendah dan mengusulkan kenaikan alternatif sebesar 6–7% atau penerapan alpha 0,7–0,9 jika formula tersebut tetap digunakan.

INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN: Meskipun sempat menguat pada Sesi 1 dan bahkan mencetak rekor tertinggi intraday baru di 8.669,19, IHSG akhirnya ditutup di teritori negatif, melemah tipis 5,26 poin / -0,06% ke level 8.611,79, sebagian karena aksi jual bersih asing sebesar Rp229,6 miliar (pasar RG). Di sisi lain, Rupiah terlihat sedikit menguat di kisaran 16.615 akibat tren pelemahan USD.

“Kami memandang hal ini sebagai konsolidasi ringan, yang merupakan hal yang wajar setelah IHSG baru-baru ini mencapai targetnya di kisaran level 8.600, dan posisi IHSG masih jauh di atas support pertama: MA10 / 8.535, sehingga tren naik masih relatif utuh,” sebut analis Kiwoom Sekuritas dalam riset Kamis (04/12).