ANALIS MARKET (01/10/2024) : IHSG Berpotensi Sedikit Rebound dari Posisi MA50

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Riset harian NH Korindo Sekuritas menyebutkan, Indeks ekuitas global MSCI turun pada hari Senin (30/9) dan US DOLLAR naik setelah Chairman Federal Reserve JEROME POWELL meredam harapan untuk pemotongan suku bunga besar selanjutnya, sementara futures MINYAK berakhir datar setelah sesi yang volatile imbas kekhawatiran mengenai eskalasi KONFLIK TIMUR TENGAH.

Perdagangan saham langsung bergejolak setelah Powell mengisyaratkan bahwa bank sentral AS tidak terburu-buru untuk menurunkan suku bunga.

Sementara beberapa investor bertaruh pada pelonggaran yang lebih signifikan, Powell menunjukkan bahwa The Fed akan melakukan dua pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin tahun ini jika ekonomi berkembang seperti yang diharapkan.

Saat ini para investor melihat kemungkinan 36,7% untuk pemotongan suku bunga 50 basis poin pada FOMC MEETING bulan November, turun dari 53,3% pada hari Jumat, demikian menurut pembacaan terbaru pada CME FedWatch.

Untungnya S&P 500 dan DJIA masih bisa ditutup menguat pada rekor penutupan tertinggi di hari terakhir Q3 ketika banyak investor / trader melakukan adjustment terakhir pada portofolio mereka. Dow Jones Industrial Average naik tipis 17,15 poin, atau 0,04%, menjadi 42.330,15, S&P 500 menguat 0,42%, dan NASDAQ Composite terapresiasi 0,38%.

Untuk bulan SEPTEMBER, S&P 500 melonjak 2,01% dan untuk kuartal tiga meroket 5,53%. Indeks saham MSCI global turun 0,21% pada perdagangan Senin kemarin (30/09/24) .

Untuk bulan September, MSCI global mencatatkan kenaikan sekitar 2% dan untuk kuartal ketiga 2024 membukukan penguatan sekitar 6%.

US MARKET SENTIMENT: Selain angka-angka PMI yang akan muncul dari S&P GLOBAL dan ISM, JOLTS Job Openings (Aug) pastinya akan membuka pekan data ketenagakerjaan AS untuk laporan bulan September.Diperkirakan tercipta lowongan pekerjaan sebesar 7.64 juta di bulan Sept, kurang lebih masih setara dengan angka bulan sebelumnya.

KOMODITAS: Harga minyak acuan BRENT merosot 9% pada bulan Sept, mencatat penurunan bulanan terbesar sejak November 2022 dan penurunan triwulanan terbesar dalam setahun, anjlok 17% pada kuartal ketiga, akibat kekhawatiran permintaan global yang lesu mengalahkan spekulasi bahwa perang Gaza akan mengurangi supply. Selain komentar dari The Fed, para trader juga memantau eskalasi PERANG TIMUR TENGAH dan kerusakan akibat Badai Helene, serta ancaman pemogokan pekerja pelabuhan AS dan berita stimulus dari China. Pasukan Israel diketahui semakin intens melakukan gempuran di sejumlah wilayah Lebanon dalam sepekan terakhir. Israel telah memperluas serangannya yang mencakup Lebanon serta Jalur Gaza serta menargetkan sekutu regional Iran, Hizbullah. Harga US WTI anjlok 7% pada bulan September dalam penurunan bulanan terbesar sejak Oktober 2023, merosot 16% dalam penurunan triwulanan terbesar sejak kuartal ketiga 2023. Di sudut komoditas lain, harga EMAS turun, mengambil jeda setelah reli bersejarah yang didorong oleh pelonggaran kebijakan moneter AS dan ketegangan Timur Tengah yang meningkat; menempatkannya di jalur kenaikan triwulan terbesar sejak awal 2020, melesat hampir 13% selama Q3. Adapun Emas menutup bulan September dengan bersinar cemerlang 4.4%.

MARKET ASIA & EROPA: Saham-saham reli tajam di bursa HONG KONG & CHINA setelah digelarnya putaran stimulus terbaru dari China. Langkah-langkah stimulus pemerintah China yang diumumkan pekan lalu terus mendongkrak pasar saham mereka, di mana indeks CSI300 saham unggulan ditutup naik 8,5%, kenaikan harian terbesar sejak 2008, menambah kenaikan 25% dalam lima sesi perdagangan terakhir.

– Bicara mengenai data PMI, CHINA mengawalinya dengan berjuang sekuat tenaga bertahan di wilayah ekspansi pada angka 50.4 untuk Chinese Composite PMI (Sept), didukung oleh sektor Manufaktur yang kian membaik, mendukung sektor Jasa yang bertahan mati-matian di border ekspansi (angka 50). Menurut data Caixin, bahkan kedua front tsb terlihat menurun serta kesulitan untuk mempertahankan posisi seperti bulan sebelumnya.

– INGGRIS laporkan GDP 2Q di angka 0.5% qoq dan 0.7% yoy, keduanya lebih rendah dari ekspektasi.

– JERMAN telah merilis angka perkiraan awal CPI (Sept) di mana Inflasi sepertinya bisa terlihat aman terkendali di bawah forecast 1.7% yoy dan 0.1% mom.

– JEPANG: CITI GROUP punya keyakinan bahwa saham Jepang yang tengah terpuruk akhir-akhir ini imbas kenaikan Shigeru Ishiba ke posisi Prime Minister Jepang merupakan sentimen buruk bagi pasar saham, dianggap sebagai kesempatan untuk membeli saat harga sedang turun; secara sejarah mencatat bahwa guncangan pasar saham yang disebabkan issue politik ini tidak akan bertahan lama.

CURRENCY & FIXED INCOME: US DOLLAR naik setelah nada Powell yang lebih hawkish membuat para trader mengurangi taruhan untuk pemotongan suku bunga besar pada bulan November. DOLLAR INDEX (DXY), yang mengukur kekuatan greenback terhadap sekeranjang mata uang termasuk Yen dan Euro, naik 0,32% menjadi 100,76. Euro turun 0,27% pada USD 1,1133, sementara terhadap Yen Jepang, Dollar menguat 1% menjadi 143,61. Di pasar US TREASURY, imbal hasil obligasi acuan AS tenor 10 tahun naik 3,6 basis poin menjadi 3,785%, dari 3,749% pada akhir Jumat. Imbal hasil obligasi tenor 2 tahun, yang biasanya bergerak seiring dengan ekspektasi suku bunga, naik 7,4 basis poin menjadi 3,637%, dari 3,563% pada akhir Jumat. Dan bagian dari kurva imbal hasil US Treasury yang diawasi ketat, yang  mengukur kesenjangan antara yield obligasi 2 dan 10 tahun sebagai indikator ekspektasi ekonomi, berada pada tingkat positif 14,6 basis poin.

INDONESIA: Fokus para pelaku pasar hari ini akan didominasi oleh data INFLASI (Sept) , dibandingkan dengan angka Aug 2.12%. Pagi ini data Manufacturing PMI Indonesia telah dirilis, membaik untuk bulan Sept pada 49.2, dibanding bulan August lalu yang anjlok ke 48.9.

IHSG untuk sebulan terakhir malah tergerus turun 2.17%, walau kuartal 3 masih membukukan performance hijau 5.44%. Asing net buy sebulan terakhir IDR 7.02 triliun, dan sepanjang Q3 mereka telah menabung saham Indonesia sebesar IDR 24.37 triliun, menurut angka RG market. Despite capital outflow yang terjadi belakangan ini, Foreign Net Buy sepanjang tahun 2024 masih tersisa IDR 4.13 triliun (RG market). Seperti telah diduga, IHSG lanjutkan konsolidasi pada perdagangan Senin dan saat ini telah mendarat di Support MA50 yang bisa dibilang cukup kritikal. Selangkah lagi IHSG mencapai Support jangka menengah sekitar 7500 yang akan sangat menentukan kelangsungan uptrend channel ini. 

Analis NH Korindo Sekuritas menyarankan para investor / trader untuk WAIT & SEE dulu memantau kekuatan IHSG menguji Support ini.

“IHSG berpotensi sedikit Rebound dari posisi MA50,” sebut analis NH Korindo Sekuritas dalam riset Selasa (01/10)