ANALIS MARKET (07/11/2024) : Ada Potensi Peningkatan Volatilitas Harga dan Yield SBN Berdenominasi Rupiah

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) ditutup melemah pada sesi perdagangan kemarin.

Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0101) naik sebesar 14 basis poin menjadi 6,76%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0100) naik sebesar 7 basis poin ke level 6,77%.

Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) naik sebesar 2 bp menjadi 6,77%.

Level yield curve SUN 10-tahun saat ini masih in line dengan estimated range di minggu ini, yaitu di kisaran 6,68%-6,96%.

Sedangkan volume transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp20,5 triliun kemarin, lebih tinggi dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp15,8 triliun.

FR0103 dan FR0101 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing - masing sebesar Rp4,3 triliun dan Rp3,5 triliun.

Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp1,9 triliun.

Adapun data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS melemah 0,53%, bergerak dari level Rp15.749/US$ di hari Selasa menjadi Rp15.833/US$.

Dari eksternal, Donald Trump dan Partai Republican memenangkan US Presidential Election yang diselenggarakan pada 5 November 2024.

Per Kamis pagi WIB, data dari AP menunjukkan bahwa Trump memperoleh electoral vote sebesar 295 vote, melampaui batas 270 vote yang dibutuhkan untuk memenangkan pemilu presiden.

Partai Republican juga memenangkan kendali di Senate dengan 52 seats, di atas angka 50 seats untuk mencapai mayoritas.

Sementara untuk House of Representatives, Partai Republican masih unggul dengan 205 seats, namun masih di bawah 218 seats yang dibutuhkan untuk mencapai mayoritas.

Dengan Partai Republican memegang kendali yang cukup kuat di Congress, Trump kemungkinan besar akan mendapatkan dukungan yang kuat untuk melaksanakan program-programnya. 

Indikator global menunjukkan sentimen yang cenderung negatif bagi pasar obligasi, terlihat dari lonjakan yang terjadi pada yield US Treasury (UST).

Yield curve UST 5-tahun meningkat sebesar 11bp menjadi 4,27%, dan yield curve UST 10-tahun meningkat sebesar 16bp menjadi 4,42%.

Sementara itu, Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia turun sebesar 1bp menjadi 72bp.

US Federal Reserve telah memulai FOMC Meeting yang akan berlangsung selama dua hari.

Para market participants menanti view terkini the Fed terkait arah kebijakan moneter kedepan.

“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang didiskusikan di atas, BNI Sekuritas melihat adanya potensi peningkatan volatilitas harga dan yield instrumen SBN berdenominasi Rupiah. Berdasarkan valuasi yield curve, BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0071, FR0101, FR0096, FR0080, FR0072, FR0075, FR0098,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Kamis (07/11).