Kewajiban Jangka Pendek Lebih Besar Dari Aset, Akuntan Ragukan Kelangsungan Usaha WSBP

Pasardana.id - PT Waskita Beton Precast Tbk (IDX: WSBP) mengalami defisiensi modal sedalam Rp2,013 triliun pada tahun 2022.
Pada saat yang sama, kewajiban jangka pendek mencapai Rp6,522 triliun, sedangkan total aset hanya Rp5,963 triliun. Sehingga terdapat selisih Rp558,83 miliar.
Karena dua pos itu, Akuntan Publik pemeriksa laporan keuangan tahun 2022 meragukan signifikan atas kemampuan WSBP untuk mempertahankan kelangsungan usahanya.
Dalam catatan laporan keuangan tersebut, WSBP telah merencanakan melakukan efisiensi biaya dan optimalisasi belanja modal, menyelesaikan sisa nilai kontrak tahun 2022 yang belum dikerjakan sebesar Rp1,1 triliun, mengejar nilai kontrak baru Rp3,8 triliun pada tahun 2023, dan melakukan konversi utang usaha dan obligasi ke ekuitas sesuai amanat putusan homologasi untuk memperbaiki ekuitas.
Padahal di akhir tahun 2022, WSBP membukukan laba bersih sebesar Rp675,76 miliar atau membaik dibanding tahun 2021 yang menderita rugi bersih sebesar Rp1,943 triliun.
Jika dirunut, pendapatan usaha naik 49,4 persen menjadi Rp2,062 triliun yang ditopang peningkatan penjualan precast sebesar 20,9 persen menjadi Rp830,93 miliar.
Bahkan pendapatan jasa konstruksi melonjak 2,03 persen menjadi Rp820,44 miliar. Tapi penjualan readymix dan quarry menyusut 2,8 persen menjadi Rp410,79 miliar.
Sayangnya, beban pokok pendapatan membengkak 63,7 persen menjadi Rp1,757 triliun. Dampaknya, laba kotor menyusut 0,6 persen menjadi Rp304,22 miliar.
Menariknya, pendapatan lain-lain bersih terbang 2.147 persen menjadi Rp2,405 triliun.
Angka itu berasal dari keuntungan modifikasi utang senilai Rp2,435 triliun.
Alhasil, laba sebelum beban keuangan dan pajak sebesar Rp1,127 triliun, sedangkan tahun 2021 menderita rugi sebesar Rp1,326 triliun.